Sekilas Langkawi
Mungkin bisa dibilang Indonesia punya Pulau Bali dan Malaysia punya Pulau Langkawi. Kalo dilihat di peta, posisi Pulau Langkawi hanya sedikit lebih ke arah Utara dari kota Banda Aceh. Lautnya juga lebih tenang karena posisinya di Selat Malaka yang terlindung oleh Pulau Sumatra.
Wawa memang suka pantai. Jadi dari dulu Wawa selalu bilang pengen ke Langkawi. Atau kalo kebetulan di Jakarta, Wawa selalu bilang pengen ke Bali. 😎 Kali ini berhubung penerbangan dalam negeri beritanya rada simpang siur. Perlu atau tidak perlu vaksin ketiga. Aku memutuskan untuk ngga ke Bali aja. Jadilah pilihan jatuh ke Langkawi.
Sebagai sebuah pulau, seperti layaknya Bali, Langkawi memiliki beberapa pantai. Pantai Cenang merupakan pantai yang paling ramai dikunjungi. Di satu ujung terdapat hotel bintang 5 Pelangi Resort & Spa. Tetapi kebanyakan hotel adalah kelas Melati.
Aku dan Wawa memilih Hotel Paretto Seaview yang letaknya berseberangan dengan Dataran Cenang. Bisa dibilang merupakan pusat keramaian di Pantai Cenang. Di bawah hotel terdapat sebuah toko Duty Free yang menjual berbagai souvenir, coklat, tas, baju dan sebagainya.
Pulau Langkawi tidak memiliki layanan bis untuk umum. Jadi pilihannya adalah ikutan tur, sewa motor atau sewa mobil sendiri. Begitu mendarat di airport langsung aku dan Wawa diserbu beberapa orang yang menawarkan sewa mobil. Kami sempat menanyakan harga sewa mobil perhari sekedar untuk perbandingan saja.
Pulau Langkawi termasuk kecil sehingga bisa dikitari dalam beberapa jam saja. Aku dan Wawa cuma menyewa mobil untuk sehari dan sebagian besar waktu kami habiskan di pantai atau ngumpul bareng anggota keluarga lainnya.
Sewaktu kami menyewa mobil, tempat kunjungan pertama adalah Kuah yang merupakan kota besar di Langkawi. Kami mampir untuk makan pagi sekedarnya dilanjutkan makan nasi ayam Hainan di Hainanese Rice Cafe. Kemudian lanjut menelusuri jalur pantai menuju ke Dataran Lang yang bersebelahan dengan terminal ferry.
Dari situ aku dan Wawa lanjut ke Tanjung Rhu. Hari itu matahari terik. Cakep sih untuk foto-foto tapi waduh cepat capek untuk mata. Jadi kami istirahat sekitar 1 jam di sebuah food court di Tanjung Rhu. Tanjung Rhu terkenal dengan hutan bakaunya (mangrove).
Rincian Biaya
Comments
Post a Comment
Tinggalin pesan dan kesan donk !