POJOK SUNYI

Kalau di hari pertama di Dalat , kami sempat mencoba shabu alias hot pot. Jangan disalah kaprahkan menjadi shabu yang lain ya. Yang kami coba pertama kali adalah hot pot dengan menggunakan bahan dasar ayam. Sayurannya pun terbatas dengan daun kemangi rasa lemon dengan teman makan mi beras warna putih. Kali ini tempat makannya berbeda tapi masih di seputar hotel kami Brick House Dalat. Jadi dekat banget dengan hotel dan ngga perlu jalan jauh.  Sampai di situ resto belum terlalu ramai, cuma ada satu meja yang sepertinya orang-orang lokal. Mereka asyik makan dan minum. Kami masuk dan diberikan menu. Aku sudah tahu apa yang bakal kami pesan sehingga langsung aja kami memesan hot pot buntut sapi. 😂 Untuk hot pot buntut sapi ini, sayurannya agak bervariasi. Ada sawi putih, ada tong ho (daun dari bunga krisan) dan tahu putih. Untuk karbohidratnya diberikan 2 keping mi instan. Mi ini kelihatannya seperti indomie gitu ya tapi agak lebih tahan banting sedikit. Jadi ngga cepat lembek tapi ju...

Wawa merupakan tipe yang malas ke mana-mana kalau berkunjung ke tempat baru. Jadi waktu aku bilang mau ambil paket tur untuk beberapa tempat di Dalat doi bilang mahal. Memang paket tur lewat hotel mahal. Kalo ngga salah sekitar VND 1,2 juta (IDR 776.362,-). Paket itu meliputi kunjungan ke Air Terjun Datanla, Crazy House dll. Setelah aku telaah satu persatu, aku putuskan Air Terjun Datanla sepertinya layak dikunjungi. Terlebih karena tidak terlalu jauh dari kota Dalat sehingga kami bisa naik Grab ke situ dan ngga kuatir ngga bisa menemukan Grab untuk balik.  Kami berangkat setelah makan pagi. Dari hotel cuma sekitar 10 menitan. Sampai di situ sudah lumayan ramai. Tapi kami diturunkan di tempat yang salah sehingga kami harus berjalan agak turun sedikit untuk mencapai pintu masuk ke Datanla. Di sebelah pintu masuk ada konter untuk pembelian tiket. Harga tiket VND 80rb (IDR 51824). Dari situ perjalanan ke air terjun masih lumayan jauh. Tapi seenggaknya jalanannya menurun. Tapi kalo sek...

Hari ini aku lihat cuaca sepertinya bagus kembali. Cerah dan matahari bersinar jadi aku ajak Wawa untuk ngiderin kota lagi. Pagi setelah makan pagi, aku ngedrop pakaian kotor untuk dicuci. Menurut Wawa ada sebuah tempat yang menerima cuci baju. Jadi aku bawa ke situ, katanya VND 25rb/kg. (IDR 16120/kg). Agak siangan dikit, kami mulai berjalan ke arah kota. Kemudian mampir makan siang di sebuah resto yang menjual ayam panggang. Yang unik di sini adalah ayam panggangnya disajikan dengan nasi ketan yang dipanggang di dalam bambu. Nanti bisa dibaca di sini ya. Cho Da Lat Mampir di pasar Dalat ( Cho Da Lat ). Kemarin itu aku dan Wawa sempat lewat tapi tidak masuk karena sudah dekat waktu makan siang. Kali ini aku pengen mampir untuk melihat apa aja sih yang dijual di sini.  Karena kota Dalat jalanannya berliku jadi pintu masuk yang kami masukin ternyata di lantai tiga. Pas kami masuk bisa kelihatan lantai dasar banyak terdapat penjual cinderamata berupa buah-buahan kering. Lantai atas i...

Di hari kami tiba matahari terik dan terang benderang. Malam harinya angin kencang dan dingin. Esok harinya setelah makan pagi, anginnya masih lumayan kencang dan matahari tidak terlalu menampakkan dirinya. Akhirnya sekitar hampir pukul 11, aku dan Wawa pun bersiap untuk keluar. Tujuannya danau Xuan Huong. Kebetulan pagi itu Wawa sudah jogging ke daerah tersebut jadi doi katanya sudah pakar dan siap menjadi penunjuk jalan. 😁 Dari hotel kami bisa melalui jalan kecil sehingga tidak terlalu banyak lalu lintas. Tapi begitu lebih dekat ke pusat kota terlebih dekat danau lalu lintas lebih ramai. Di sini untuk menyebrang harus lebih berhati-hati. Aku bilang sama Wawa kalau aku suka kota Dalat. Jalanannya berliku dengan cuaca yang adem mengingatkan aku akan kota San Francisco di California. 😍Di tengah kota terdapat bunderan dengan patung. Di malam hari tempat tersebut adalah lokasi pasar malam. Siang hari terdapat beberapa penjual bunga. Di dekat situ juga terdapat sebuah pasar yang menjual ...

Setelah selesai beberesan, aku dan Wawa langsung keluar mencari makan. Saat itu sudah hampir pukul 1 siang. Perut sudah mulai keroncongan. Untungnya Wawa menemukan sebuah restoran yang menjual pho - mi kuah daging sapi khas Vietnam. Sampai di situ, tempatnya sepi. Pas kami masuk, Wawa sempat bertanya apa mereka masih buka. Sang pemilik tidak banyak bercakap hanya tersenyum dan menyalakan lampu. Aku rasa sebenarnya mereka sudah tutup. Sepertinya semua mangkok dan sumpit sudah dicuci bersih. Mungkin untuk persiapan besok hari. Aku dan Wawa memesan mi kuah spesial mereka. Harganya VND 70rb (IDR 45rb). Isinya daging sapi iris tipis mentah dan daging sapi yang sudah masak. Daging mentah itu maksudnya nanti dimasak dengan kuah panas jadi pas dimakan sudah matang. Phở Phú Đào Lô A9, Đường Hoàng Văn Thụ, Phường 4,  Đà Lạt, Lâm Đồng, Vietnam Tel : 0982017000 Selesai makan siang, aku dan Wawa berjalan menuju arah kota. Hotel kami Brick House agak sedikit jauh dari tengah kota. Mungkin sekita...

Setelah makan pagi yang lezat di hotel Triple E Metro Ben Thanh , aku dan Wawa jalan-jalan di sekitar hotel. Tadinya aku merencanakan berangkat dari hotel pukul 8 pagi setelah makan pagi. Tapi setelah bertanya kepada resepsionis yang mengatakan hari Sabtu biasanya lalu lintas ngga parah seperti hari Jumat malam aku pun percaya dan lebih santai. Kemudian kami balik ke hotel dan membereskan barang sebelum cek out dan memanggil Grab. Ongkos Grab ke airport Tan Son Nhat sekitar VND 132rb (IDR 85.262). Dan memang lalu lintas ramai lancar. Supir Grab kami malah sempat mampir untuk membeli kopi dulu. Lucu sekali karena jalan tersebut terdapat berbagai cafe. Tapi cafe tersebut juga memasang plang di pinggir jalan komplit dengan pegawai mereka untuk menerima pesanan. Ada minuman yang sudah jadi tinggal bayar dan ambil tetapi ada juga yang harus dibikin dulu. Dalam kasus supir Grab kami, harus menunggu sekitar lima menitan. Untung kaga diklakson karena memang belum terlalu ramai sih. Sampai di a...

Aku dan Wawa tinggal selama 5 hari di hotel Brick House Dalat. Hotel 4 lantai ini lumayan baru karena dibangun di tahun 2023. Kamar mandinya besar. Kamarnya juga luas dengan jendela besar. Aku memang sengaja memilih jendela yang besar karena kami tinggal 5 hari di sini. Dan biasanya Wawa malas diajak ke mana-mana. 😉 Jadi kalau ngedem di hotel seenggaknya kamarnya harus lumayan nyaman. Untuk review yang komplit dan foto-foto kamar silakan simak di posting yang ini. Makan pagi di Brick House tersedia di lantai 4 mulai jam 6:30 sampai pukul 9. Aku dan Wawa biasanya memilih sekitar pukul 8 lewat karena kami biasanya makan pagi sekitar pukul 9. Jadi ada beberapa makanan yang sudah ngga distok lagi sama pihak hotel. Semisal banh xeo yaitu sejenis gorengan tipis terbuat dari tepung beras dan diisi toge. Makan pagi terdiri dari makanan tradisional Vietnam seperti kue-kue yang terbuat dari tepung beras dan lontong beras yang diisi kacang hijau ? Pokoknya isinya bukan daging tapi bungkusnya dau...