Mencari salju di Mt. Hamilton
Beberapa hari terakhir di San Jose diguyur hujan deras. Selain basah, suhu udara juga termasuk dingin. Suhu siang hari cuma sekitar 50F atau sekitar 10 derajat Celcius. Suhu malam hari cuma sekitar 40F atau sekitar 4C. Hujan yang disertai suhu dingin biasanya berarti salju di tempat yang lebih tinggi. Karena San Jose letaknya di lembah, makanya di sekitarnya terlihat beberapa gunung. Salah satu puncak tertinggi di daerah ini adalah Mt. Hamilton. Puncak Mt.Hamilton sekitar 4209 kaki dari permukaan laut dan dari tempat kita tinggal bisa keliatan putih tertutup salju.
Akhir pekan ini karena hari Senin adalah hari libur (President's Day), aku mengajak Wawa mendaki Mt. Hamilton. Tujuannya untuk mencari salju. ha..ha.. Teman sekerja yang sempat mendengar rencanaku mengira aku cuma main-main. Tadinya aku mengira Wawa akan menolak tapi ternyata doi malah yang mengajak jalan pas hari Minggu pagi. Jadilah kita mulai berkemas.
Hari keliatan lumayan cerah. Seengganya hujan sudah berhenti. Kita mengemas pisang, jeruk, biskuit dan botol air panas. Lumayan untuk bikin teh kalo hari dingin. Tapi kemudian Wawa mengeluarkan botol air panas dan mengatakan dia akan mengisi air yang benar-benar panas. Aku sempat bingung, untuk apa? Tapi ternyata doi ketawa ngakak dan menunjukkan 2 gelas mi instan yang dia masukkan ke dalam backpack. Ini untuk makan siang nanti. Asyik nih.
Perjalanan ke Mt. Hamilton seperti biasa melalui jalan kecil berkelok-kelok. Di bagian tertentu agak serem karena jalan yang kecil dan terkadang harus bersisian dengan kendaraan lain. Sekitar 20 menit melalui jalan kecil akhirnya sampai di tempat terbuka yang di sebelah kanan adalah Joseph D Grant County Park dan jalan lurus di depan menuju Lick Observatory yang adalah tempat observatorioum untuk mengamati bintang dan benda-benda di angkasa. Tapi seperti dulu pas kita mau melihat salju, jalan menuju puncak gunung itu pun kali ini ditutup. Karena jalan tersebut kecil dan biarpun diaspal licin, kalo pas dingin bisa terlapis es dan sangat berbahaya. Jadi kita pun masuk ke Joseph D Grant County Park dan parkir di situ. Hari masih pagi, baru sekitar pukul 10. Hanya terdapat sekitar 10 kendaraan di tempat parkir. Begitu keluar dari mobil dan merasakan angin berhembus,....brrr..dingin bo. Mungkin cuma sekitar 45F kali.
Dari tempat parkir, berbekal peta yang diberikan pas masuk, kita menelusuri jalanan kecil yang di bagian tertentu becek dan berlumpur. Tapi ngga lama berjalan, matahari mulai tampak sehingga suhu udara lebih hangat dan nyaman. Perlahan-lahan, aku mulai melepaskan sarung tangan dan syal. Kita mendaki sekitar 2jam. Menempuh sekitar 3.5 km jalanan yang menanjak. Tidak banyak pengunjung hari itu. Mungkin karena masih pagi, mungkin karena taman tersebut sangat luas sehingga kemungkinan bertemu pengunjung lain sangat kecil.
Sampai di puncak yang termasuk lumayan tinggi, aku bisa melihat Lick Observatory yang keliatan dekat tapi masih terpisah berkilo-kilo meter jauhnya. Keliatan dalam foto Lick Observatory yang tertutup salju, demikian pula pohon-pohon di sekitarnya.
Dari situ, kita berjalan sekitar 1/2 km. Tidak ada salju, yang ada hanya tanah becek dan berlumpur. Di beberapa bagian terdapat air mengalir, kemungkinan dari salju/es yang meleleh. Setelah memutuskan untuk turun, kita pun berhenti di satu tempat di mana terdapat beberapa batu besar di pinggir jalan. Wawa menurunkan tas punggung dan mengeluarkan makan siang. Aku menuang air panas dari termos ke mi instan. Sambil menunggu, aku mulai memakai kembali jaket karena merasa angin mulai dingin. Makan siang terasa nikmat dan memberikan tenaga yang diperlukan untuk turun gunung.
Perjalanan turun kita mengambil jalur berbeda dan sampai di tempat parkir sekitar pukul 1:30. Pada saat itu, tempat parkir sudah lebih banyak orang dan kendaraan.
Akhir pekan ini karena hari Senin adalah hari libur (President's Day), aku mengajak Wawa mendaki Mt. Hamilton. Tujuannya untuk mencari salju. ha..ha.. Teman sekerja yang sempat mendengar rencanaku mengira aku cuma main-main. Tadinya aku mengira Wawa akan menolak tapi ternyata doi malah yang mengajak jalan pas hari Minggu pagi. Jadilah kita mulai berkemas.
Hari keliatan lumayan cerah. Seengganya hujan sudah berhenti. Kita mengemas pisang, jeruk, biskuit dan botol air panas. Lumayan untuk bikin teh kalo hari dingin. Tapi kemudian Wawa mengeluarkan botol air panas dan mengatakan dia akan mengisi air yang benar-benar panas. Aku sempat bingung, untuk apa? Tapi ternyata doi ketawa ngakak dan menunjukkan 2 gelas mi instan yang dia masukkan ke dalam backpack. Ini untuk makan siang nanti. Asyik nih.
Perjalanan ke Mt. Hamilton seperti biasa melalui jalan kecil berkelok-kelok. Di bagian tertentu agak serem karena jalan yang kecil dan terkadang harus bersisian dengan kendaraan lain. Sekitar 20 menit melalui jalan kecil akhirnya sampai di tempat terbuka yang di sebelah kanan adalah Joseph D Grant County Park dan jalan lurus di depan menuju Lick Observatory yang adalah tempat observatorioum untuk mengamati bintang dan benda-benda di angkasa. Tapi seperti dulu pas kita mau melihat salju, jalan menuju puncak gunung itu pun kali ini ditutup. Karena jalan tersebut kecil dan biarpun diaspal licin, kalo pas dingin bisa terlapis es dan sangat berbahaya. Jadi kita pun masuk ke Joseph D Grant County Park dan parkir di situ. Hari masih pagi, baru sekitar pukul 10. Hanya terdapat sekitar 10 kendaraan di tempat parkir. Begitu keluar dari mobil dan merasakan angin berhembus,....brrr..dingin bo. Mungkin cuma sekitar 45F kali.
Dari tempat parkir, berbekal peta yang diberikan pas masuk, kita menelusuri jalanan kecil yang di bagian tertentu becek dan berlumpur. Tapi ngga lama berjalan, matahari mulai tampak sehingga suhu udara lebih hangat dan nyaman. Perlahan-lahan, aku mulai melepaskan sarung tangan dan syal. Kita mendaki sekitar 2jam. Menempuh sekitar 3.5 km jalanan yang menanjak. Tidak banyak pengunjung hari itu. Mungkin karena masih pagi, mungkin karena taman tersebut sangat luas sehingga kemungkinan bertemu pengunjung lain sangat kecil.
Sampai di puncak yang termasuk lumayan tinggi, aku bisa melihat Lick Observatory yang keliatan dekat tapi masih terpisah berkilo-kilo meter jauhnya. Keliatan dalam foto Lick Observatory yang tertutup salju, demikian pula pohon-pohon di sekitarnya.
Dari situ, kita berjalan sekitar 1/2 km. Tidak ada salju, yang ada hanya tanah becek dan berlumpur. Di beberapa bagian terdapat air mengalir, kemungkinan dari salju/es yang meleleh. Setelah memutuskan untuk turun, kita pun berhenti di satu tempat di mana terdapat beberapa batu besar di pinggir jalan. Wawa menurunkan tas punggung dan mengeluarkan makan siang. Aku menuang air panas dari termos ke mi instan. Sambil menunggu, aku mulai memakai kembali jaket karena merasa angin mulai dingin. Makan siang terasa nikmat dan memberikan tenaga yang diperlukan untuk turun gunung.
Perjalanan turun kita mengambil jalur berbeda dan sampai di tempat parkir sekitar pukul 1:30. Pada saat itu, tempat parkir sudah lebih banyak orang dan kendaraan.
Comments
Post a Comment
Tinggalin pesan dan kesan donk !