Lika Liku

Hotel ini letaknya lebih dekat ke Kota Tua Phuket tapi juga masih harus jalan ya. Hotelnya terdiri dari tiga gedung terpisah yang letaknya berdekatan. Kemungkinan waktu mereka baru mulai beroperasi cuma satu gedung dan kemudian bertambah. Aku dan Wawa mendapatkan kamar di gedung pertama. Aku rasa gedung pertama itu yang paling tua. Soalnya langit-langitnya lebih rendah. Lantai dasarnya sama sekali ngga mengundang karena gelap. Aku dan Wawa mendapatkan kamar di lantai tiga. Lorongnya agak gelap karena sisi kiri dan kanan semuanya kamar. Pas masuk ke kamar ternyata kamar kami menghadap gedung sebelah alias tetangga. Jadi bisa dibilang sama sekali ngga ada pemandangan apalagi cuma di lantai tiga. 😒 Sebagai hotel butik sih mereka boleh deh. Dinding kamar dihiasi dengan gambar seorang penari Opera Cina. Kayaknya sih dicat dengan tangan. Tapi selain itu hotel ini ngga banyak sisi positifnya. Kamar kami karena terlalu berdekatan dengan tetangga sebelah sehingga agak gelap. Colokan USBnya tid

Restoran kecil ini letaknya di pinggir jalan lumayan dekat dengan hotel Dara . Aku dan Wawa kebetulan sedang dalam perjalanan ke pasar malam Naka  pas pertama kali melihat resto ini. Tapi berhubung f ood court di Central lebih dekat dan berAC jadi kami lebih sering ke food court.  Beberapa hari kemudian kami perlu mencari tempat cuci baju yang letaknya ngga terlalu jauh dari resto tersebut. Jadi aku dan Wawa memutuskan untuk pergi cuci baju dulu baru kemudian mampir untuk makan malam. Restoran ini kecil dan tidak memiliki AC sehingga untuk makan siang agak kurang nyaman. Kurang nyaman untuk jalan ke situ dan kurang nyaman untuk keringatan sambil makan. 😓 Saat kami masuk, seorang remaja masih dengan seragam sekolah menyambut kami dengan membawa menu. Di restoran sudah terpampang gambar besar sehingga kami kurang lebih tahu apa yang akan kami pesan. Untungnya menunya pun penuh dengan gambar. Sehingga untuk pengunjung yang tidak terlalu paham dengan makanan Thai juga tidak akan menghada

Hotelku di Phuket berseberangan dengan Mall Central. Aku sih sudah pernah ke situ sekali sewaktu pertama kali ke Phuket. Waktu itu kami serombongan cuma mampir jadi sudah rada-rada lupa deh. Di hari pertama aku dan Wawa tiba di Phuket, kami makan malam di food court di Floresta wing . Esok harinya aku dan Wawa mengunjungi Decathlon dengan menelusuri kaki lima. Pas pulangnya karena hari sudah panas, kami masuk ke Central yang lokasinya bersebelahan dengan Decathlon. Dari situ kami jalan mengidari seluruh Central dari satu sisi ke sisi lainnya. Setelah itu kami baru sadar ternyata Central ini gede sekali. Walaupun gedungnya cuma 3 lantai tapi luasnya dari satu sisi jalan ke sisi jalan berikutnya yang dihubungi dengan jembatan penghubung.  Floresta wing merupakan bagian dengan merek-merek mahal seperti Gucci, Dior, dll. Sedangkan Festival menawarkan merek-merek yang lebih terjangkau seperti North Face, Nike, dll. Seperti halnya Floresta, bagian Festival pun memiliki food court. Letaknya p

Hotel kami di Phuket yaitu Hotel Dara letaknya strategis banget berseberangan dengan Central Mall. Jadi Central itu mall yg gede di Thailand. Mereka biasanya membangun mall hampir di setiap kota besar. Di Bangkok dekat Pratunam ada Central World. Di Phuket juga termasuk besar yaitu Central Floresta yang isinya merek-merek ternama dan Central Festival yang bisa dibilang mall biasa yang lebih terjangkau. Central juga memiliki puja sera alias food court. Makanya aku sengaja pilih hotel yang berdekatan dengan Central ! Sudah itu untuk ukuran mall, makanan di food courtnya ngga terlalu mahal kok. Bedanya mungkin sekitar THB10-15 (IDR 4500-IDR7800). Lumayan banget kan ? Soalnya puja seranya kan berAC. Jadi kalo dipikir-pikir yah pasti lebih nyaman. Yang paling dekat dengan lokasi hotel kami adalah Central Floresta. Jadi setelah kami cek in di hotel Dara langsung menuju Central tepatnya food courtnya. Pertama kali ke situ agak kagok juga mencari pintu masuk karena bentuknya yang agak memanja

Sekitar airbnb kami di Atria Sofo sebenarnya banyak sekali restoran yang menawarkan berbagai macam makanan.Tapi harga makanan di restoran biasanya lebih mahal dibandingkan di food court atau kopitiam. Jadi biasanya aku dan Wawa lebih cenderung makan di kopitiam. Karena ngga berAC jadi lebih murah ya. Resto ini menawarkan pilihan seperti bakmi dengan pangsit, nasi lemak, roti panggang kaya dll. Minumannya seperti layaknya kopitiam, kopi dengan variannya, teh dengan variannya, milo, ovaltine, dll. Semuanya bisa dibikin panas atau dingin. Dengan gula atau tanpa gula atau sedikit gula. Wawa memesan kari laksa dan aku memesan nasi ayam hainam. Kari laksa tampilannya lumayan. Kuahnya kuning kemerahan, lumayan kental juga dan berasa santan dan bumbunya. Nasi hainamnya rasanya standar aja. Nasi dengan ayam rebus. Nasinya agak sedikit pera. Ayamnya lumayan empuk. Good Taste Restaurant Ground Floor, No.43G, Jalan SS 22/19, Damansara Utama, 47400  Petaling Jaya, Selangor, Malaysia Tel : +60377313

Kunjungan pertama ke daerah SS2 adalah untuk melihat seperti apa sih pasar malamnya. Silakan simak fotonya di sini ya. Kunjungan kedua karena aku perlu membeli vitamin dari salah satu apotik di situ. Daerah SS2 itu ternyata memiliki banyak apotik lho. 😊 Jadi setelah turun dari bis sebelum mencapai apotik, aku dan Wawa sempat melalui puja seranya (alias food court) untuk melihat pilihan yang ada. Tapi ternyata puja seranya itu hawanya panas banget. Soalnya tertutup ya jadi semua udara panas dari para penjual makanan yang ada terjebak di dalam. Wah langsung malas banget deh. Soalnya numpang lewat aja udah keringatan bagaimana pas duduk makan di situ ? Setelah selesai kunjungan ke apotik, masih terlalu pagi untuk makan malam. Aku dan Wawa menjelajah toko-toko yang ada. Ketemu sebuah toko yang menjual pastry seperti sio bao dan curry puff. Kami pun membeli beberapa. Lumayan untuk makan pagi besok. Wawa pun sempat mampir membeli es krim di Mixue. Sambil Wawa makan es krim, aku melihat pili

Restoran ini letaknya di bawah Airbnb kami di Atria Sofo. Wawa lagi ngidam laksa ala Sarawak. Soalnya waktu kemarin itu kami ke Limbang cuma sempat makan sekali. Walaupun kami sempat membeli bumbunya kemudian masak sendiri tapi tetap aja Wawa kurang puas. Jadi mumpung ketemu laksa ala Sarawak doi langsung bilang pengen coba lagi. Restoran ini ngga gitu gede sih. Menunya lumayan bervariasi. Ada nasi-nasian dan bakmi juga. Nasinya berupa nasi dengan topping lauk seperti daging cincang dengan daun kemangi atau juga kari ayam. Sedangkan bakminya seperti kolok mee yang mirip banget dengan bakmi ayam di Indonesia. Kemudian juga ada tomato mee yang seperti mi kuah dengan saus berunsur tomat. Wawa memesan laksa ala Sarawak dengan bihun. Aku berhubung ngga pengen laksa dan juga ngga pengen kolok mee memutuskan untuk memesan dumpling alias pangsit. Dumpling ini kulitnya sedikit lebih tebal dibandingkan kulit pangsit jadi lebih kenyang dikit deh. Untuk pangsit dumpling ini boleh dengan kuah atau

Hari pertama tinggal di Airbnb di Atria Sofo. Simak cerita mengenai Airbnb tersebut di sini . Saat baru cek in, Wawa dihubungi seorang teman. Ternyata temannya tersebut tinggal dekat dengan Atria. Jadi mereka lalu janjian untuk keluar. Temannya itu ternyata mengajak Wawa makan di resto nasi lemak terkenal Village Park .  Karena Wawa sudah makan nasi lemak jadi sorenya tinggal aku yang belum makan. Jadi kami berdua malas pergi jauh. Pilihan yang ada yaitu menjelajahi Atria mall di bawah. Sekalian melihat-lihat apa aja sih pilihan makanan yang ada. credit : Goole user Anthony Ng Setelah keliling-keliling pilihan jatuh ke Little Eat Shop yaitu sebuah restoran yang menjual berbagai makanan seperti nasi ayam, mie dan juga nasi-nasian. Aku tertarik dengan bakmi dengan saus mala. Kelihatannya menarik tuh. 😋 Bakminya tipis hampir seperti bihun. Toppingnya banyak. Tapi rasa mala-nya agak berlebihan untuk lidahku yang lebih biasa dengan cabe.😃 Little Eat Shop Atria Shopping Gallery Address: 19