Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2014

Kartu Oyster Untuk Jalan Jalan di London

Kalo riset jalan-jalan di London kartu Oyster sering disebut-sebut. Jadi kali ini sebelum aku dan Wawa jalan ke London, aku pun sempatkan diri untuk ngecek apa sih yang menarik di London. Sebenarnya kali ini ke London bukanlah untuk bersenang-senang. Kakak iparku menderita kanker stadium lanjut jadi kita putuskan untuk menengok. Tapi dasarnya memang pengen jalan-jalan, jadi walaupun rencana tinggal seminggu, aku putuskan untuk riset sedikit mengenai London. Kalo memang niatnya ke London sebagai turis, aku pikir kartu Oyster itu penting. Soalnya dengan kartu tersebut, kita ngga perlu cari tau berapa harga tiket bis, tram atau pun subway (di London namanya Tube). Tinggal tempelkan kartu tersebut dan kita bisa langsung melenggang lewat. Terlebih kalo beli tiket sekali jalan untuk Tube tuh rada ribet. Mana harganya untuk jalur yang sama bisa berbeda tergantung jamnya. Kalo lagi jam rame sebangsa jam pergi/pulang kantor harganya beda tuh. Lagipula dengan menggunakan kartu Oyster, harga

Terbang Bersama Virgin Atlantic

Paket mungil dari Virgin Atlantic Biasanya untuk balik ke Indonesia, aku naik Singapore Airlines atau United Airlines atau pernah juga dengan Japan Airlines. Tapi kali ini untuk perjalanan ke London, aku naik Virgin Atlantic. Dengar-dengar sih mereka lumayan bagus pelayanannya. Feel Good Kit Paket mungil ini dibagikan sewaktu kita duduk manis di pesawat. Isinya sedikit lebih banyak daripada Singapore Airlines. Paket mungil ini isinya sepasang kaus kaki, sikat gigi, odol, pen, penutup mata, penutup telinga (supaya ngga tersumbat karena perbedaan tekanan udara) dan stiker. Kalo ngga kepake boleh dikembalikan ke mereka. Paket mungil tampak bagian belakang

Restoran Indonesia di Eindhoven, Belanda

Soto ayam - rada polos dan ngga dikasih jeruk nipis Begitu mendapat ajakan untuk jalan ke Eindhoven, aku langsung merujuk ke Yelp  untuk mencari tau apakah ada restoran Indonesia di daerah tersebut. Soalnya sudah beberapa kali selama di Amrik, aku disampiri orang dan diajak ngobrol begitu mereka tau bahwa aku dari Indonesia. Pertama oleh sepasang orang tua dari Belanda yang dulunya pernah tinggal di daerah Bandung. Dan baru-baru ini oleh seseorang yang pamannya tinggal di Belanda dan doi tau sedikit bahasa Indonesia. Berbekal pengetahuan tersebut aku pikir pasti lumayan banyak orang Indonesia atau orang Belanda yang suka makanan Indonesia. Dan ternyata benar adanya. Untuk sebuah kota kecil ukuran Eindhoven, ternyata terdapat sekitar 3 restoran Indonesia. Lebih banyak dari daerah tempat tinggalku di Amrik yang cuma terdapat 1 restoran Indonesia.