Makan di HCMC : restoran di sebelah hotel Hong Vy 3

Secara kita capek dan ngga pengen jalan jauh-jauh dari hotel, langsung aja kita masuk ke restoran di sebelah hotel. Terlebih di antara sekian banyak hal yang dipromosikan, kita mengenai satu kata 'Pho Bo' (alias kwetiau kuah ala Vietnam). Tapi begitu masuk ternyata mereka punya buku menu komplit dengan gambar. Wah memandang rendah ternyata mereka siap menerima turis asing.

Lihat menunya bolak-balik sambil dipandangi si mbak penjaga lama-lama jadi ngga enak juga. Padahal sih kita bingung juga mo pesan apa. Akhirnya Wawa pesan kwetiau kuah dengan udang. Aku karena lagi batuk pengen pesan yang amanaja. Jadinya pesan kuah sayur dengan kepiting. ha..ha..Padahal terus terang bukan karena aman tapi lebih karena penasaran seperti apa sih. Terus kita juga pesan Bo La Lot yang adalah daging sapi cincang dibungkus daun sirih (betel leaf).

Pertama pesan kuah sayur dengan kepiting sama si mbaknya dibilang ngga ada. Langsung siap pesan lainnya tapi kemudian seorang wanita lainnya keluar (masih muda sih) tapi keliatannya seperti yang punya karena bicara bahasa Inggrisnya lebih berani dan lebih lancar.

Makanan keluar satu persatu. Kwetiau kuah Wawa keliatannya biasa aja seperti yang kita makan di San Jose. Bo la lot nya cantik sekali dengan hiasan bunga dari tomat di tengah piring keliatan kontras dengan warna hijau daun sirih. Pas digigit juga berasa bumbunya tapi kita lupa bumbu apa yang dipakai. hihihi..Keliatannya sih seperti digoreng tapi ngga garing sih, mungkin pan fried kali ya.

Si perempuan empunya kemudian datang mengatakan bahwa kuah sayur yang kupesan tersebut biasanya dimakan dengan lauk lainnya. Kemudian dia mengatakan bahwa restorannya menyediakan lauk tersebut digabung dengan kuah yang sudah aku pesan sebagai bagian dari buffet dan harganya 32000 Dong (16rb rupiah). Hanya sedikit lebih banyak dari kuah - yaitu sekitar 20rb dong. Ya sudah, namanya di negeri orang, ditawari sesuatu yang baru mengapa tidak. Langsung aku ikuti doi ke bagian depan restoran yang terdapat etalase masakan jadi. Doi bilang untuk memilih satu lauk dari sekitar 6 lauk yang ada. Doi sambil menjelaskan bahan dari masing-masing lauk. Akhirnya aku tertarik dengan kaki babi. ha..ha..Warnanya kekuningan seperti dimasak dengan kunyit. Si empunya restoran menyatakan itu adalah masakan tradisional Vietnam. Oke, aku setuju dan doi tersenyum senang.

Ternyata kaki babi itu emang enak. Rasanya ngga cuma asin, tapi juga sedikit manis dan asam, seger deh pokoknya. Sudah itu ada wangi seperti jeruk yang sepertinya datang dari bau sereh, mungkin ? Tapi juga namanya kaki babi ya, jadi ngga banyak dagingnya dan agak kenyal-kenyal. Tapi kalo dimasak lebih lama biar lebih empuk pasti lebih enak lagi.

Total makan siang hari itu 150rb dong (sekitar 75rb rupiah).

Comments

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Which Star Are You From ?

Wish To See You Again - Taiwan Drama