Hari Pertama Wudangshan - China


Kami bersiap untuk makan pagi sekitar pukul 7 kemudian setelah selesai makan pagi langsung berangkat. Pas mau berangkat, si manajer hotel menawarkan mengantar kami ke Visitor Center yaitu tempat penjualan tiket dan juga pintu masuk ke Wudangshan. Tapi kemudian doi menunjukkan "mobil"nya. Aku sempat skeptis dan menanyakan apa kami semua bisa masuk. Karena "mobil"nya itu seukuran bajaj. Sedikit lebih kecil di bagian penumpang. Doi dengan tenang bilang ke Wawa, kamu pangku istrimu. πŸ˜‰

Sempat serem juga pas di bagian menurun dari hotel sebelum mencapai jalan utama. Untungnya kami sampai ke tujuan tanpa masalah. Sang manajer bilang pas balik kasih tau aja nanti dia jemput. πŸ˜„

Kami membeli tiket seharga RMB 263 (IDR 616.932). Harga itu termasuk tiket masuk, transportasi dan asuransi. Untuk ipar agak murah sedikit karena doi termasuk harga tiket lansia. Kemudian setelah pemeriksaan tiket, kami memilih bis menuju arah Qiongtai ηΌε°. Lihat peta di bawah. Qiongtai adalah lokasi stasiun ropeway (atau cable car) untuk naik ke Golden Summit ι‡‘ι‘Ά. Harga tiket untuk cable car tidak termasuk harga tiket masuk. Jadi untuk satu arah harganya RMB 80 (IDR 187.660). Kami cuma beli tiket satu arah karena berniat turun gunung dengan jalan kaki.




Setelah cable car, kami masih harus menjelajah pelataran besar di mana terdapat banyak orang yang membakar kertas sembahyang. Dari situ kami melewati berbagai bagian dari gedung-gedung tua. Sebagian bisa digunakan untuk sembahyang. Dan banyak orang yang bersembahyang di situ. Wudangshan memang dikenal sebagai pusat kepercayaan Tao. Di kemudian hari supir taksi kami memberitahukan bahwa memang banyak orang percaya sembahyang ke sini bisa mengabulkan permintaan mereka. 

Jalan menuju Golden Summit (Puncak Emas) memang makin kecil dan terjal pula. Aku melihat jumlah orang yang antri dan berjejal seperti semut sempat kuatir kalau ada yang jatuh bisa berbahaya sekali. Syukurlah kami semua sampai ke atas tanpa masalah.




Setelah mencapai Golden Summit dan berfoto-foto kami pun sempat istirahat menikmati teh dan makanan kecil. Dari situ kami sempat bingung mencari jalan turun. Untunglah kami bertemu seorang pengunjung lainnya yang juga sedang mencari jalan turun. Doi yang akhirnya menunjukkan jalan ke kami. 😁




Kami sempat istirahat makan siang di sebuah resto kecil dalam perjalanan turun. Berhubung sudah pukul 12 siang. Aku pikir ada baiknya makan dulu karena perjalanan turun bisa memakan beberapa jam. Untung juga sih kami makan nasi dengan lauk karena butuh tenaga untuk turun gunung. Biarpun namanya turun gunung tapi tetap aja ada yang naik dan ada yang turun. πŸ˜… Untuk makan siang nasi dengan oseng ayam dan jamur ditambah oseng sayuran dengan telur. Total RMB 171 (IDR 401rb). Entah lapar tapi makanannya enak.

Lucunya dalam perjalanan turun kami bertemu serombongan penandu yang menawarkan jasa. Jadi untuk yang mendaki dan merasa tidak sanggup melanjutkan perjalanan, para penandu ini bisa membawa kalian. 



Kami tiba di hotel kira-kira pukul 4. Kaki sudah seperti agar-agar. Mau keluar makan pun malas banget. Naik turun tangga di hotel seperti siksaan. Untungnya di hotel tersedia pilihan makan malam walaupun sederhana. Tapi harganya lebih terjangkau dan enak pula. 






Comments

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Which Star Are You From ?

Belanja lewat Yesstyle