Hari Kedua Chiang Mai - Chiang Mai, Thailand


Pasar Siri Wattana
Pasar ini seperti layaknya pasar basah (wet market) terdapat bagian yang menjual sayuran dan daging. Juga bagian yang menjual makanan jadi, buah-buahan dan makanan kecil. Dari hotel kami, sebelum mencapai pasar, terdapat sebuah puja sera (food court) yang menjual berbagai makanan. Dari makanan jadi (warung Tegal) tinggal pilih makanan jadi disajikan dengan nasi. Terus ada bakmi, bakso, dll. Juga ada kwetiau dan mie goreng. Terus kalo ngga salah ada ayam goreng juga. Orang Thai termasuk doyan ayam goreng. Aku dan Wawa sering melihat ayam goreng dijual di berbagai pojokan jalan.

credit : Google user somsak811 somsak 811

Untuk kali ini, aku dan Wawa hanya ingin membeli buah-buahan. Jadi pertama kami juga menjelajahi pasar dulu untuk melihat apa sih yang dijual. Baru kemudian kami memutuskan bahwa untuk hari itu kami akan membeli buah-buahan saja. Tapi tentu saja kami juga membeli sate-satean (ayam dan babi) dan juga bakpao (kacang merah dan daging cincang).

Dari situ aku berusaha membujuk Wawa untuk mampir mencoba sebuah restoran yang menyajikan makanan pagi.

credit : Google user photo

Santitham Breakfast & Chiang Mai Pizza
Karena aku dan Wawa sudah belanja berbagai cemilan dan buah-buahan dari pasar Siri Wattana. Kami cuma pesan bubur dengan babi dan telor. 

Ternyata bubur dengan babi maksudnya babi cincang dibentuk menjadi bola daging. Semangkok bubur terdapat tiga bola babi. Aku dan Wawa juga memesan ekstra topping berupa telur. Telurnya langsung hadir setengah matang di atas bubur. Pas diaduk bagian merahnya belum matang bener.


Aku ngga pesan minuman, Wawa memesan es mocha. Doi bilang enak dan tajam rasanya. Harga minuman THB 55 (IDR 24,074).

Go Pao Hainan Chicken Rice
Restoran nasi ayam Hainam ini dekat banget dengan hotel kami. Jadi pas ketemu dan reviewnya lumayan aku putuskan untuk mencoba.

Setelah hari pertama di mana kami menjelajahi dari ujung ke ujung, di hari kedua ini udah rada males dikit. Jadinya untuk makan siang karena panas, kami putuskan untuk mencoba nasi ayam Hainam.

Di peta keliatannya dekat ya. Pas kami cari ternyata memang dekat sih. 😃 Restorannya mungil cuma muat beberapa meja. Aku memberitahu sang pemilik di depan pesanan kami. Aku mau nasi dengan ayam rebus. Wawa mau nasi dengan ayam campur (ayam rebus dan ayam goreng). Kalo di Indonesia dan Singapura dan juga Malaysia, biasanya nasi Hainam ada pilihan ayam rebus atau ayam panggang. Kalo di Thailand pilihan ayam panggang ngga ada tuh.


Sang penjual ngga bisa gitu bahasa Inggris. Tapi ngga masalah, pake bahasa isyarat selalu oke. 👌Aku dan Wawa mencari tempat duduk di dalam. Kemudian Wawa mengambil gelas dan es batu sendiri. Kebanyakan es batu dan air minum di restoran kecil ngga perlu bayar. Tapi harus ambil sendiri. Sedangkan airnya air biasa bukan air mineral botol. 

Pesanan kami pun tiba dengan dua mangkok kuah ayam. Kuahnya ngga gitu berasa ayamnya sih. Tapi nasinya top banget. Lembut, ngga terlalu berminyak dan ngga terlalu lembek. Ayamnya sedikit hangat dan terasa sedikit asin. Ngga terlalu lembek. Sambelnya juga pas dan ngga terlalu manis.

Ayam gorengnya Wawa garing banget. Kriuk kriuk pas digigit. Kalo ngga ingat kolesterol aku pasti udah pesan ayam goreng juga. 😋

Maya Kitchen
Maya Kitchen adalah nama pujasera di lantai 4 Mal Maya yang letaknya lumayan dekat dengan hotel kami. Sekitar 1 km deh. Kalo jalan kaki sekitar 20 menit. Sebelumnya kami sudah lewat beberapa kali tapi belum berkesempatan masuk. Jadi aku usulkan ke Wawa untuk makan malam di situ.

Pujaseranya lumayan gede dan banyak pilihan makanannya. Selain makanan Thai seperti pad thai, kari-karian juga terdapat makanan Jepang dan steak. Aku tadinya pengen pesan steak tapi harganya lumayan mahal. Sekitar THB 150 (IDR 65,656). Ngga terlalu mahal sih tapi untuk makanan Thai biasanya berkisar THB 70-90.



Setelah ngiderin pujaseranya dua kali. Akhirnya aku putuskan untuk memesan ramen Jepang. Tonkatsu ramen dengan charsiu harganya THB 99 (IDR43,333). Sedangkan Wawa keburu tertarik dengan smoothie kelapa dan nanas seharga THB 55 (IDR 24,074). Setelah itu dia putuskan untuk memesan makanan Thai pad kra pao babi. 

Pad kra pao ini adalah daging cincang yang dioseng dengan daun kemangi, cabe rawit dan bumbu lainnya. Disajikan dengan nasi dan telor goreng. Tapi Wawa bilang dia ngga pengen telor goreng. Jadi nasi dengan daging cincang aja. Harga pad kra pao THB 65 (IDR 28,451).

Porsinya sih kalo dibandingkan dengan porsi di Kanada jelas lebih kecil. Tapi untuk ukuran pujasera di mal, aku bilang harganya lumayan. Porsinya setara dengan restoran di pinggiran jalan. Tapi yang jelas pujasera di mal menang tempat dan berAC pula.

Comments

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Which Star Are You From ?

Wish To See You Again - Taiwan Drama