Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2019

Hotel Summerview - Kuala Lumpur, Malaysia

Untuk hotel di Kuala Lumpur kali ini kita ngga akan tinggal di daerah Bukit Bintang karena kita udah pernah tinggal di situ sebelumnya. Lagipula pengalaman tinggal di situ sebelumnya rada terlalu berisik karena hotel yang kita tinggal tuh di lantai yang agak ke bawah dan ternyata di bagian bawah hotel tuh ada pesta sampai jam 4 pagi ! Berisik banget oi. Jadi kali ini kita putuskan untuk tinggal di daerah yang lebih dekat ke stasiun kereta KL Sentral. Dengan pemikiran kalo kita mau naik kereta ke airport KLIA bakal lebih mudah. Kemudian karena ortu ikutan, kita ngga jadi naik kereta. Kebayang donk kalo mesti bawa 2 lansia dan gotong koper turun naik kereta ? Hotel Summerview ini letaknya ngga jauh dari Bukit Bintang (sekitar 8RM = IDR27500) dengan grab). Pas kita cek in aku diberitahu bahwa kamar kita bakal diupgrade. Tadinya sebelum cek in kita diberitahu bahwa kita ngga dapat makan pagi. Di situ terdapat pemberitahuan mengenai voucher makan pagi seharga kurang lebih IDR50rb. Aku

Jalan Jalan Malaysia : Malaka ke Kuala Lumpur

Tadinya aku berencana untuk naik bis dari Malaka ke Kuala Lumpur. Berhubung kemudian ortu ikutan juga rasanya akan lebih mudah untuk menyewa mobil. Setelah mencari-cari aku menemukan 2 buah perusahaan yang bisa menyewakan mobil beserta supir. Aku hubungi kedua perusahaan tersebut untuk membandingkan harga. Perbedaannya ngga banyak jadi akhirnya kita pilih satu dari mereka dan kita beritahu nama hotel dan tanggal keberangkatan. Silakan lihat gambar di bawah untuk nama dan no telpon perusahaan taksi. Di hari H sesuai dengan janji sang supir yang kemudian kita ketahui adalah empunya perusahaan nongol sesuai janji. Mobil yang dibawa adalah Toyota sebangsa Innova. Wawa duduk di depan berdampingan dengan pak supir. Aku bersama dengan ortu di belakang. Koper kita semua untungnya muat di bagian belakang Toyota. Pada saat saat itu kita semua cuma membawa koper yang muat di kabin pesawat. Sekalian berhemat biaya cek in koper.

Makanan Yang Kudu dicoba di Malaka

Coconut Shake Coconut shake ini seperti milk shake tapi merupakan kombinasi kelapa, air kelapa dan mungkin es krim kelapa. Wah cocok banget deh untuk cuaca panas. Harganya pun sangat bersahabat, cuma 4 RM (sekitar IDR 13600). Yang terkenal katanya sih Klebang Original Coconut Shake. Tapi kita ngga pergi segitu jauh cuma untuk menikmati coconut shake. Coconut shake bisa ditemukan sepanjang Jalan Jonker. Es Chendol Es chendol di Malaka rada mirip dengan es cendol di Indonesia. Es chendolnya berisi cendol, kacang merah alias kacang jogo kemudian es serut dan siraman gula merah atau gula melaka. Tergantung variannya, bisa dijuga ditambah potongan mangga atau cacahan durian untuk rasa durian.

Nyonya Suan - Malaka, Malaysia

Sekedar info Jonker Street (Jalan Jonker) yang menjadi salah satu tujuan wisata di Malaka terkenal dengan pasar malamnya. Tapi pasar malam ini cuma berlangsung di akhir pekan - hari Jumat dan hari Sabtu. Berhubung kita ke situ hari Senin jadi ngga rame dan kebanyakan restoran tutup pagian. Salah satu restoran yang kita mau coba ternyata tutup pukul 5. Mungkin karena hari Selasa dan ngga banyak pengunjung. Karena restoran yang kita tuju ternyata sudah tutup akhirnya kita sekedar liat-liat di daerah tersebut untuk mencari restoran lainnya. Restoran yang kita pilih dan keliatannya lumayan adalah Restoran Nyonya Suan. Karena baru pukul 5:30 jadi restoran tersebut kosong. Nyonya Suan adalah restoran yang menyajikan masakan nyonya yaitu perpaduan antara masakan melayu dan chinese. Masakannya sederhana hampir seperti masakan rumahan. Kita pesan cah sawi bok choi, cah kol dengan jamur kuping hitam. Kemudian cumi masak asam manis dan tahu masak kecap.

Jalan Jalan Malaka hari kedua

Daily Fix Cafe dan Dutch Square Hari kedua merupakan satu-satunya kesempatan untuk menikmati Malaka sehari penuh. Esok hari kita sudah akan lanjut ke Kuala Lumpur. Salah satu makanan yang aku pengen coba adalah panekuk pandan dari Daily Fix Cafe. Tempatnya katanya bisa kehabisan panekuk pandan saking lakunya. Aku jadi rada kuatir dan berencana pergi sepagi mungkin. Untungnya grup kita udah terbiasa bangun pagi. Malah Daily Fix Cafe kurang pagi bagi kita-kita. Aku dan yang lainnya sudah siap makan pagi sekitar pukul 8 tapi Daily Fix belum buka sampai pukul 9. Silakan simak posting mengenai Daily Fix Cafe di sini . Sambil menunggu Daily Fix buka kita sempat jalan ke Windmill Dutch Square yang letaknya di seberang Sungai Melaka yang merupakan awal Jalan Jonker. Mumpung masih pagi, belum terlalu panas dan belum terlalu ramai untuk foto-foto. Dari situ juga bisa mengunjungi beberapa tempat wisata seperti The Stadhuys, Christ Church dan Church of St Francis Xavier. Stadhuys merupakan

Famosa Chicken Rice Ball - Malaka, Malaysia

Tadinya pengen makan di Kedai Makan Chungwah yang katanya terkenal dengan nasi bola ayam khas Melaka. Pas sampai di situ tempatnya rame bener. Yang antri pun panjang sekalee. Mana hari panas, matahari terik dan kita sudah kelaparan. Foodie mode terpaksa dimatikan dulu. Survival mode lebih penting. Tengok kiri kanan di seberang jalan di mana Wawa sedang berteduh terdapat sebuah restoran. Kebetulan banget resto yang judulnya Nasi Bola Ayam Famosa (Famosa Chicken Rice Ball) juga termasuk dalam daftar tempat makan yang kudu dicoba. Restoran ini rame tapi ngga ada antrian. Jadilah kita langsung bisa duduk. Tapi pada saat itu aku rada panik karena cuma memiliki sejumlah ringgit. Aku pikir pasti mudah menemukan ATM atau tempat menukar valas. Ternyata sepanjang perjalanan dari hotel ke resto yang letaknya di Jonker Street yang notabene merupakan tempat kunjungan wisata ngga keliatan sebuah ATM pun. Jadi setelah aku meminta ortu dan Wawa masuk ke resto aku menelusuri Jalan Jonker untuk menc

Makan nasi beralas daun pisang di Restoran Saravana - Malaka, Malaysia

Kita diajak makan siang oleh teman di Malaka di sebuah restoran India. Pas masuk bagian depannya seperti resto Minang dengan lauk pauk yang sudah masak. Teman kita tersebut menanyakan beberapa lauk yang doi suka dan kemudian memesan beberapa lauk. Kemudian kita masuk ke ruangan berAC di sebelahnya. Setelah kita duduk meja di hadapan kita pun dialasi daun pisang. Masing-masing diberikan alas daun pisang seperti layaknya tatakan meja. Kemudian datang seorang mas-mas membawa bakul nasi dan mulai menyendokkan nasi ke daun pisang. Berhubung aku udah siap karena sebelumnya sempat kaget liat meja sebelah dikasih setumpuk besar nasi. Jadi sama mas-mas ini aku bilang cukup sebelum doi menaruh seluruh isi bakul nasinya ke daun pisangku. Kemudian datang mas-mas berikutnya menyendokkan makanan sampingan sebanyak empat macam. Terdiri dari beet merah, kentang, kacang garbanzo dan ketimun model acar. Beet merah, kentang dan kacang garbanzo dimasak dengan bumbu sebangsa kari. Kemudian mas-mas it

Daily Fix Cafe - Melaka, Malaysia

Sebelum perjalanan ke Melaka aku seperti biasa sibuk menjelajahi internet mencari tau tempat makan yang asyik dll. Salah satu tempat yang direkomendasikan bernama Daily Fix Cafe. Dan makanan yang harus dicoba adalah pandan pancake alias panekuk. Jadi di hari kedua aku putuskan kita harus makan pagi di Daily Fix. Susahnya (seenggaknya bagi grup kita yang merupakan manusia-manusia pagi). Daily Fix buka jam 9 pagi. Dan katanya tempatnya rame. Kalo kesiangan panekuknya habis. Jadilah kita ke situ pagi-pagi tapi harus makan makanan kecil dulu di tempat lain supaya ngga kelaparan. Tempatnya ternyata agak tersembunyi. Kalo ngga dengan bantuan Google map pasti susah ketemu. Daily Fix Cafe terletak di bagian belakang dari sebuah toko yang kalo ngga salah menjual makanan kecil. Jadi kalo ngga pasang mata mudah terlewatkan. Setelah ditunjukkan oom gugel baru aku perhatikan ternyata ada plang nama di bagian luar.

Iron Ladies, drama Taiwan

Lagi pengen nonton drama Taiwan, jadi begitu drama Love Cuisine habis, kita menemukan drama yang ini. Netflix sekarang untuk daerah kita banyak lho pilihan dramanya. Drama ini mengenai kehidupan, karir dan kisah cinta tiga orang wanita. Awal mulanya mereka bertiga selain rekan kerja juga merupakan teman baik. Zhou Kai Ting, wanita lajang berumur 33 sedang mempersiapkan pernikahan. Ma Li Sha, janda dengan anak laki-laki dewasa. Wang Qing Qing, wanita yang kelihatannya sangat bahagia dengan suami yang sangat mencintainya. Tapi biarpun mereka merupakan teman baik ternyata di antara mereka terdapat rahasia. Yang kelihatan di permukaan bukanlah yang sesungguhnya. Seperti fatamorgana, begitu didekatin ternyata bukan yang sesungguhnya. Kemudian munculah Su Can seorang pemuda sederhana yang datang ke Taipei karena seorang tetangga mereka menjanjikan pekerjaan sebagai manajer di perusahaan tempat dia bekerja. Ternyata setelah menerima duit mereka, tetangga tersebut kabur dengan duit ne

Jalan Jalan Melaka : Singapura ke Melaka

Setelah 4 di Singapura akhirnya kita lanjut ke Melaka. Di hari H kita harus hadir di kantor Luxury Coach Service di daerah Orchard 30 menit sebelum keberangkatan alias pukul 7:30 pagi ! Tiketnya kita udah bayar sebelumnya, silakan baca artikelnya di sini . Saking paginya Wawa memilih ngga mau makan pagi supaya bisa tidur lebih lama. Jadinya aku pergi bertiga dengan ortu ke tempat dimsum yang letaknya dekat dengan hotel kita. Untungnya hotel ini dekat banget dengan berbagai tempat makan. Kita pesan bolu kukus dan kue lobak. Simpel aja. Sekedar makan sedikit untuk menghangatkan perut. Aku sudah membeli roti-rotian untuk makan di jalan nantinya. Kemudian kita naik grab ke Orchard. Sampai di situ tampak bisnya sudah menunggu. Aku masuk ke dalam gedung untuk cek in. Kita dikasih stiker untuk ditempelkan di baju supaya lebih mudah dikenali pas turun di Johor Bahru untuk pemeriksaan paspor.

Hotel Hong @ Jonker Street - Melaka, Malaysia

Lokasi hotel ini di bagian ujung belakang dari Jalan Jonker yaitu tujuan utama turis untuk Malaka. Jarak dari hotel ke Jalan Jonker sekitar sepuluh menit jalan kaki deh. Tergantung bagian mana dari Jalan Jonker. Dari review beberapa pengunjung hotel sebelumnya, hotel juga menyediakan antar jemput dari stasiun bis Malaka Sentral. Dan benar juga, aku menerima email dari pihak hotel komplit dengan no hp seandainya kita perlu dijemput dari stasiun. Tapi karena kita diturunkan dekat hotel, akhirnya kita jalan kaki ke hotel dan ngga perlu dijemput. Hotelnya cuma 2 lantai dan kita mendapatkan kamar di lantai 2. Tapi hotel ini merupakan gedung tua yang direnovasi jadi ngga pake lift. Untungnya koper kita kecil jadi ngga terlalu berat digotong ke lantai dua. Lantai 3 merupakan daerah terbuka tapi beratap dilengkapi dengan sofa tapi ngga ada yang duduk di atas. Tapi juga bisa digunakan untuk menjemur baju.