Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2017

Jalan-jalan Jepang Day 5 : Asakusa, Ginza, Shibuya

Kuil Sensoji di Asakusa- udah rame bener padahal baru jam 9:30 Tadinya berdasarkan itinerary yang aku bikin hari ini  kita akan jalan ke Hakone untuk menikmati onsen alias pemandian air panas. Tapi semakin dekat ke harinya kok aku merasa cuaca bakal kurang cocok untuk pemandian air panas. Karena bulan Juni di Jepang termasuk lumayan panas, masak iya mau mandi air panas lagi ? Akhirnya booking untuk Hakone Yuryo kita batalkan. Untuk yang tertarik dan pengen booking silakan cek situs berikut. http://www.hakoneyuryo.jp/english/ Tujuan kita untuk hari itu adalah Asakusa. Kita pergi pagian supaya ngga terlalu panas - ha..ha.. takut panas ya. Selain itu juga supaya belum terlalu ramai biar lebih enak kalo ambil foto. Dan ternyata biarpun kita sampai di situ baru sekitar jam 9:30 tapi udah ramai. Toko-toko di Nakamise dori yaitu sederetan toko-toko dari Kaminarimon (Thunder Gate) menuju ke Sensoji baru mulai buka sih.

Makan pagi ala Jepang di Yayoi-ken - Shinjuku, Tokyo, Jepang

Pesanan Wawa : sashimi (irisan ikan mentah disajikan dengan nasi) sebelahnya sup miso, kecap dan wasabi di belakang

Nasi ayam Wee Nam Kee di Ginza, Tokyo, Jepang

Kalian pasti bingung dengan judul ini. Ngga salah nih makan nasi ayam di Jepang ? Iya, kita pun cukup kaget pas liat judul restoran yang kebetulan banget kita kunjungi di daerah Ginza. Ceritanya pas kita sampai di daerah Ginza pengennya sih langsung ke Uniqlo atau GU yang sebelahan itu. Tapi Wawa mengingatkan untuk makan dulu. Tapi bingung juga mau makan di mana. Karena aku ngga ada rencana mau makan di Ginza jadinya ngga sempat cari tahu dulu. Pas lewat gedung shopping yang namanya Exitmelsa kita tertarik untuk masuk karena ada gambar makanannya. Ternyata lantai bawah gedung tersebut merupakan mal tapi restorannya terletak di lantai atas. Jadi kita naik lift dan dalam liftnya terdapat gambar makanan seperti yang kita lihat di bawah.

Nyobain sate ala Jepang di Shibuya - Tokyo, Jepang

Salah satu makanan yang aku pengen banget coba di Jepang adalah yakitori yaitu semacam sate-satean ala Jepang. Biasanya yakitori dibuat dari daging ayam dan juga bagian dari ayam semacam ati dan ampela. Yakitori biasanya dijual sebagai teman minum arak (bir dan sebangsanya). Informasi yang aku dapatkan mengenai yakitori adalah biasanya restorannya rada mungil dan kapasitasnya paling sekitar 10 orang. Kebanyakan ngga ada menu bahasa Inggris. Jadi kalo ngga bisa baca tulisan kanji bakalan nasib deh. Tapi kemudian aku mendapatkan info mengenai Torikizoku yaitu semacam resto waralaba dengan menu khusus yakitori. Harga perporsi rata-rata 280 yen (34200 rupiah). Asyik kan ? Dan dengar-dengar lokasi di Shibuya memiliki staf yang bisa berbahasa Inggris. Jadi meluncur deh kita ke situ untuk acara makan malam.

Imperial Palace dan Ginza, Tokyo - Jepang

Imperial Palace Selepas Asakusa, kita memutuskan untuk menuju ke Imperial Palace yaitu istana kerajaan. Tapi sebenarnya yang kita kunjungi hanyalah bagian tamannya saja yaitu East Garden. Ceritanya keluarga kaisar Jepang masih menghuni kerajaan jadi ngga semua orang bisa masuk. Kalo ngga salah cuma setahun sekali salah satu bagian dari kerajaan dibuka untuk umum dan sang kaisar dan keluarga akan menampakkan diri. Rencana menuju Imperial Palace rada dadakan soalnya pas lagi ngadem di Sensoji kita didatangi seorang petugas yang sedang mengadakan survey. Salah satu pertanyaannya mengenai tempat yang akan kita kunjungi. Tau-tau aja aku bilang sama Wawa untuk mampir ke situ. Selain karena tempatnya gede dan memiliki area terbuka jadi aku pikir cocok untuk bermain Pokemon Go dan menangkap pokemon yang khas Jepang.

Kuil Senso-ji di daerah Asakusa

Senso-ji merupakan kuil Budha tertua di daerah Tokyo. Letaknya di daerah Asakusa. Kita sampai di situ masih pagi sekitar jam 9 lewat. Rencananya mau foto-foto dan kemudian nyobain cemilan di sekitar situ. Tapi ternyata karena tempat ini merupakan salah tempat wisata yang wajib kunjung jadinya banyak bener turis yang ke situ. Ada baiknya kalo memang niat foto-foto untuk datang lebih pagi terutama di musim panas seperti Juli dan Agustus. Karena di pagi hari lebih enak mengabadikan kuil atau pun selfi karena ngga banyak orang. Selain karena lebih siang juga lebih panas ya.

Day 4: Naik Shinkansen ke Tokyo dan Sekitar Shinjuku

Hari Rabu pagi aku bangun dan beberes. Tadinya kita rencana mau mampir makan pagi dalam perjalanan menuju ke stasiun. Tapi Wawa mengusulkan gimana kalo kita keluar makan dulu kemudian balik mengambil koper. Boleh juga apalagi di luar rada rintik-rintik. Jadilah kita jalan menggunakan payung menuju Matsuya yang letaknya cuma sekitar 5 menit jalan kaki. Silakan baca pengalaman makan pagi ala tradisional Jepang di Matsuya melalui link di atas ya. Habis makan kita mampir di Family Mart yaitu semacam mini mart gitu. Jadi di sekitar apartemen kita ada sekitar 3 merek mini mart. Ini baru sekitar radius 1 km dari stasiun Shin Osaka lho. Dari 3 merek itu yaitu Lawson, Family Mart sama 7 Eleven tapi jumlah tokonya ada sekitar 4. ha..ha.. Pokoknya ngga usah kuatir kekurangan mini mart deh.

Makan pagi ala Jepang di Matsuya - Osaka, Jepang

Jadi ceritanya restoran ini letaknya berseberangan dengan pintu keluar masuk sebelah timur stasiun Shin Osaka. Jadi sampai hari ketiga kita udah lewat beberapa kali tapi baru kemudian memutuskan untuk mampir dan menelaah menu yang terpampang di luar. Restoran ini modelnya seperti Yoshinoya gitu deh. Keliatannya biasa dan ngga mahal. Tapi kita tertarik dengan menu makan paginya yaitu paket nasi dengan ikan salmon, sup, sayur sawi putih dan natto.