Caper Jepang : Hari Pertama di Odawara
Odawara termasuk kota kecil kalo dibandingkan dengan Tokyo. Aku dan Wawa tinggal di sebuah guest house selama 3 hari karena Wawa mau ikutan sebuah pertandingan lari yang dimulai di Odawara. Kebanyakan pelancong yang datang ke Odawara sebagai tempat singgah untuk menuju ke Hakone.
Kita naik kereta Odakyu biasa dari Shinjuku, Tokyo dengan ongkos JPY 880 (sekitar IDR118rb). Waktu perjalanan sekitar 80 menit. Keretanya adalah kereta yang berhenti di setiap stasiun. Duduknya menyamping seperti kereta JR yang biasa kita tumpangi di Tokyo. Juga seperti kereta-kereta lazimnya di Hong Kong atau pun Singapura.
Setibanya di Odawara sudah sekitar pukul 4 lewat. Jadi kita cuma beberes sedikit kemudian keluar mencari makan. Pas kita keluar dari stasiun kereta kita melihat banyak restoran di sekitar restoran. Tapi kita lebih tertarik dengan supermarket dan juga restoran-restoran di dalam stasiun.
Untuk sebuah kota yang ngga terlalu gede, stasiun Odawara termasuk gede. Stasiunnya terdiri dari 3 lantai. Lantai paling bawah sebagian besar merupakan bagian dari Lusca Department Store. Tapi bagian bawah ini menjual banyak makanan. Mulai dari makanan yang dibungkus cantik-cantik untuk oleh-oleh sampai makanan kecil seperti es krim, dll.
Di lantai dua terdapat beberapa restoran kecil yang menyajikan makanan Jepang (heheh..namanya juga Jepang ya pasti makanan Jepang donk). Tapi kita ngga cobain karena menunya semuanya memakai huruf kanji tapi harganya diluar jangkauan. Selain itu juga terdapat sebuah food court mungil yang terdiri dari beberapa kedai makanan.
Malam itu kita makan di sebuah kedai di food court mungil tersebut. Aku dan Wawa sama-sama memesan yakisoba yaitu mie goreng ala Jepang. Mi goreng ini rada-rada mirip mi goreng tek-tek dengan dominasi potongan sayur kol. Bedanya mi yang digunakan lebih gede dan juga untuk kedai ini mereka menggunakan potongan-potongan kecil jelly yang rasanya sedikit kenyal-kenyal. Untuk rasa adalah dominan asin dengan sedikit manis. Pas disajikan bisa dimakan dengan asinan jahe yang rasanya sedikit manis, asem dan pedas.
Dari situ kita berjalan pulang ke Airbnb. Dalam perjalanan di salah satu jalan kecil, kita menemukan Donquijote alias Donki yaitu toko diskon waralaba. Donki merupakan tempat belanja bagi banyak pelancong karena mereka memiliki banyak barang yang bisa dijadikan cinderamata. Harganya pun biasanya lumayan dan mereka juga memiliki tax refund counter untuk mengembalikan pajak yang dibayar (untuk pembelian lebih dari JPY 5000).
Tapi untuk kali ini kita ngga belanja cinderamata. Karena kita berdua sudah kenyang jadi ngga laper mata pas masuk di situ. Kita cuma beli air botol gede dan juga ubi panggang. Ngga salah memang kita beli ubi panggang. Kalo kalian tahu ubi cilembu, pasti kalian juga tahu kalo ubi cilembu suka dijual sebagai ubi panggang. Wuih rasanya manis banget tanpa tambahan gula. Nah seperti itu deh rasa ubi panggang Donki ini.
Kita naik kereta Odakyu biasa dari Shinjuku, Tokyo dengan ongkos JPY 880 (sekitar IDR118rb). Waktu perjalanan sekitar 80 menit. Keretanya adalah kereta yang berhenti di setiap stasiun. Duduknya menyamping seperti kereta JR yang biasa kita tumpangi di Tokyo. Juga seperti kereta-kereta lazimnya di Hong Kong atau pun Singapura.
Setibanya di Odawara sudah sekitar pukul 4 lewat. Jadi kita cuma beberes sedikit kemudian keluar mencari makan. Pas kita keluar dari stasiun kereta kita melihat banyak restoran di sekitar restoran. Tapi kita lebih tertarik dengan supermarket dan juga restoran-restoran di dalam stasiun.
Untuk sebuah kota yang ngga terlalu gede, stasiun Odawara termasuk gede. Stasiunnya terdiri dari 3 lantai. Lantai paling bawah sebagian besar merupakan bagian dari Lusca Department Store. Tapi bagian bawah ini menjual banyak makanan. Mulai dari makanan yang dibungkus cantik-cantik untuk oleh-oleh sampai makanan kecil seperti es krim, dll.
- Yakisoba dengan ekstra telor ceplok - |
- Yakisoba biasa - |
- Dari Shinjuku - Odawara - |
Di lantai dua terdapat beberapa restoran kecil yang menyajikan makanan Jepang (heheh..namanya juga Jepang ya pasti makanan Jepang donk). Tapi kita ngga cobain karena menunya semuanya memakai huruf kanji tapi harganya diluar jangkauan. Selain itu juga terdapat sebuah food court mungil yang terdiri dari beberapa kedai makanan.
Malam itu kita makan di sebuah kedai di food court mungil tersebut. Aku dan Wawa sama-sama memesan yakisoba yaitu mie goreng ala Jepang. Mi goreng ini rada-rada mirip mi goreng tek-tek dengan dominasi potongan sayur kol. Bedanya mi yang digunakan lebih gede dan juga untuk kedai ini mereka menggunakan potongan-potongan kecil jelly yang rasanya sedikit kenyal-kenyal. Untuk rasa adalah dominan asin dengan sedikit manis. Pas disajikan bisa dimakan dengan asinan jahe yang rasanya sedikit manis, asem dan pedas.
- Tampak samping dari kedai tempat kita makan - |
Dari situ kita berjalan pulang ke Airbnb. Dalam perjalanan di salah satu jalan kecil, kita menemukan Donquijote alias Donki yaitu toko diskon waralaba. Donki merupakan tempat belanja bagi banyak pelancong karena mereka memiliki banyak barang yang bisa dijadikan cinderamata. Harganya pun biasanya lumayan dan mereka juga memiliki tax refund counter untuk mengembalikan pajak yang dibayar (untuk pembelian lebih dari JPY 5000).
Tapi untuk kali ini kita ngga belanja cinderamata. Karena kita berdua sudah kenyang jadi ngga laper mata pas masuk di situ. Kita cuma beli air botol gede dan juga ubi panggang. Ngga salah memang kita beli ubi panggang. Kalo kalian tahu ubi cilembu, pasti kalian juga tahu kalo ubi cilembu suka dijual sebagai ubi panggang. Wuih rasanya manis banget tanpa tambahan gula. Nah seperti itu deh rasa ubi panggang Donki ini.
Comments
Post a Comment
Tinggalin pesan dan kesan donk !