Chongqing ke Chiang Mai

Pesawat kami dari Chongqing sekitar pukul  8 pagi. Sehingga kami memesan Didi untuk datang sekitar pukul 4. Sebelumnya kami sempat bingung apa perlu menanyakan ke pihak hotel untuk memesan taksi. Tapi ternyata Didi ada pilihan untuk memesan mobil seperti layaknya Grab. 

Bandara Chongqing besar tapi berhubung masih pagi jadi aku dan Wawa ngga ada nafsu makan. Jadi kami pasrah aja deh untuk mencari makan nanti di Kunming. Saat kami boarding masih agak gelap, tapi kemudian di udara, langit mulai terang sehingga pas aku memandang keluar, awan di luar tampak seperti air di permukaan danau yang membeku saat musim dingin.

Sampai di Kunming kami sempat mencari makan di beberapa resto yang ada di bandara. Perutku saat itu sudah beberapa mulas. Mungkin kebanyakan makanan berminyak di Chongqing ? Jadi aku pengen cari makanan yang ngga gitu berminyak.

Cari-cari akhirnya kami putuskan untuk mencari makanan di convenience store semacam Alfamart gitu deh. Soalnya pengalaman selama ini kalau mencari makanan di stasiun kereta api biasanya pilihannya lumayan dan hangat juga. Jadi kami membeli bakpao dua kemudian telur rebus kecap. Sebenarnya dibilang kecap ya bukan tapi memang pas dikupas, telurnya ada rasa asin jadi ngga usah pakai garam juga sudah enak.

Kemudian pas lagi bayar aku lihat eh ada susu kacang. Pesan juga deh. Ternyata enak. Ngga terlalu manis.

Setelah selesai makan, karena ngga ada lagi yang perlu dilakukan, kami pun masuk deh. Saat itu kami sudah mendapatkan boarding pass. 

Hari itu makan siang kami kembali di convenience store lagi. Merek yang sama dengan convenience store yang di luar ternyata ada juga di dalam. Jadi aku membeli susu kacang lagi. Enak, aku suka dengan susu kacangnya yang rasanya mirip dengan susu kacang di Jakarta.

Sampai di Chiang Mai sudah sore dan cuaca terasa lebih panas. 😓Setelah sampai di Airbnb, beberesan kami pun keluar mencari makan. Makan malamku berupa mi kuah sederhana. Ngga berminyak dan ngga pedes.