Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2018

Selamat Tahun Baru 2019

Caper Jepang : Hari Ketiga di Sapporo

Hari ini merupakan hari terakhir kita di Jepang. Besok kita akan terbang ke Taipei dan kemudian ke Jakarta. Karena baju-baju sudah kotor jadi aku akan mencuci baju dulu sebelum ke Jakarta biar sampai di situ kita memiliki baju ganti. Pagi hari aku turun ke lantai dua untuk membeli sabun untuk cuci baju. Ongkosnya JPY100 untuk 2 bungkus. Tapi berhubung aku cuma perlu satu jadi yang satu lagi aku balikin ke mereka. Untuk menggunakan mesin cuci kalo ngga salah JPY200 dan untuk mesin pengering JPY100. Jadi total JPY500 (IDR 67rb) untuk mencuci baju aku dan Wawa. Aku ngga tahu ya itu totalnya berapa kilo. Tapi kira-kira 6-7 kaus dan sekitar 3 celana pendek kali ya. Ngga ada jeans atau celana panjang. Setelah masukin baju kotor ke mesin cuci, kita keluar membeli makan pagi. Kita mampir ke Donquijote (Donki) untuk melihat-lihat. Akhirnya kita beli 2 nasi kepal (onigiri), sebotol minuman blueberry dan sekotak mi instan. Terus kita mampir ke 7 Eleven untuk membeli sebungkus kol iris dan s

Shopping di Tsawwassen Mills pada hari Boxing Day

Boxing Day yaitu tanggal 26 Desember sebenarnya merupakan tradisi orang Inggris. Berhubung Kanada dulunya merupakan bagian dari Commonwealth jadi Kanada mengikuti tradisi Boxing Day ini. Sewaktu kita di Amrik tanggal 26 Desember merupakan hari kita balik kerja setelah Natal. Mal di Amrik menyelenggarakan sale gede-gedean juga tapi berhubung aku mesti kerja jadi ngga pernah ikutan rame-rame deh. Tahun ini merupakan tahun pertama kita tinggal di Kanada dan menjadi bagian dari tradisi Natal di sini. Jadinya walaupun sebenarnya ngga niat shopping banget tapi tetep aja ikutan karena pengen tau seperti apa sih keramaian Boxing Day ini. Dari kantor tahun ini dapat bonus $50 berupa gift card. Lumayan dapat bekal dikit ha..ha.. Rencana kita berangkat jam 9 pagi karena mal hari itu buka pukul 8. Tapi kita ngga niat belanja kan jadi males keluar rumah pagi-pagi. Rencana jam 9 akhirnya molor sampai jam 9:30. Tujuan kita adalah Tsawwassen Mills  yang letaknya sedikit di luar kota Vancouver. T

Makan-Makan di Sapporo - bagian kedua

Ramen Republic Ramen Republic ini semacam food court khusus untuk ramen. Terdiri dari 5-6 kedai ramen semuanya di satu tempat. Kalo doyan ramen, boleh tuh mampir di lantai 10 Esta complex di Stasiun Sapporo. Kalo udah sampai di stasiun tinggal ikutin petunjuk aja. Yang kita cobain adalah kedai ramen yang namanya Yoshiyama Shouten. Kita pesan ramen rasa garam (shio ramen) dan ramen dengan miso dan kuah ikan (fish broth). Aku masih penasaran dengan ramen rasa garam. Karena kebanyakan tempat biasanya menyajikan shoyu ramen (kecap) atau miso ramen (miso). Di sini shio ramennya kuahnya ngga jernih amat tapi masih tetap memiliki minyak. Mungkin itu rahasia kuahnya kali ya. Untuk topping dikasih irisan jamur kuping, rebung dan dua helai irisan babi. Maaf untuk teman-teman yang Muslim karena yang ini pasti tidak halal. Untuk ramen miso dengan kuah ikan sepintas kelihatan mirip dengan ramen rasa garam karena kuahnya juga pekat warna coklat. Toppingnya dikasih irisan daun bawang, sehela

Makan-makan di Sapporo - bagian pertama

Ada beberapa video di Youtube yang bertema Sapporo dan mereka membicarakan makanan-makanan yang kudu dicoba selagi di Sapporo dan juga Hokkaido secara umumnya. Soup Curry Seperti juga namanya makanan ini memang merupakan variasi dari kari. Untuk yang belum pernah nyobain kari ala Jepang silakan deh dicoba. Aku tadinya pernah coba bikin sendiri di rumah pake bumbu instan gitu. Hasilnya ngga gitu enak jadi aku berkesimpulan kari Jepang itu ngga enak. Tapi pas kita di Nagoya, disuguhi makanan pagi di sebuah hotel . Salah satu makanan paginya adalah nasi dengan kari Jepang. Wah ternyata enak lho. Habis itu jadi pengen tahu dan pengen nyobain lagi. Silakan simak posting berikut untuk melihat gambar makan pagi sewaktu kita di Nagoya. Nah soup curry ini rada mirip dengan kari ala Jepang, tapi karinya disajikan terpisah dengan nasi. Dan kuahnya ngga sebanyak kari biasa yang lebih pekat. Kita nyobain soup curry ini di Rojiura Curry Samurai. Lokasinya dekat dengan hotel kita cuma se

Caper Jepang : Hari Kedua di Sapporo

- Hokkaido Government Building - Sarapan pagi kita di lantai dua hostel/hotel kita. Mereka memiliki tempat ngumpul yang asyik banget. Tempatnya luas dan dekornya bagus. Ada TV di situ juga bisa bikin minuman panas karena ada teko air panas. Terus ada kulkas kalo mau simpan jus. Mau bikin makanan panas juga bisa, tapi aku sama Wawa cuma minum teh panas sama makan biskuit dan makanan kecil yang kita beli dari Daiso semalam. Untuk melihat perincian pengeluaran kita di hari kedua di Sapporo ini, silakan simak bagian akhir dari posting ini. Kalo ada pertanyaan silakan kasih komentar ya. Hari ini kita rencana keliling kota aja dengan jalan kaki. Ada beberapa tempat yang agak jauh keluar kota tapi aku belum tau apa mau beli pass. Jadinya sementara kita ngiderin yang dekat-dekat aja.

Grids Sapporo Hotel + Hostel - Sapporo, Jepang

Untuk perjalanan ke Jepang kali ini aku berusaha berhemat tapi juga tetap memperhatikan unsur kenyamanan. Makanya sebagian besar akomodasi yang kita tinggal adalah hotel. Sebagian besar memiliki kamar mandi dalam. Tapi untuk Sapporo aku memberikan perkecualian. Pertama ulasan untuk hostel Sapporo Grids ini sangat bagus dan aku lihat foto-fotonya juga bagus-bagus. Jadi aku putuskan untuk membooking hostel ini walaupun kita tidak memiliki kamar mandi dalam dan juga WC. Letak hostel ini sangat strategis lho. Yaitu di salah satu bagian dari Tanukikoji shopping street. Seperti umumnya shopping street di Jepang yang merupakan deretan toko dan restoran yang beratap tapi tidak berAC jadi hanya berudara segar aja. Konsepnya lebih tradisional dan berbeda dengan mall yang biasanya berAC.

Caper Jepang : Dari Osaka ke Sapporo

Ini merupakan cerita perjalanan aku dan Wawa menjelajahi Jepang bulan September 2018. Silakan lihat perincian biaya per hari di bagian akhir posting ini. Jangan lupa tinggalkan komentar ya ! Airport Kansai biarpun sudah dibuka tapi airportnya termasuk sepi. Kita belum sempat makan pagi karena berangkat lumayan pagi. Untungnya di airport terdapat sebuah 7 Eleven yang harganya kayaknya sama seperti di luar airport. Jadi kita bisa membeli beberapa makanan kecil untuk mengganjal perut sampai makan siang di Sapporo nanti. Karena rencana kita mau makan di sebuah restoran ramen di airport di Sapporo. Penerbangan dari Osaka ke Sapporo memakan sekitar 2 jam. Begitu sampai di airport New Chitose di Sapporo, kita langsung mencari tempat makan. Ternyata karena gempa bumi yang terjadi sekitar 10 hari sebelum kita sampai di situ membuat airport tersebut belum berfungsi secara penuh kembali. Jadi kita langsung mencari bis ke kota dengan niat langsung ke hostel. Dengan petunjuk dari situs chu

Makanan yang kudu dicoba di Osaka

Tahun lalu pertama kalinya aku dan Wawa ke Osaka karena makanan ini. Makanan ini merupakan khas Osaka dan kudu dicoba kalo kalian belum pernah mencobanya. Bentuknya bulat seperti bakso terbuat dari tepung terigu, bonito flakes (irisan tipis yang terbuat dari ikan), asinan jahe, daun bawang dll. Oh ya dan isinya adalah gurita makanya dinamakan takoyaki (gurita panggang). Takoyaki yang original biasanya dikasih semacam saus coklat yang sedikit manis, asin dan gurih. Tapi tergantung sang penjual biasa mereka diberikan sedikit perbedaan, misalnya mayones, atau bumbu-bumbu lainnya yang membuat bola gurita mereka berbeda. Kali ini karena kita ngga bakalan ngetem di daerah Dotonbori makanya kita memutuskan untuk nyobain takoyaki berdasarkan petunjuk oom Google. Tempat pertama yaitu Takoyaki Wanaka yang memiliki beberapa lokasi tapi yang kita kunjungi dekat dengan stasiun Namba. Tinggal digoogle aja.

Caper Jepang : Hari Kedua di Osaka

- Tsutenkaku di malam hari - Rencana pagi ini adalah mencari tempat keberangkatan bis menuju Kansai Airport. Jadi ceritanya kita akan terbang ke Sapporo dari Kansai. Kebetulan banget sebelum kita sampai di Osaka sekitar dua minggu sebelumnya Osaka dilanda badai gede banget yang menyebabkan jembatan yang menghubungkan airport dengan kota terputus. Biarpun sebagian sudah diperbaiki tapi lalu lintas belum lancar banget. Kalo ngga salah di hari keberangkatan, kereta sudah mulai beroperasi. Tapi aku dan Wawa ngga mau mengambil resiko dengan naik kereta. Jadi kita memutuskan untuk naik bis saja. Bis yang menuju airport bisa dinaiki dari berbagai lokasi. Untuk kami yang tinggal di daerah Abeno, bisa naik dari Abeno Haruka.

Hotel Taiyo - Osaka - Jepang

Hotel ini lokasinya dekat sekali dengan stasiun Dobutsuen Mae. Cuma sekitar 2 menit jalan kaki. Malah saking dekatnya, kalo kita berdiri di luar hotel, udah keliatan tanda masuk ke stasiun. Untuk perjalanan ke Jepang kali ini aku menghabiskan banyak waktu di Agoda melihat mungkin sekitar seratus halaman dan juga ulasan mengenai hotel-hotel sebelum memutuskan untuk booking hotel tersebut. Sejauh ini sampai di Kyoto tapi ngga termasuk Odawara (karena Odawara merupakan Airbnb) semua hotel bisa dibilang lumayan banget. Harganya memang rata-rata sekitar USD60 (sekitar IDR870rb). Nah, hotel Taiyo ini termasuk yang di bawah harga rata-rata tersebut. Kita membooking Western Twin untuk 2 malam dengan total harga USD97 (sekitar IDR1,4 juta). Termasuk murah untuk ukuran Osaka dan lokasi yang dekat dengan stasiun. Tapi memang dilihat dari gambarnya aku ngga mengharap banyak. Yang penting bersih. Dan dilihat dari review, semuanya positif. Jadi pas kita cek-in dan mendapatkan kunci, aku rada h

Shopping di Osaka, Jepang

Aku dan Wawa sebenarnya sudah pernah ke Osaka tahun lalu. Saat itu kita berkunjung ke Tokyo dan Osaka tapi cuma seminggu. Karena sudah pernah ke Osaka jadi kali ini kita cuma tinggal selama dua hari. Dan selama dua hari itu kita coba mengunjungi tempat yang kita belum pernah kunjungi sebelumnya. Salah satunya adalah Tenjinbashisuji Shopping Street. Tenjinbashisuji dibilang shopping street karena memang merupakan sebuah lorong beratap dengan berbagai toko di kiri kanan. Bentuk shopping street ini memang cukup lazim di Jepang dan lebih cenderung ke "pasar" model lama yang beda dengan konsep shopping mall yang lebih moderen. Selama aku dan Wawa mengelilingi berbagai kota di Jepang kali ini kita sempat melihat beberapa shopping street model begini di kota-kota seperti Nagoya, Kyoto, Osaka dan juga Sapporo.

Best Drama 2018 versi Lulu - drama Korea

Setahun berlalu dan sekarang bulan Desember lagi. Berarti sudah saatnya kita melihat drama-drama yang beredar tahun 2018 ini dan menentukan mana drama yang terbaik (versi Lulu tentu saja). Hwayugi (A Korean Odyssey) Drama ini beredarnya sekitar bulan Desember 2017 sampai bulan Maret 2018. Drama yang mengadaptasi cerita si kera sakti Sun Go Kong menjadi cerita di drama modern. Di mana Sun Go Kong terlibat perjanjian dengan seorang wanita Jin Sun Mi yang memiliki kemampuan melihat mahluk halus. Sang kera sakti yang tadinya penuh dengan tipu muslihat akhirnya terkekang gelang ajaib yang cuma bisa dilepaskan oleh si empunya gelang yaitu Jin Sun Mi. Drama ini sangat menghibur terutama karena si ganteng Lee Seung Gi dan juga kepiawaian aktor serba bisa Cha Seung Won. Drama ini juga agak berbeda karena bukan cuma cowo ganteng ketemu cewe cantik walaupun memang ada kedua-duanya. Tapi lebih menarik karena ada mahluk gaib, ada jejadian dan ada ilmu hitam segala. Mr. Sunshine Drama ya

Makan Sepuasnya di Mal Abeno Q - Osaka, Jepang

Dari Kyoto ke Osaka - Jepang

Karena hari ini adalah hari terakhir di Kyoto dan kita akan melanjutkan perjalanan ke Osaka sengaja kita ngga berangkat pagi karena jarak Kyoto-Osaka cuma 50 km. Kalo dengan kereta cuma sekitar 1 jam kurang. Kalo kita sampai di situ terlalu pagi nanti pun ngga bisa cek in ke hotel. Kalo ngga salah kita sampai di situ sekitar pukul 12. Stasiun yang kita tuju adalah Dobutsuen Mae. Hotel kita yaitu Hotel Taiyo dekat benar dengan stasiun tersebut. Ngga sampai 5 menit jalan kaki sudah sampai. Karena belum boleh cek in kita cuma nitip koper dan backpack. Dari situ kita kemudian jalan kaki ke Abeno Q mall yang dekat sekitar 12 menit jalan kaki dari Hotel Taiyo. Hari itu panas (normal sih) tapi karena beberapa hari di Kyoto selalu mendung dan hujan jadi Osaka berasa ekstra panas. Jadinya ngadem di Abeno Q mall berasa enak. Sepanjang hari itu kita cuma di mall aja sampai sekitar pukul 3 baru kita jalan balik ke hotel dan cek in. Malamnya kita cuma beli makanan di Family Mart yang letaknya

Makan Soba di Kiyomizu-dera - Kyoto, Jepang

Katanya kalo ke Kyoto harus nyobain soba. Lagipula kalo ngga nyobain soba di Jepang bakalan susah mencari restoran yang menjual soba di luar Jepang. Jadi hari itu pas kita selesai menjelajahi Kiyomizu-dera kebetulan kita melihat restoran soba ini. Harganya sedikit lebih mahal tapi masih di batas anggaran makan kita. ha..ha.. Restoran ini letaknya di lantai dua dengan lantai satu adalah toko yang menjual cinderamata kayak kue kering gitu kalo ngga salah. Di bawah ada menu dengan gambar dan harganya jadi kita kira-kira udah tau mau pesan apa dan udah bisa perhitungkan harganya. Jadi ngga kaget pas selesai makan.

Caper Jepang : Hari Ketiga di Kyoto

Seperti juga hari sebelumnya, kita berangkat pagi dari hotel. Tujuannya supaya bisa mengambil foto sebelum para turis lainnya berdatangan. Pagi itu kita tiba di Fushimi Inari sekitar pukul 8. Kita naik bis ke Stasiun Kyoto kemudian naik kereta ke Stasiun Inari. Fushimi Inari merupakan satu-satunya tempat wisata di Kyoto yang aku dan Wawa kunjungi yang lokasinya dekat dengan stasiun kereta. Selebihnya bisa dengan mudah dicapai dengan bis dan sedikit jalan kaki. Kuil Fushimi Inari terdiri dari berbagai bagian. Mulai dari kaki bukit sampai ke puncak Gunung Inari. Berhubung hari masih pagi, aku dan Wawa pun memutuskan untuk mendaki gunung Inari. Terlebih karena adanya beberapa nenek-nenek yang dengan luar biasanya berjalan di depan kita tanpa keliatan lelah. Malu donk kalo kalah sama nenek-nenek.

KB Bake Cheesetart - Kyoto, Jepang

Cheese tart ini merupakan salah satu makanan kecil khas pulau Sapporo karena mereka terkenal dengan berbagai macam produk terbuat dari susu. Makanya aku agak heran juga sewaktu aku melihat ada toko cheese tart kok namanya kayaknya aku pernah dengar. Setelah aku lihat daftar makanan untuk Sapporo baru aku sadar bahwa mereknya tuh sama.

Nishiki Market di Kyoto - Jepang

Nishiki Market adalah sebuah pasar di daerah tengah kota Kyoto dekat ke jalan Shijo. Kebanyakan pasar di Jepang berupa sebuah jalan yang beratap tinggi. Jadi seperti sebuah lorong dengan toko-toko di kiri kanan. Kalo doyan makan silakan coba berbagai makanan kecil di sini seperti sate-satean atau seafood. Harganya bisa dibilang lumayan mahal. Kita beli setusuk otak-otak ikan seharga JPY350 dan setusuk cumi panggang seharga JPY300. Setelah menghabiskan makanan kecil itu kita masih belum kenyang jadi akhirnya kita mampir ke sebuah restoran mungil yang harganya keliatannya lumayan. Tempatnya juga mungil tapi modern. Aku memesan hamburg steak sedangkan Wawa memesan burger. Total yang kita bayar JPY 1680 (IDR243rb).

Kyoto Bus One Day Pass - Kyoto, Jepang

Tahun lalu sewaktu kita berkunjung ke Jepang selama seminggu aku dan Wawa cuma menggunakan kereta atau pun jalan kaki. Pakai bis kok rasanya resiko cukup tinggi untuk kesasar dan ngga jelas mau turun di mana. Tapi tahun lalu kita cuma berkunjung ke Tokyo dan Osaka dan kita merasa kereta di situ sangat efisien dan kita bisa ke mana-mana. Tapi ternyata untuk Kyoto dari forum Kyoto di TripAdvisor banyak orang mengatakan bis di Kyoto lebih efisien untuk menjangkau tempat-tempat wisata. Dan banyak yang menyarankan untuk membeli pass untuk bis yang dinamakan Kyoto Bus One Day Pass.

Caper Jepang : Hari Kedua di Kyoto

Kita rencana keluar agak pagian dari hotel dengan tujuan Arashiyama yang terkenal dengan pohon-pohon bambunya itu lho. Untuk ke situ kita akan menggunakan bis. Aku udah cari tahu nomor bisnya. Tapi ternyata naik bis di Kyoto agak rumit juga karena di dekat hotel kita terdapat beberapa halte bis dan kita suka bingung harusnya nunggu di mana. Makanya pagi itu kita sempat kesasar dulu naik ke arah yang salah. Jadi harus turun, nyebrang dan naik ke tujuan yang berlawanan. Bis yang kita tumpangi menurunkan kita di tempat tujuan. Jalan sedikit sudah sampai. Tapi ternyata banyak orang yang datang pagi juga lho supaya ngga diduluin orang lain. Memang agak susah mencari tempat yang sepi untuk ambil foto karena orangnya banyak sekaleeee !!

Makanan di Kyoto : Nakau dan Kinotorikara

Nakau adalah sebuah restoran waralaba yang lumayan banyak cabangnya di Kyoto dan Osaka. Kita belum pernah melihat Nakau di Tokyo tapi kita makan beberapa kali di Kyoto dan kemudian di Sapporo. Aku suka menunya karena banyak variasi mulai dari nasi sampai mi kuah. Harganya sangat bersahabat, biasanya sekitar JPY 600 (sekitar IDR80rb). Tergantung apa yang kamu pesan. Kinotorikara juga merupakan sebuah restoran waralaba yang menjual makanan kecil berupa gorengan ayam tapi disajikan dengan potongan kecil dan bisa dimakan dengan tusukan sate. Mirip-mirip gorengan ala Taiwan (Shihlin Taiwan Street Snack). Yang ini aku pesan untuk berdua sehingga harganya adalah JPY 400 (IDR54rb).

Caper Jepang : Takayama ke Kyoto

Kita cuma semalam di Takayama. Tadinya Takayama malah sama sekali ngga termasuk di jadwal kunjungan kita. Cuma pas lagi susun itinerary, Wawa tahu-tahu mendaftarkan diri untuk ikutan lari di Takayama. Akhirnya doi ngga jadi ikutan karena dia menemukan acara lari lainnya di Odawara. Tapi kita udah kadung tertarik sama Takayama jadi tetep kita putuskan untuk mampir deh. Kesimpulannya Takayama tuh kota kecil yang menarik. Kalo memiliki lebih banyak waktu, ada baiknya tinggal beberapa hari jadi bisa sekalian ke Shirakawa Go. Takayama itu karena letaknya di daerah pegunungan jadi malam hari adem deh. Lebih enak dari Puncak hahaha.. Orang Jakarta tau kali ya kalo Puncak sekarang ngga gitu adem lagi. Karena kita sampai di situ udah jam makan siang dan esok paginya kita cabut agak pagi sekitar jam 10-an jadi kita belum berkesempatan menjelajah Takayama secara keseluruhan. Mudah-mudahan berkesempatan lain kali deh.