Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2015

Selamat Tahun Baru 2016

Semoga tahun 2016 membawa kedamaian bagi kita semua. Amin.

Jalan-jalan ke Los Angeles di hari Natal

Pemandangan matahari terbit - jalan sepi banget Natal tahun ini aku dan Wawa ngga pergi nonton bioskop seperti tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini kita bangun pagi-pagi terus nyetir ke Los Angeles. ha..ha.. Booking lewat Airbnb Planningnya memang rada dadakan. Suatu hari kira-kira 2 minggu sebelum Natal kita lagi ngobrol pagi-pagi dan tau-tau tercetus ide untuk jalan ke Los Angeles. Habis itu langsung deh berburu hotel. Tapi hotel yang kita sering tinggal dulu ternyata sudah penuh. Langsung aku liat Airbnb setelah menimbang-nimbang akhirnya kita putuskan untuk sewa sebuah kamar di daerah Arcadia. Masih lumayan dekat ke hotel yang kita biasa tinggal sehingga kita udah kenal dengan daerahnya. Lumayan hemat deh. Sekedar perbandingan, hotel yang dulu kita tinggal adalah Best Western, harganya sekarang USD100 semalam. Sedangkan lewat Airbnb kita dapat 2 malam seharga USD135.

Hari Terakhir di KL

Bakmi hakka Bangun pagi langsung berasa lapar karena malam sebelumnya cuma makan rujak. ha..ha..  Terus beres-beres dan keluar cari makan. Hotel kita sebenarnya ada kayak restoran mungil tapi lagi ngga mood makan roti panggang gitu. Namanya juga di Malaysia pengen makanan khas situ donk. Jadi keluar hotel belok kiri terus blusuk lewat trotoar yang sebagian tertutup karena konstruksi MRT yang sedang berlangsung di daerah Bukit Bintang. Muncul lagi di Jalan Bukit Bintang celingukan kiri kanan melihat pilihan yang ada. Tapi kebanyakan toko masih tutup sedangkan yang buka kebanyakan jualan makanan Timur Tengah. Kita ngga terlalu tertarik tuh.

Thai Jim Jum - Jakarta, Indonesia

Cah buncis Pas balik dari Penang langsung dijemput teman dan diajak makan di daerah yang lagi hip sekarang ini yaitu PIK alias Pantai Indah Kapuk. Udah lama banget aku ngga menapakkan kaki di PIK dan tempatnya beda banget dan rame bener alias macet. Nama restonya Thai Jim Jum dan makanan khasnya adalah shabu shabu ala Thai yang lazim disebut jim jum. Tapi berhubung kita lagi ngga niat maka kita cuma pesan makanan biasa. Babi goreng merupakan salah satu keahlian mereka dan juga ayam goreng bungkus daun pandan. Jadi kita pun pesan babi goreng tengah hari, ayam goreng bungkus daun pandan, babi panggang, salad kaki ayam, cah buncis dan salad pepaya muda.

Hotel Capitol - Kuala Lumpur

Karena kuatir melek semalaman kalo nginep di Hotel Ansa lagi maka kita memutuskan untuk booking hotel lain untuk malam terakhir di Kuala Lumpur. Pilihan jatuh ke Hotel Capitol. Dan mungkin karena hari Senin makanya harganya pun lebih murah. Pas lagi cek-in aku udah wanti-wanti sama Wawa untuk minta kamar di lantai atas biar ngga berisik. Tapi hotel ini menghadap jalanan kecil bukan jalan Bukit Bintang jadi lebih lumayan. Dan kita dikasih kamar di lantai 7 dengan pemandangan ke Sungei Wang Plaza (atapnya doank sih) ha..ha..

Hari Ketiga di KL : Ke Bukit Bintang Lagi

Berhubung sang teman harus dinas keluar kota, aku dan Wawa memutuskan untuk balik ke Bukit Bintang. Jadilah kita dadakan pesan kamar lewat Agoda. Esok harinya kita beberes dan udah mau pamitan ke stasiun kereta. Tapi sang punya rumah memaksa untuk nganterin sekalian makan nasi lemak dulu. Nasi lemak ??  Boleh juga. Village Park Restaurant Lokasinya di deretan ruko gitu. Pas kita masuk udah ada antrian untuk bayar. Padahal belum jam makan siang lho. Tempatnya rada mungil jadi kita duduk di sebelah etalase pajangan masakan sebangsa rumah makan Minang gitu. Udah gitu ada mas-mas yang gedebak gedebuk motong ayam goreng. Wah bener-bener bikin laper. Rupanya kita boleh pesan nasi lemak ayam goreng atau pesan nasi lemak polos dengan sambal dan pilih lauk sendiri. Kita sempat nyobain ayam gorengnya dan ayam kari. Tapi terus terang, nasi lemak polos dengan sambal dan ketimun udah top banget deh. Village Park Restaurant 5, Jalan SS 21/37, Damansara Utama, 47400 Petaling Jay

Hari kedua Kuala Lumpur : Istirahat dulu ah

Hari kedua kita bangun pagi karena selain karena musik disko sepanjang malam dari jalan Bukit Bintang di bawah. Tapi memang kita niat untuk ketemu seorang teman yang akan cabut hari itu. Jadi bela-belain cek-out jam 6 pagi dan cari taksi untuk sowan ke rumah teman. Lucunya si oom supir taksi ngga punya GPS jadinya aku pake google maps di hp-ku untuk nunjukkin jalan pas udah dekat. Untung ada beli kartu SIM Digi. ha..ha.. Sampai di rumah teman langsung kita disambut dengan makanan pagi di sebuah kedai kopi dekat rumah mereka. Karena sibuk ngobrol, aku ngga ambil foto. Siangnya kita dijamu di sebuah rumah makan seafood di daerah Klang. Letaknya rada keluar kota dari Kuala Lumpur dan berhubung malam sebelumnya rada kurang tidur, aku langsung gelepek. Bangun-bangun udah sampai restoran. Rada malu juga sih. Tapi Wawa juga bobo-an karena ngantuk. Jadi malunya bisa bagi-bagi.

Best Drama 2015 versi Lulu - Drama Korea

Setiap situs yang membahas drama Korea selalu ada versi best drama. Jadinya Lulu juga mau ikutan ah bikin best drama versi Lulu. *HEALER* Healer ini awal mulanya ngga langsung nendang. Jadi kayak mesin disel gitu. Harus dipanasin dulu. Tapi tahan2in aja sekitar 3 episode pertama habis itu dijamin nempel terus kayak perangko. Healer ini menceritakan seorang pemuda yang kerjaannya memenuhi pesanan dari pelanggan. Doi dipanggil Healer dan sesuai dengan tugasnya, identitasnya punya harus misterius dan tertutup. Suatu kali doi dibayar untuk menyelidiki seorang gadis Chae Young Shin. Ngga disengaja Healer melihat foto dirinya di kamar Chae. Ternyata Chae sedikit banyak mengetahui keberadaan Healer dan ingin mencari tau lebih banyak mengenai dirinya. Dari situ keduanya pun bertemu secara diam-diam. Healer ceritanya pacaran dengan Chae tapi tanpa menunjukkan identitas dirinya. Wah..pokoknya romantis dan misterius. Kayak film Spiderman gitu lho pake masker segala. Healer memiliki jal

Six Flying Dragons - drama Korea

Tadinya liat drama ini di salah satu situs mengenai drama Korea tapi kok kurang sreg ya. Pertama karena ini merupakan drama klasik gitu. Udah itu yang main adalah Yoo Ah In. Sorry ya para penggemar Yoo Ah In oppa. Bukannya doi ngga bagus mainnya tapi kurang sreg aja gitu. Tapi kemudian aku meliat salah satu komentar yang bilang bahwa drama ini wajib kudu ditonton. Jadinya rada penasaran juga ya. Apa benar nih ? Patokan yang biasa aku pegang adalah episode pertama. Kalo episode pertama mengigit berarti jalan terus dengan episode berikutnya. Kalo episode pertama cuma sedikit mengigit tapi kemudian lepas lagi berarti coba deh episode kedua. Kalo episode kedua masih juga ngga gigit berarti kaga ada harapan. Jangan dilanjutkan atau akan menyesal sudah membuang waktu dengan percuma. Nah, drama ini termasuk yang gigitannya kuat banget tuh. Ceritanya menarik, plotnya sepertinya bakal bisa berkembang dan agak susah ditebak. Yang ini penting soalnya bakal menentukan jalan ceritanya bakal

Ex Girlfriend Club - drama Korea

Sambil nungguin episode baru untuk Six Flying Dragon, aku iseng nonton drama ini soalnya ada Byun Yo Han sebagai salah satu pemeran utamanya. Untuk yang belum kenal setelah liat mukanya, doi nongol di drama Misaeng sebagai salah satu pegawai intern. Karakternya di drama tersebut sebagai seorang yang selalu santai, pekerja keras tetapi disalah gunakan oleh rekan kerjanya yang lebih senior. Pas lagi nonton Six Flying Dragons ternyata Byun juga muncul di situ. Di drama ini karakternya beda banget dengan Misaeng. Di Six Flying Dragons, doi bermain sebagai Ddang Sae yang semasa kecilnya penakut dan pemalu tetapi kemudian menjadi seorang jago pedang.

Ansa Hotel - Kuala Lumpur

Waktu aku ngebooking hotel ini namanya adalah Hotel Piccolo. Jadi sewaktu kita sampai di daerah Bukit Bintang dan ketemu hotel berdasarkan petunjuk dari Google tapi kok nama hotelnya beda ? Ternyata hotel tersebut baru ganti nama. Lokasi hotel sangat strategis di pusatnya Bukit Bintang di tengah-tengah berbagai pusat perbelanjaan dan cuma sekitar 7 menit jalan kaki dari stasiun monorail Bukit Bintang. Lobbynya sih ngga terlalu besar tapi termasuk bagus. Habis cek-in kita langsung naik ke kamar di lantai 4. Kita dapat kamar di pojok dengan pemandangan ke jalan Bukit Bintang di bawah. Kamarnya bagus dan terang. Lantainya keliatan seperti kayu tapi merupakan kayu buatan. Keliatannya lantai model ini sekarang lagi ngetrend. Dari beberapa hotel yang kita coba kali ini kebanyakan sudah memakai lantai kayu buatan seperti ini. Lantai ini keliatan menarik dan lebih mudah dibersihkan dibandingkan lantai karpet yang gampang menyerap debu dan kotoran.

Munlustay 88 Hotel - Georgetown, Penang, Malaysia

Wah udah selesai ngomongin Penang tapi hampir kelupaan ceritain hotel yang kita tinggalin. Nama hotelnya adalah Munlustay 88. Lucu ya ? Kita ketemu hotel ini lewat Agoda. Reviewnya lumayan dan harganya pun terjangkau sekitar RM 142 (470rb rupiah). Lokasinya dekat ke Jalan Dato Keramat yanAg merupakan salah satu jalan besar yang banyak dilalui rute bis kota. Jadi kalo niatnya keliling kota dengan bis, hotel ini lokasinya strategis banget. Lobbynya sederhana demikian pula liftnya. Begitu sampai ke lantai tiga tempat kamar kita, lorongnya keliatan biasa aja. Tapi begitu masuk kamar kita keliatan kalo kamarnya itu udah pernah dipermak. Lantainya keliatan seperti kayu tapi merupakan kayu buatan alias lantai laminate. Lantai seperti ini enak untuk dibersihin karena ngga seperti karpet yang gampang berdebu. Udah itu lantai ini keliatan lebih mewah dibandingkan lantai ubin.

Dari Penang Lanjut ke Kuala Lumpur : KL Hari Pertama

Setelah makan siang kita pun berangkat ke airport. Cek-in di Penang airport untuk Air Asia bisa menggunakan kiosk sehingga semuanya cepat - kayak fast food. ha..ha.. Di dalam kereta KLIA express KLIA-Kuala Lumpur Perjalanan Penang ke KL sekitar 1 jam. Tinggal bobo sedikit bangun-bangun sudah hampir sampai. Enak sekali. Begitu mendarat langsung kita buka mata lebar-lebar mencari petunjuk untuk menuju KLIA Express yaitu kereta yang akan membawa kita ke Kuala Lumpur. Jadi menurut petunjuk di Google, dari airport KLIA 2 tempat kita mendarat ada beberapa pilihan untuk menuju daerah Bukit Bintang. Paling cepat yaitu menggunakan kereta KLIA express yaitu sekitar 30 menit. Pilihan kedua adalah skybus . Pilihan lainnya yaitu taksi yang pasti lebih mahal. Skybus menurut situsnya harganya mulai dari RM10 untuk menuju KL Sentral. Sedangkan harga tiket KLIA Express yaitu RM35. Tapi berhubung kita mendarat hari Sabtu sore yang mestinya adalah jam macet kita memutuskan untuk naik KLIA Express.