Naik KA ke Bandara Yogyakarta - Indonesia
Rupanya Bandar Udara Internasional Yogyakarta sudah beroperasi sejak tahun 2019. Sebelum kunjungan ke Yogya kali ini, aku dan Wawa berkunjung di tahun 2014 (kalo ngga salah). Pada saat itu aku ingat bandaranya masih Adi Sutjipto. Jadi tahun lalu sewaktu adik membawa ortu ke Yogya dan cerita kalo bandaranya jauh sekali, aku sempat mikir. Kok bisa ya ? Ternyata bandaranya memang sudah ganti.
Bandara baru ini letaknya di Kapanewon Temon, Kulon Progo sekitar 45 km dari kota Yogyakarta. Bandara bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan atau lebih efisien menggunakan kereta dari stasiun Tugu. Ada sebuah artikel yang menjelaskan penggunaan kereta ini sampai mendetil. Silakan simak di sini.
Di hari aku dan Wawa tiba di stasiun Tugu, kami kebetulan melewati kereta bandara tersebut jadi kurang lebih mengetahui sedikit seluk beluk kereta ini. Tadinya aku rata kuatir karena stasiun Tugu itu jalurnya banyak.
Berdasarkan situs yang aku baca tersebut disarankan untuk membeli tiket sebelum hari keberangkatan karena ada kemungkinan kehabisan tiket. Untuk jadwal dan juga pembelian tiket, boleh dicek di sini.
Aku dan Wawa membeli tiket ekspress yang harganya 50rb. Kalau dari yang aku baca sepertinya perbedaan antara kereta ekspress dan yang biasa cuma tempat duduknya. Kereta ekspress menawarkan tempat duduk dengan nomor jadi kamu pasti dapat tempat duduk. Sedangkan kereta yang biasa dengan harga tiket 20rb menawarkan free seating. Jadi siapa cepat boleh duduk. Kalau menurutku sih ya tergantung jamnya. Sewaktu kami naik kereta tersebut di hari Minggu pagi pukul 9:30 sih keretanya sama sekali ngga ramai. Jadi kalau free seating kemungkinan ngga masalah.
Pintu masuk untuk KA Bandara berbeda dengan kereta jarak jauh, jadi perhatikan tanda petunjuk saja. Begitu masuk pintu gerbang langsung boleh masuk dengan menggunakan QR tiket. Di dalam adalah ruang tunggu nyaman berAC. Dari ruang tunggu saat waktunya tiba langsung dipersilakan menuju kereta. Dari situ harus berjalan lagi lumayan juga sih. Aku sempat kuatir ketinggalan dan masuk ke kereta yang salah. Tapi keretanya warna merah dan ada petunjuk lagi sih. 😂
Di dalam kereta agak gelap karena kacanya dibikin agak gelap mungkin biar lebih adem. Tempat duduk juga ngga selega kereta Argo Dwipangga yang aku tumpangi dari Jakarta. Tapi bagian atas tempat duduk masih terdapat ruangan untuk penyimpanan tas. Aku heran juga kok ngga ada rak untuk penyimpanan tas besar ya ? Selazimnya kereta bandara biasanya ada rak untuk koper besar secara ngga mungkin menempatkan koper besar di atas kepala. 😏
Sekitar 30 menit perjalanan melalui pematang sawah, rumah dan pemandangan kehijauan akhirnya aku merasakan kereta mulai melambat dan kami bisa melihat gedung besar dan Angkasa Pura. Eh Wawa menunjukkan ke arah cakrawala, kok kelihatan seperti laut. Rupanya bandara ini memang dekat ke laut ya.
Dari stasiun berjalan sedikit kami sampai di luar bandara. Desainnya megah dan unik. Rupanya dari yang aku baca, bandara ini merupakan karya arsitek Singapura Rohani Baharin dan Sultan Hamengku Buwono X.






Comments
Post a Comment
Tinggalin pesan dan kesan donk !