Hari Ketiga di Hua Hin
Seperti biasa aku dan Wawa bangun sekitar pukul 6 lebih. Hari ini kami akan mencoba berjalan ke sebuah view point yang bernama Khao Hin Lek Fai. Kalo diliat dari Google review katanya ngga jauh dan jalan ke situ ngga terlalu sulit dan ngga terlalu mendaki. 😁💓
Sehari sebelumnya aku lagi iseng-iseng mencari tempat kunjungan di daerah Hua Hin. Soalnya kalo tiap hari cuma ke pasar kayaknya gimana gitu. Begitu ketemu tempat ini aku kasih liat ke Wawa, doi setuju. Gitu lho latar belakang ceritanya.
Kami berangkat dari hotel sekitar pukul 7 pagi. Soalnya kalo kesiangan bisa panas. Sekalian kami juga mau menjelajahi daerah belakang hotel. Masalahnya selama ini kami belum berkesempatan menjelajahi daerah situ karena jalan ke situ cukup jauh dan ngga gitu enak buat jalan karena banyak mobil. Tapi hari ini kami akan mencoba rute yang lain.
Kota Hua Hin letaknya memanjang sepanjang pesisir. Sebagian hotel dibangun di sepanjang jalan ini. Tapi sebenarnya terdapat sebuah jalan lagi yang bisa dibilang sejajar dengan jalan utama Hua Hin ini. Masalahnya jalan ini ngga langsung bersambung dengan jalan utama ini. Dan untuk mencapai jalan alternatif ini harus melewati jalan kecil (soi).
Setelah melewati sebuah persimpangan di mana terdapat banyak penjual makanan. Aku senang banget saat melihat sebuah tempat cuci baju. 😍😏 Jadi aku tau di mana kami bisa mencuci baju. Terus melewati rumah, toko, restoran dll. Kebanyakan belum buka sih karena masih agak pagi ya. Tapi ada sebuah kafe yang menarik perhatian karena keliatannya apik. Wawa langsung bilang nanti mau mampir.
Sekitar 1 jam kemudian kami sampai di view point tersebut. Sepi. Ngga ada pengunjung sama sekali. Mungkin karena masih pagi. Tapi ternyata tempat tersebut terdapat beberapa view point. Aku dan Wawa mengunjungi 3 buah view point yang ditandai dengan nomor. Dalam perjalanan keluar kami melihat sebuah view point lagi yang agak tersembunyi. Dalam perjalanan ke situ, aku melihat seekor monyet sedang makan di tengah jalan. Doi sama sekali tidak mau bergerak. Kami melewati doi sambil terus mengawasi kali2 monyet tersebut jadi galak.
Belum sampai ke atas, Wawa yang berjalan di depan memutar balik dan bilang di atas lebih banyak monyet lagi. Lagipula ada pengunjung yang membawa makanan untuk monyet2 tersebut. Kami langsung turun aja daripada diserang gerombolan monyet.
Dari situ kami mampir ke kafe yang keliatan apik itu. Ternyata mereka juga menjual sayur-sayuran lho. Kami memesan minuman dan membeli beberapa pastries. Harga pastrynya ngga terlalu mahal, sekitar THB 70 (IDR 29,581).
Pas di situ aku sempet beli kartu untuk pembayaran di food court. Tapi ternyata kedai yang kami beli tidak menerima kartu pembayaran itu. Dan aku lupa menukarkan kartu tersebut pas selesai makan. Jadinya hari ini aku putuskan untuk balik lagi. Sayang kalo ngga kepake.
Tempat ini memang namanya aneh tapi pas aku liat ternyata lebih mirip puja sera (food court). Tempat berkumpulnya berbagai kedai makanan seperti layaknya food court di Singapura.
Tempat ini tidak membolehkan pengunjung membawa minuman/makanan dari luar. Sewaktu kami ke situ pertama kalinya karena masih pagi jadi ngga ada yang jaga. Kedua kalinya kami pergi agak malaman (sekitar pukul 7) ternyata ada satpamnya dan botol airku terpaksa ditinggal di pos jaga.
Comments
Post a Comment
Tinggalin pesan dan kesan donk !