Hari ke 12 : Pattaya - Chonburi
Perjalanan hari ini relatif sangat pendek. Jarak Pattaya ke Chonburi cuma sekitar 1 jam lebih. Kalo ngga salah Pattaya dan kota Chonburi tuh masih di propinsi yang sama.
Karena kita ngga usah jalan jauh, jadi hari ini habis makan pagi kita rada santai-santai dikit sampai pukul 11 sebelum menjejalkan semua tas dan bawaan ke dalam mobil. Posting mengenai hotel kami di Pattaya City, silakan cek di
sini.
Ngga jauh setelah keluar dari hingar bingar kota Pattaya, Yo yang kebagian nyetir pagi itu membelokkan mobil ke sebuah jalan tanah yang keliatannya merupakan bagian dari sebuah kompleks yang keliatannya rada terbengkalai. Dalam hati aku bertanya mau ngapain kita di sini. Ngga mungkin makan kan karena kami semua baru makan pagi di hotel. Ya sudah tunggu aja dulu. Ternyata jalan tersebut berakhir di tepi pantai. Pantainya biasa aja. Pasir kecoklatan dan ngga ada orang. Di kejauhan keliatan dermaga yang menjorok ke lautan. Hari lumayan panas jadi agak males juga berdiri lama-lama di situ dan keringatan. 😓 Rupanya cuma sekedar mampir melihat kondisi pantai. Rombongan sempat foto-foto dan kemudian balik ke mobil dan melanjutkan perjalanan. Baru setelah mobil melaju menuju jalan besar lagi, Yo berkomentar pantai ini menurut review di Google populer sebagai tempat untuk menaburkan abu sisa pembakaran jenazah. 😯 Untung di foto-foto kami ngga ada "penampakan".
Kota Chonburi karena lokasinya masih dekat ke lautan terkenal dengan hasil laut. Jadi rombongan kami sempat mampir untuk membeli makanan kecil hasil laut seperti juhi, ikan teri garing, dll. Tempat ini juga menjual keripik durian. Tapi rasanya jauh dari rasa durian asli. 😏
Kami pun mampir ke sebuah pantai yang populer untuk orang-orang dari Bangkok. Nama pantainya Bang Saen. Kalo dibandingkan dengan Koh Larn, pantai ini susah bersaing karena pasirnya bukan pasir putih. Tapi pilihan makanannya banyak sekali. Juga deretan pohon kelapa sepanjang pantai memang cantik.
Sorenya setelah masuk hotel dan keluar lagi, rombongan kami mampir ke salah satu pasar di pusat kota.Teman kami Ria semasa kecil sering menghabiskan liburan sekolah bersama keluarga di situ.
Malamnya rombongan kami makan malam di pasar malam dengan jim jum (steamboat dengan periuk tanah liat). Habis itu aku dan Wawa mampir mencuci pakaian di sebuah tempat cuci baju dekat hotel. Untung selesai pukul 9:30. Sudah ngantuk berat. 😴
Hari ke 13 : Chonburi - Phitsanulok
Dari Chonburi yaitu sebelah selatan dari kota Bangkok kami akan naik tol yang melewati bagian luar kota Bangkok. Menyerempet dikit dekat Airport Suvarnabhumi sebelum menjauhi kota dan naik ke bagian utara.
Jalan tol di Thailand sangat mengagumkan dan ngga kalah bersaing dengan highway di Amerika. Malah bisa dibilang kondisi jalannya sangat bagus. Walaupun begitu nyetir di jalan tol selalu bikin keder terutama pas jalannya mulai bercabang. Yang mana nih ? Terkadang karena kecepatan di jalan tol, jalur yang harusnya diambil malah terlewatkan. Yah nasib deh.
Untungnya kali ini perjalanan tol ini berlangsung mulus. Aku kebagian duduk di depan sebagai co-pilot dan Wawa yang kebagian nyetir. Jadi aku pasang mata lebar-lebar biar kaga salah jalan. 😎
Setelah menyetir sekitar 1.5 jam akhirnya kami bisa keluar tol dan menempuh jalur biasa. Akhirnya bisa mampir ke pom bensin untuk menggunakan kamar kecil. Nama kota tersebut adalah Saraburi. Aku sempat heran kok banyak sekali yang menjual kari pap. Kari pap (istilah ini dipakai di Malaysia) atau curry puff di Indonesia ngga gitu populer karena orang Indonesia lebih terbiasa dengan pastel. Tapi rupanya memang mirip dengan varian isi yang berbeda. Kari pap di Thailand selain berisi ayam/kentang juga ada varian talas, kacang ijo dan babi merah (charsiu). Favoritku sejauh ini adalah ayam/kentang. Balik ke Saraburi, ternyata Saraburi adalah tempat cikal bakal kari pap tepatnya di sebuah tempat bernama Muak Lek. Ah, lain kali harus mampir ke tempat itu nih. 😋
Hari ke 14 : Phitsanulok - Chiangrai
Hari terakhir road trip! Perjalanan hari ini akan memakan sekitar 5.5 jam. Saat berkumpul di lobby hotel Hop Inn di Phitsanulok sebelum bertolak, Ria sempat bilang makan siang bakal agak pagi hari itu. Rombongan akan mampir di Uttaradit yang cuma sekitar 1.5 jam dari Phitsanulok. Otomatis makan malam di Phayao juga bakal agak pagian. Mungkin sekitar pukul 4 sore.
Walaupun sampai di Uttaradit termasuk pagi tapi resto tersebut sudah lumayan rame. Mungkin karena jalur tersebut memang populer untuk orang-orang yang lewat dalam roadtrip. Dan juga pilihan makanan mereka memang banyak. Aku dan Wawa pesan nasi ayam Hainam dan juga tumis toge dan tumis sayur kol. Rombongan kami lainnya ada yang memesan sayur dengan kari atau mi putih dengan kari.
Karena perjalanan lumayan mulus, tanpa macet dan tanpa salah jalan. 😉 Sekitar pukul 3:30 rombongan kami tiba di Phayao. Rencananya kami akan makan malam di Phayao di sebuah restoran/kafe di tepi danau Phayao. Tapi resto/kafe tersebut ternyata lebih seperti kafe dengan pilihan makanan yang terbatas. Beberapa pilihan makanan yang kami coba pesan ternyata tidak ada. Hmmm. Wawa dan rombongan lainnya ternyata tidak terlalu lapar. Jadi akhirnya kami cuma memesan salad seafood, salad mangga dan sayap ayam goreng.
Untuk cerita mengenai resto dan makanan-makanan yang kami kunjungi dalam road trip ini, sila baca di sini.
Comments
Post a Comment
Tinggalin pesan dan kesan donk !