POJOK SUNYI

Di kunjungan sebelumnya aku dan Wawa cuma tinggal beberapa hari di Kuala Lumpur sehingga kami cuma berkesempatan menggunakan kereta dan bis. Kali ini kami tinggal lebih lama sehingga memiliki banyak kesempatan untuk menggunakan kendaraan umum. Terlebih karena Grab biarpun kelihatannya murah tapi kalo untuk keperluan sehari-hari jadi mahal juga kan.  Grab Kali ini dari airport KLIA kami masih menggunakan Grab untuk mencapai Airbnb. Terus terang di saat ramai seperti hari Sabtu sore dan hujan, mencari Grab juga ngga mudah lho. Kami sempat ditolak dan kedua kalinya sempat bermain "petak umpet" dengan supir Grab. Setelah dihubungi ngga dijawab juga akhirnya aku putuskan untuk membatalkan pesanan. Wawa memiliki Air Asia Move yang bisa juga digunakan untuk memesan kendaraan. Aplikasi ini lumayan deh untuk cadangan seandainya Grab lagi jam sibuk. Setelah ngobrol dengan sodara di Kuala Lumpur, mereka menyatakan sebenarnya taksi dari airport KLIA pun harganya lumayan sebanding dengan ...

Pas lagi mencari tempat makan di sepanjang jalur MRT, aku menemukan kuil ini. Kebetulan hari itu aku dan Wawa akan makan di pusat kota Kuala Lumpur tepatnya dekat dengan stasiun Masjid Jamek (Jalur Kelana Jaya). Silakan simak cerita makan di Tong Roast di sini . Sehabis makan kami naik Grab ke kuil Thean Hou. Dari tempat makan ke kuil memang ngga terlalu jauh. Ongkos Grab sekitar RM12 (IDR 41200). Muter-muter dikit dan macet dikit ngga lama kami pun tiba. Hari itu matahari terik sekali untungnya kami naik Grab ke situ. Kuil Thean Hou ini merupakan kuil agama Buddha dengan beberapa tingkat. Untuk mencapai tingkat di mana terdapat paviliun dan pelataran kami harus menaiki tangga beberapa tingkat. Dengan sedikit sumbangan pengunjung bisa membakar dupa untuk meminta keamanan (平安). Begitu menurut mamaku kalo mau ke kuil cukup meminta keamanan. Ngga tau juga ya pengunjung lainnya apa mereka memohon hal lainnya. Kuil Thean Hou 65, Persiaran Endah, Taman Persiaran Desa, 50460 Kuala Lumpur,...

Ketemu puja sera ini secara ngga sengaja. Ceritanya sekitar hari ketiga di airbnb Ara Damansara, aku dan Wawa pengen mencari tempat makan yang lebih dekat. Di hari pertama kami sempat mencoba makan di Citta Mall tapi jalan ke situ agak jauh. Lagipula lumayan mahal. Sewaktu kami melihat peta Google sepertinya di daerah situ "ada kehidupan". Kami sengaja ngintip peta Google dulu kuatir jalan jauh ke situ ternyata ngga ada apa2 kan capek di kaki. Restoran Do Re Mi ini sebenarnya merupakan sebuah food court alias puja sera. Atau kalo di Malaysia mereka menyebutnya kopitiam atau medan selera. Food court ini agak panas karena tempatnya kecil dan pertukaran udara kurang. Lagipula siang hari mereka menggunakan tenda supaya ngga kena sinar matahari. Kalo agak sore lebih adem sedikit sih. Pilihan makanan di sini lumayan. Ada chinese food semacam kwetiau goreng, mie goreng, dll. Sebelahnya ada makanan Thai dan sebelahnya lagi ada makanan India. Di kedua kalinya ke situ aku mencoba makan...

Di hari pertama aku dan Wawa tinggal di Airbnb Ara Damansara kami makan malam di Citta Mall. Silakan simak ceritanya di sini komplit dengan gambarnya. Tapi makan malam tersebut lumayan mahal. Lagipula kami pengen mencoba makanan lainnya. Jadi di hari kedua kami putuskan untuk menjelajahi bagian lain dari daerah sekitar kompleks H2O yang merupakan lokasi Airbnb kami. Kali ini kami menemukan resto makanan Thai yang bernama Restoran Thai Nyonya BBQ. Dilihat dari foto-foto di Google sepertinya lumayan menggiurkan. Jadilah aku dan Wawa memutuskan untuk mencoba. Sebelum kami berangkat tahu-tahu langit mendadak gelap dan hujan turun deras. Untunglah hujannya ngga berlangsung lama sehingga sekitar 1 jam kemudian hujan mulai reda. Jadi baru sekitar hampir pukul 6 sore kami pun mencoba mencari jalan ke resto tersebut. Sampai di situ restoran memiliki tempat duduk dalam dan luar. Bagian dalam berAC tapi mejanya semuanya besar-besar. Jadi kami pun dipindahkan keluar. Alasannya meja di dalam semuan...

Kuala Lumpur sebenarnya meliputi daerah yang besar dengan masing-masing wilayah yang seperti kota satelit. Mungkin perumpamaan seperti Bekasi dan Tangerang yang merupakan kota yang dekat dengan Jakarta. Di bulan Desember tahun lalu, aku dan Wawa mencoba tinggal di daerah Hartamas . Airbnb yang itu dekat ke mal jadi aku pikir pasti lumayan mudah mencari makanan. Tapi ternyata mal itu ngga terlalu ramai sehingga pilihan makanannya terbatas. Kali ini aku mencoba daerah lain yang lebih dekat ke daerah Sunway. Karena Wawa memiliki sodara yang tinggal dekat Sunway sehingga kalo hendak kumpul-kumpul agak jauh. Naik Grab pun lebih mahal kan. Kali ini aku menemukan sebuah apartemen di daerah Ara Damansara. Harganya cocok dan lokasinya lebih dekat ke Sunway. Airbnb ini memiliki satu kamar tidur dengan kamar mandi di dalam. Ruang tengah dan dapur yang mungil bersebelahan. Ruang tengahnya besar sehingga bisa dijadikan tempat tidur untuk orang ketiga seandainya rombongan terdiri dari tiga orang....

Ini merupakan kunjungan kedua ke Grand Wing Heng di Muara Karang. Sejak kunjungan terakhir di tahun 2022, kami belum berkesempatan untuk mencoba lagi. Kemarin ini lagi pengen dimsum jadi kami putuskan untuk mencoba kembali. Yang agak mirip-mirip adalah paikut dan paikut dengan chong fan. Paikutnya memang masih sama seperti dulu yaitu ngga bertulang. Sepertinya merupakan campuran daging cincang dengan lemak mungkin ? Kemudian dibentuk seperti potongan-potongan daging. Paikutnya agak unik tapi chong fannya teksturnya terlalu lembek.  Kue lobak goreng pun teksturnya terlalu lembek. Tapi herannya bisa digoreng dengan cantik. Jadi kue lobak dan chong fan teksturnya perlu diperbaiki. Rasanya pun mudah-mudahan bisa diperbaiki karena terlalu asin. Bubur phitan dan lo mai kainya rasanya pas di lidah.  Kuah tahu pongnya enak. Demikian pula pastri panggang dengan isi charsiu. Charsiu isiannya sedikit lebih asin tapi untungnya masih bisa sebanding dengan kulit pastrinya. Grand Wing Heng J...

Ini kedua kalinya aku mencoba Dapur Solo. Pertama kali di Aeon Sentul. Yang pertama kali itu ngga gitu berkesan. Entah kenapa resto yang itu entah ramai atau pegawainya kurang perhatian, terlalu sibuk atau makanannya kurang lengkap jadi tidak meninggalkan kesan yang terlalu baik. Ada makanan yang aku pengen coba tapi ternyata ngga ada. 😦 Kemudian aku liat outlet yang sama di Emporium Pluit. Iseng-iseng cobain lagi. Nah outlet ini makanannya komplit. Seenggaknya yang kami pesan semuanya ada. Mungkin karena hari kerja jadi ngga terlalu ramai sehingga pegawainya gampang dipanggil. Rombongan kami memesan nasi gudeg ayam, nasi timbel Sunda, nasi uduk ayam dan asem2 iga. Eh asem-asem iganya cuma IDR 65rb. Sedangkan nasi-nasi lainnya berkisaran IDR50rb deh. Harganya sih terjangkau banget ya untuk ukuran mal. Dan enak-enak juga. Dapur Solo Lt 4 - bersebelahan dengan food court Emporium Pluit Mall

Kali ini aku mau cerita soal apartemen yang kemarin ini aku sewa untuk rombongan keluarga besar. Apartemen tiga kamar ini letaknya di daerah Tanjung Tokong. Dari George Town naik lagi ke atas menuju arah Batu Ferringhi. Seperti biasa aku kalo mau sewa hotel atau Airbnb selalu menghabiskan waktu untuk melihat banyak pilihan sebelum akhirnya memutuskan mau mengambil yang mana. Jadi kali ini juga sih. Pertama aku menemukan sebuah rumah utk disewa. Kamarnya banyak jadi bisa muat banyak orang. Letaknya di daerah Gurney jadi dekat ke Gurney Paragon. Lumayan aku pikir jadi cari makan juga gampang.  Tapi yang akhirnya Wawa menyarankan daerah Tanjung Tokong jadi aku pindah fokus. Akhirnya menemukan apartemen ini yang letaknya di Jazz Suites. Pas liat langsung suka. Jumlah kamarnya tiga buah dengan tiga buah kamar mandi. Tapi bisa cukup untuk tidur 8 orang. Lokasi Jazz Suites pun aku dan Wawa sudah cukup kenal baik karena sebelumnya kami pernah tinggal di daerah tersebut. Jadi tahu bahwa di ...

Di kunjungan pertama ke kuil Chin Swee ini agak berkabut sehingga pengambilan foto agak susah. Kabutnya cepat datang dan kabur. Sehingga pas mengambil foto harus cepat karena peluangnya agak kecil. Tapi kunjungan kali ini cuaca sungguh bersahabat sehingga foto-fotonya bagus semua. Foto terakhir ini diinspirasi oleh sepasang suami istri yang mengambil foto di posisi tertentu. Aku sempat heran dan mencoba pose mereka. Ternyata lumayan banget jadinya. Aku menamakannya "Mendengar Pengajaran Sang Buddha". 😌