China Lanzhou Ramen Noodles
Sebenarnya resto ini sudah beredar lumayan lama di daerah Muara Karang. Sebenarnya letaknya strategis di depan Pasar Muara Karang jadi mestinya ramai donk ya. Tapi beberapa kali aku lewat sih ngga terlalu ramai ya. Mungkin kebanyakan orang belum tau mi ramen gaya Lanzhou itu seperti apa sih.
Aku juga mendengar bahwa mi ramen Lanzhou ini ngga gitu enak. Tapi karena penasaran juga jadi akhirnya aku dan Wawa membawa keluarga ke situ juga. Saat kami ke situ masih agak sore jadi begitu kami masuk aku cuma melihat seorang wanita paruh baya duduk di situ. Melihat gayanya mestinya sih yang punya ya. 😂 Ternyata memang sih karena begitu kami masuk dia langsung berdiri dan mempersilakan kami duduk. Aku langsung tertarik dengan foto-foto makanan yang terpajang di dinding. Karena ada gambar jadi mudah dilihat.
Pas melihat menu di dinding aku langsung tertarik mencoba Dapanji yang kalau diterjemahkan langsung berarti sepiring besar ayam. Dapanji ini masakan khas Xinjiang yaitu daerah di China yang salah satu suku minoritas di situ adalah suku Uyghur yang beragama Islam. Setelah aku cek ternyata dapanji ini merupakan kreasi seorang koki suku Han (Chinese) yang ingin menciptakan masakan dengan rasa Szechuan yang mala (pedas dan kebas).
Akhirnya kami memutuskan untuk memesan tiga mangkok mi ramen daging sapi, seporsi dapanji, seporsi jiaozi (semacam pangsit dengan kulit lebih tebal) dan 5 tusuk sate kambing. Sambil menunggu aku perhatikan resto tersebut sepertinya sudah beredar sekitar hampir sepuluh tahun. Sang perempuan paruh baya yang merupakan pemilik ternyata memang Chinese dari mainland China. Dia berbicara dengan kami menggunakan bahasa Mandarin.
Pas mi ramennya baru keluar memang kelihatan lumayan ya. Sayangnya mangkoknya agak kecil jadi ngga kelihatan bahwa mi-nya memang banyak sebenarnya. Tapi karena kami terlalu sibuk mencoba makanan lainnya seperti jiaozi dumpling dan dapanji akhirnya mi-nya keburu lembek. Kuahnya pun berkurang banyak terhisap oleh mi dan mi-nya menjadi lebih lembek. 😒
Dapanjinya ternyata begitu toh rasanya. Kuahnya ngga terlalu banyak agak kemerahan tapi ngga pedas. Rasanya agak seperti kuah saus tomat ? tapi ngga terlalu manis. Jumlah potongan ayamnya banyak dengan banyak potongan cabe paprika hijau dan merah dan juga potongan kentang. Jadi warnanya cerah ceria kemerahan. Rasanya boleh deh.
Sate daging kambingnya kelihatan biasa aja. Setiap tusuknya ukurannya lumayan deh ngga terlalu besar tapi lebih besar dari sate kambing ala Indonesia. Tapi pas dimakan sate kambing ini kurang berasa jintan padahal jintan ini memberikan wangi yang merupakan khas sate kambing ala Xinjiang.
Terakhir yang paling lumayan adalah jiaozi dumpling alias pangsit daging sapi. Yang ini perbandingan antara kulit dan isi lumayan berbanding lurus. Ngga terlalu pelit dengan isinya. Rasanya enak dan dicocol dengan cuka hitam yang tersedia memang cocok. Jadi kalau ke situ harus coba ya.
Total kerusakkan IDR 583rb (USD 35). Ngga murah ya tapi memang makanan asing biasanya lebih mahal sih. Boleh deh untuk coba-coba tapi mungkin ngga terlalu sering ya.
China Lanzhou Ramen Noodles
Jl. Muara Karang Raya No.8, RT.10/RW.3, Pluit,
Kecamatan Penjaringan, Jkt Utara,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14450






Comments
Post a Comment
Tinggalin pesan dan kesan donk !