Penang Hari Ketiga : Pasar Pulau Tikus dan Reclining Buddha
Untuk makan pagi kita naik grab ke Pasar Pulau Tikus. Pasar ini katanya gudang makanan enak. Modelnya seperti pasar basah dengan penjual sayur, dll. Tapi di situ terdapat 2 buah kedai kopi yang merupakan tempat mangkal para penjual makanan. Jadi kedai kopi alias kopi tiam di Penang berfungsi seperti food court dan biasanya terdapat beberapa penjual makanan.
Kita masuk ke sebuah kedai kopi dan memesan hokkien mee dan wonton mee. Hokkien mee semacam mi kuah dengan berbagai topping. Wonton mee seperti bakmi dengan pangsit deh. Bedanya mi pangsit di situ disiram sedikit kuah gelap yang agak manis. Ortu ternyata kurang sreg dengan kuah tersebut. heheh
Untungnya sebelum masuk ke situ, aku udah sempat beli nangka dan juga pisang goreng. Jadi kekecewaan mereka terhadap mi pangsit alias wonton mee terobati dengan pisang goreng. Habis makan kita jalan ngiderin pasar sedikit. Untungnya belum terlalu panas. Sempat beli pandan mayung. Pandan mayung ini rasanya agak unik dan disajikan dengan kelapa parut. Jadi kalo sempat mampir deh ke Pasar Pulau Tikus. Banyak yang bisa dicoba di situ.
Yang juga terkenal dari Pasar Pulau Tikus adalah nasi lemak di kedai Jin Hoe. Nasi lemaknya sederhana dengan sedikit ikan goreng dan kacang teri. Katanya sih yang enak adalah nasinya. Tapi antriannya panjang. Aku ngga khusus mencari itu karena aku pikir ortu ngga gitu semangat dengan nasi uduk/nasi lemak untuk makan pagi. Tapi kita kebetulan lewat dan lihat antrian yang panjang itu.
Dari situ karena udah dekat kita jalan ke kuil Reclining Buddha. Di situ foto-foto dan masuk keliling sedikit. Ngga lama kemudian kita keluar dan cari grab ke Gurney Paragon Mall sekedar untuk ngadem. Hari mulai panas jadi biarpun sebenarnya lumayan dekat tapi lebih enak pake grab.
Makan siang di kedai nasi dekat hotel. Asyik juga sih seperti warteg gitu tapi lebih gede dan banyak pilihannya. Kebetulan sebenarnya dua orang penjual dagangnya bersisihan dan mereka sharing gedung untuk tempat duduk. Jadinya kita rada kecele karena menyangka pilihan sayurnya banyak sekali. Tapi ternyata dari 2 penjual yang berbeda. Akhirnya kita putuskan untuk membeli nasi dan lauk dari penjual melayu. Kemudian aku membeli 2 macam sayur dari penjual satu lagi yang lebih banyak pilihan tumis sayur.
Siang hari itu hujan turun setelah makan siang. Kita bobo siang sebelum keluar makan malam di Cintra Fish and Chicken Porridge. Baca postingnya di sini. Habis makan kita lanjutkan jalan di Plaza Gurney.
Kita masuk ke sebuah kedai kopi dan memesan hokkien mee dan wonton mee. Hokkien mee semacam mi kuah dengan berbagai topping. Wonton mee seperti bakmi dengan pangsit deh. Bedanya mi pangsit di situ disiram sedikit kuah gelap yang agak manis. Ortu ternyata kurang sreg dengan kuah tersebut. heheh
Untungnya sebelum masuk ke situ, aku udah sempat beli nangka dan juga pisang goreng. Jadi kekecewaan mereka terhadap mi pangsit alias wonton mee terobati dengan pisang goreng. Habis makan kita jalan ngiderin pasar sedikit. Untungnya belum terlalu panas. Sempat beli pandan mayung. Pandan mayung ini rasanya agak unik dan disajikan dengan kelapa parut. Jadi kalo sempat mampir deh ke Pasar Pulau Tikus. Banyak yang bisa dicoba di situ.
Yang juga terkenal dari Pasar Pulau Tikus adalah nasi lemak di kedai Jin Hoe. Nasi lemaknya sederhana dengan sedikit ikan goreng dan kacang teri. Katanya sih yang enak adalah nasinya. Tapi antriannya panjang. Aku ngga khusus mencari itu karena aku pikir ortu ngga gitu semangat dengan nasi uduk/nasi lemak untuk makan pagi. Tapi kita kebetulan lewat dan lihat antrian yang panjang itu.
Dari situ karena udah dekat kita jalan ke kuil Reclining Buddha. Di situ foto-foto dan masuk keliling sedikit. Ngga lama kemudian kita keluar dan cari grab ke Gurney Paragon Mall sekedar untuk ngadem. Hari mulai panas jadi biarpun sebenarnya lumayan dekat tapi lebih enak pake grab.
Makan siang di kedai nasi dekat hotel. Asyik juga sih seperti warteg gitu tapi lebih gede dan banyak pilihannya. Kebetulan sebenarnya dua orang penjual dagangnya bersisihan dan mereka sharing gedung untuk tempat duduk. Jadinya kita rada kecele karena menyangka pilihan sayurnya banyak sekali. Tapi ternyata dari 2 penjual yang berbeda. Akhirnya kita putuskan untuk membeli nasi dan lauk dari penjual melayu. Kemudian aku membeli 2 macam sayur dari penjual satu lagi yang lebih banyak pilihan tumis sayur.
Siang hari itu hujan turun setelah makan siang. Kita bobo siang sebelum keluar makan malam di Cintra Fish and Chicken Porridge. Baca postingnya di sini. Habis makan kita lanjutkan jalan di Plaza Gurney.
Comments
Post a Comment
Tinggalin pesan dan kesan donk !