Hari Kedua Ipoh - Ipoh, Malaysia
Bangun tidur, aku jejakkan kakiku untuk mencari sandal di samping tempat tidur. Hmmm kok berasa basah ya. Dari mana datangnya air? Aku pikir mungkin botol minumku tertendang dan airnya ke mana-mana. Aku bilang sama Wawa kok ada air ya. Aku bilang mau nyalain lampu dulu nih.
Setelah lampu dinyalakan aku lihat kok ada genangan air. Liat kiri kanan ngga ada yang bocor lagipula semalam ngga hujan kok 😒 Kami jadi curiga kalo ACnya yang bocor. Ya sudah langsung mata melek banget walaupun tadinya masih agak mengantuk. Wawa langsung sibuk cari pel untuk mengeringkan genangan air yang lumayan lho.
Habis itu aku dan Wawa sibuk liatin Google map untuk cari tempat makan. Aku langsung menghubungin si empunya apartemen pengen tahu dia bisa kasih solusi apa. Sambil nungguin jawaban kami bersiap-siap untuk keluar makan.
Makan Bakmi ala Hakka
Di Jakarta sebenarnya ada bakmi ala Hakka alias bakmi Khek. Tapi yang ini kalo diliat gambarnya kayaknya enak jadi pengen cobain. Sampai di situ tempatnya ternyata lumayan gede jadi ngga harus berebutan tempat duduk. Lagipula ngga terlalu rame. Aku sempat heran karena sepertinya mereka lumayan populer.
Ya sudah, kami langsung masuk. Begitu duduk disamperin sama seorang tua yang sepertinya pemiliknya. Kami pesan dua bakmi hakka dengan yong tahu. Orang khek suka dengan yong tahu yaitu tahu yang diisi dengan cacahan ikan. Jadi seperti tahu yang diisi dengan bahan pempek. Tapi cacahan ikan ini ngga kenyal sekali sih. Selain tahu terkadang mereka memakai kulit tahu, cabe ijo gede atau pun pare.
Ngga lama pesanan pun datang. Untung juga datang kemari karena ternyata bakminya enak. Kenyal dan topping daging cacahannya pun enak walaupun ngga banyak. Untung juga ada yong tahu yang lumayan untuk teman makan walaupun kulit tahunya udah ngga gitu garing.
Yang hebat adalah yang memasak bakmi di sini adalah seorang aki yang paling ngga berumur 80 tahun! Saudara laki-lakinya pun ngga kalah tua. Jadi paling ngga juga berumur 80 tahun!
Bukanya jam 7 pagi sampai jam 11:30.
Restoran Paris
190, Jalan Sultan Iskandar, Taman Jubilee, 31650 Ipoh, Perak, Malaysia
Siangnya kami pulang dulu ke apartemen karena sang empunya akan mampir untuk membetulkan AC. Sekitar 30 menit kemudian mereka selesai. Aku dan Wawa sempat mampir ke gym untuk mencoba. Sore harinya hujan gerimis. Aku sudah merencanakan untuk ke Concubine Lane jadi kami tetap jalan dengan payung. Ngga terlalu jauh sih palingan sekitar 15 menitan dengan jalan kaki.
Tapi Concubine lane ternyata ngga banyak apa2nya sih. Cuma sebuah gang dengan toko-toko yang menjual cinderamata dan makanan kecil. Berhubung gerimisan jadi agak sepi. Katanya sih biasanya ramai sekali. Malah ada yang bilang harganya ngga masuk akal banget.
Sejarah di balik Concubine Lane adalah seorang hartawan di bidang pertambangan bernama Yao Tet Shin yang menghadiahkan sebuah gang untuk tiga orang selirnya. Jadi ada Concubine Lane 1 sampai Concubine Lane 3. Ceritanya selir yang memiliki gang tersebut boleh mengutip sewa dari semua orang yang menyewa di gang tersebut. 😉
Comments
Post a Comment
Tinggalin pesan dan kesan donk !