POJOK SUNYI

Paket iga dengan ayam, tempe dan tahu Pas lagi di Jakarta diajak makan di Warung Tekko. Lokasi yang kami kunjungi yang di Gading Boulevard. Kami pergi pas hari Jumat malam jadi ngga terlalu rame sih ya. Tempatnya dua lantai tapi berhubung lagi ngga ramai jadi lantai dua ngga dibuka. Dekornya natural gitu dengan pintu kayu kokoh. Lampunya rada temaram sehingga memberikan kesan cozy. Karena kelompok kita cukup besar, jadinya kita pilih meja panjang. Mejanya terbuat dari kayu asli lho. Warung Tekko ini terkenal dengan iga penyetnya. Jadi kalo berkesempatan ke situ kudu ngicipin iga penyetnya. Menunya kalo ngga salah ada sekitar 5 pilihan paket. Aku dan Wawa karena ngga gitu lapar pesan paket iga dengan ayam plus tahu tempe.

Sebenarnya aku belum selesai nonton My Secret Hotel , tapi Wawa bilang ceritanya bosenin jadinya aku mulai nonton drama yang baru yaitu The Three Musketeers dengan Lee Jin Wook sebagai tokoh utama selain wajah-wajah ganteng lainnya. Drama ini agak susah ditonton di Amrik sini karena disiarkan oleh tvN jadinya ngga muncul di situs yang biasanya aku kunjungi seperti Viki dan Dramafever. Tapi dengar-dengar dari Soompi katanya bisa ditonton di Kdrama.com. Asyik deh. Karena aku sekarang baru nonton sampai episode kedua. Tapi untuk posting kali ini aku mau sharing foto-foto dari majalah Vogue yang mengumpulkan para aktor-aktor The Three Musketeers. Silakan disimak.

Masih banyak foto yang perlu disortir dan dibikin cerita untuk posting blog ini. Tapi sementara ini lagi males. Jadinya cari yang gampang dan enak dipandang seperti Kim Bum ini. hihihi...

Untuk yang tinggal di Jakarta yang namanya macet sih bukan hal baru. Dan kali ini aku yang cuma berkesempatan berkunjung beberapa hari pun merasa macetnya itu bikin males ke mana-mana. Tapi  yang namanya perut kan harus tetap diurus. Sehingga begitu perut mulai main keroncong, langsung harus puter otak untuk mencari jalan keluar. Aku lupa entah gimana sampai terdapat di situs Jasa Antar . Tapi malem itu karena kangen kwetiau goreng Sister di Muara Karang langsung deh kepikir untuk cobain. Kutak katik daftar dulu sebelum bisa pake. Setelah daftar, login untuk pesan. Setelah pesan, dengan bangganya aku bilang ke ortuku. Kita tunggu aja, nanti diantar. Mereka rada bingung tapi nurut aja. Aku tinggal bobo karena masih jet lag. Sekitar 45 menit kemudian, aku terbangun oleh suara telpon dan suara mamaku. Kemudian doi bilang barusan ada yang telpon mengatakan pesanannya masih harus 30 menit lagi. Oleh mamaku dibatalkan aja. Untungnya pesanan itu belum dibayar. Karena aku pesan met...

Sup seafood cichai Pas lagi bertandang ke rumah tante, eh liat restoran gede ini yang keliatannya lumayan menarik dari luar. Kebetulan tante mau nraktir makan jadi aku bilang cobain resto ini deh. Jadilah kita meluncur ke situ. Sewaktu kita masuk, di bagian depan terdapat area makan al-fresco yang cocok untuk par pelanggan yang merokok sehingga tidak mengganggu pelanggan yang tidak merokok. Kita berempat memilih duduk di dalam yang berAC. Menu dibagikan pada saat kami masuk sehingga kami tinggal memilih meja sendiri. Kami menghabiskan sekitar 10 menit untuk melihat menu yang lumayan banyak pilihan itu. Tapi biarpun setelah kami siap, ngga ada seorang pun mbak atau mas yang menghampiri meja untuk mencatat pesanan. Jadi kami harus melambai-lambai untuk mencari perhatian. Restonya emang lumayan gede ya dan meja kami letaknya agak jauh dari dapur dan kasir. Tapi memang dibandingkan resto lainnya, jumlah pelayannya ngga gitu banyak.

Yang ini kalo ngga salah namanya ham and cheese stick.  Nama Ya Kun Kaya ini sebenarnya tidak asing bagi yang pernah ke Singapura. Karena resto wara laba ini memang asalnya dari negara singa tersebut. Tapi berhubung biasanya kalo ke Singapur kita lebih cenderung ngicipin makanan-makanan lainnya seperti nasi ayam hainam atau mee pok makanya ngga berkesempatan nyobain resto ini. Suatu hari iseng-iseng aku ajak nyokap dan Wawa mencoba lokasi yang di Muara Karang ini. Lokasinya ngga terlalu strategis karena rada ke pinggiran jalan tol menuju bandara. Jadi siang itu pas kami kunjungi sama sekali ngga ada seorang pengunjung pun. 

Bukan pertama kalinya aku berkunjung ke restoran ini. Tapi teteup aja aku heran dengan jumlah pengunjungnya itu lho. Ngga disangka ternyata banyak juga ya penggemar bubur. Setiap kali ke situ ngga pernah sepi pengunjung lho. Dan katanya kalo hari Sabtu/Minggu kadang harus ngantri juga saking ramenya. Konsep resto ini sebenarnya sederhana. Bubur dengan teman-temannya. Dan teman makan bubur itu ngga banyak lho. Kalo dibandingkan resto biasa yang harus lebih banyak pilihan menu, resto ini menunya lebih pendek.

Baru sampai di Jakarta, kangen makanan semacam kuring gitu lho. Kebetulan lagi di daerah Kelapa Gading. Kemudian diajak tante makan di Dapur Sunda. Lokasinya yang di sebelah La Piazza itu lho. Ternyata pas diliat di gugel ternyata Dapur Sunda ini banyak juga lokasinya. Kalo ke resto Sunda gitu mah harus pesan gurame goreng donk. Sayur asem juga wajib dan untuk pilihan sambel, aku pilih sambel mangga. Tapi karena rombongan kita terdiri dari banyak orang, jadi kita tambah sate ayam dan juga berbagai macam sayuran seperti cah kangkung, karedok, dan urap.