Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2019

Yuk Jalan ke Victoria - Hari 2

Waktu kita cek in sang resepsionis memberitahu bahwa kita mendapatkan makan pagi. Berhubung dikasih tau gitu aku dan Wawa pun oke aja. Biar ngga pusing cari makan di pagi hari kan. Eh sampai di situ kita dikasih tempat duduk kemudian ditanyain nomor kamar. Aku pikir kok tumben. Dalam hati aku pikir bisa lucu nih kalo ngga ketemu nama kita. Eh bener aja. Ternyata kita ngga mendapatkan makan pagi. Tetap aja ditawarin mau liat menunya. Aku bilang aja ngga perlu. Terus kita disarankan untuk ngecek ke resepsionis. Kali ini resepsionis udah ganti orang. Dan sang mbak resepsionis ini ngecek dan bilang ke kita kalo kamar kita ngga mendapatkan makan pagi. Tadinya aku berniat makan sedikit di hotel kemudian keluar lagi mencari makan. Berhubung dibilangin kita ngga mendapatkan makan pagi gratis ya kita tinggal keluar aja. Pertama kita cuma ngiderin daerah sekitar hotel - sepanjang jalan Douglas dan jalan kecil yang kita lewatin. Kebanyakan restoran buka sekitar jam 11 atau 11:30. Akhirnya kit

Yuk Jalan ke Victoria - hari 1

Vancouver letaknya dekat dengan lautan Pasifik. Tapi antara Vancouver dengan lautan Pasifik terdapat sebuah pulau yaitu Vancouver Island di mana di situ terletak Victoria yang sebenarnya adalah ibukota propinsi British Columbia ini. Udah lama aku dengar mengenai Victoria dan udah lama juga aku bilang ke Wawa untuk jalan ke Victoria. Akhirnya setelah hampir sepuluh tahun sejak aku mulai ngomongin Victoria baru awal bulan ini kita berkesempatan ke situ. Victoria sebenarnya ngga jauh dari Vancouver. Sekitar 1 jam deh naik mobil kalo ngga ada laut yang membatasi kedua kota tersebut. Untuk ke Vancouver Island kita harus naik ferry. Aku mulai riset dan baca-baca mengenai Victoria. Ternyata katanya untuk ke situ kita ngga perlu bawa mobil. Pertama karena membawa mobil akan mahal di ongkos ferry (sekitar tambahan $60/mobil). Kedua angkutan umum di Victoria sangat bagus dan mudah.

Double Tree by Hilton Hotel & Suites - Victoria, Kanada

Kita pilih hotel yang ini karena letaknya yang strategis di daerah downtown Victoria. Hotel ini di belakang Fairmont Empress hotel yang merupakan salah satu hotel yang tua dan bersejarah. Hotel kita ini letaknya di jalan Douglas yang merupakan salah satu jalan besar di daerah downtown yang banyak dilalui bis. Jadi kalo ngga bawa mobil hotel ini merupakan hotel yang mudah dicapai dan juga mudah untuk naik bis ke mana-mana. Waktu kita cek in sama sekali ngga ada orang jadi ngga pake nunggu. Terus kita dikasih 2 buah cookies. Kita mendapatkan kamar di lantai 2 dengan balkon. Kamar kita menghadap lapangan parkir sebelah. Kamarnya komplit banget perlengkapannya. Ada mesin kopi Keurig, TV gede, microwave dan kulkas. Kamar mandinya dengan shower. Sepertinya kebanyakan hotel sekarang lebih banyak yang pake standing shower dibandingkan bath tub. Lagipula bath tub gitu kan agak susah untuk naik turun. Oh ya bantalnya 4 ! Langsung deh kita bikin kopi untuk teman makan cookies.

Red Fish Blue Fish - Victoria, Kanada

Melihat jumlah review di Google udah ketauan kalo restoran ini memang banyak pengunjungnya. Lokasinya dekat dengan Victoria Harbor jadi strategis banget untuk daerah downtown Victoria. Tapi harganya pun ngga terlalu mahal. Jangan mengharapkan setting yang mewah ya. Modelnya hampir seperti fast food. Kamu order dan bayar. Kemudian tunggu nama kamu dipanggil berarti pesanan kamu udah siap diambil. Tempat duduknya al fresco dengan pemandangan ke arah Victoria Harbor. Pas kita pergi udah agak sorean jadi sambil nunggu kita bisa menikmati matahari terbenam. Karena kuatir rame, aku bilang ke Wawa untuk pergi pagian. Jadi pukul 7 kita udah sampai di restoran tersebut. Ternyata pengunjung lainnya pun datang pagian seperti kita berdua. Alhasil antrian di depan kita lumayan panjang.

Ayo Eat - Victoria, Kanada

Restoran Indonesia ini letaknya di Market Square yaitu sebuah bangunan batu bata merah di dekat Chinatown Victoria. Menunya cuma beberapa jenis makanan jadi ngga pusing mau pesan apa. Aku memesan sate ayam dan nasi campur rendang. Katanya harus nunggu sekitar 20 menitan karena satenya harus dipanggang dulu. Ya udah sambil nunggu kita ngiderin Market Square. Ada beberapa toko yang menjual baju dan pernak pernik. Bagus sih tapi mungkin mahal jadi aku ngga berani masuk. Akhirnya aku balik ngecek dan pesanan kita sudah jadi. Wah beneran laper deh. Satenya 3 tusuk per porsi. Disajikan dengan nasi putih yang diguyur kuah kari kayaknya. Warna satenya pucat dan ngga ada wangi panggangan. Bumbu kacangnya halus banget - kayaknya pake peanut butter gitu kali ya. Bumbunya juga pucat, ngga pake kecap manis dan rasanya cuma agak asin. Kalo nasinya ngga pake kuah kari pasti susah dimakan tuh.

The Fish Store - Victoria, Kanada

Restoran letaknya di kompleks Fisherman's Wharf. Kalo mau cari di google, cobalah cari Fisherman's Wharf Park. Karena kalo kamu cari Fisherman's Wharf ngga ketemu deh kayaknya. Fisherman's Wharf ini letaknya berseberangan dengan taman tersebut. Setelah puas liatin rumah terapung warna warni, jangan lupa cobain fish taco dari The Fish Store. Harganya memang agak mahal sekitar $8.50 untuk 1 buah taco yang ngga terlalu gede. Tapi ikannya cukup gede dan segar. Ikan gorengnya disajikan di sebuah taco kemudian diberi irisan kol dan daun ketumbar. Jangan lupa diberi jeruk nipis sebelum dilahap. Yum. Salmon chowdernya juga enak karena dibikin dari 3 macam salmon - salmon biasa, candied salmon dengan topping smoked salmon.

Back to 1989 - drama Taiwan

Wawa yang menemukan drama ini dan pengen mulai nonton. Aku begitu melihat judulnya langsung merasa drama ini bakal membosankan. Langsung males nonton. Tapi begitu nonton episode pertama langsung tertarik. Gini lho sinopsisnya. Ceritanya Chen Che seorang stock broker (pegawai di perusahaan jual beli saham). Doi cukup berbakat tapi juga sombong. Di balik kesombongannya ternyata doi yang tampan itu sungguh perhatian dengan mamanya yang bekerja keras membesarkannya tanpa seorang suami. Setiap kali ditanya siapa ayahnya maka sang mama akan marah-marah. Tak terkecuali hari itu sehingga Chen Che pun terlibat adu mulut dengan sang mama sebelum doi cabut menggunakan motornya masih panas karena sang mama juga sangat keras kepala.

Bermalam di T4 Changi Airport - Singapura

Perjalanan balik ke Vancouver, Kanada dari Chiang Rai harus melalui Bangkok dan kemudian Singapura. Baru kemudian dari Singapura kita naik pesawat lagi melalui Hong Kong dan terakhir ke Vancouver. Supaya aman dan ngga usah dag dig dug ketinggalan pesawat kalo ada delay aku sengaja memberikan senggang waktu yang banyak antara pesawat kita dari Chiang Rai dan pesawat dari Singapura. Akibatnya kita harus bermalam di Singapura. Tadinya aku sempat melihat lihat kamar hotel di Singapur. Pesawat kita kalo ngga salah pukul 1 siang. Sedangkan kita mendarat di Changi pukul 8 malam. Tanggung ya, ngga sampai 24 jam. Bayar hotel juga lumayan. Jadi aku putuskan yok kita bermalam di Changi. Nginep di Changi bukan pertama kali bagi aku dan Wawa. Baca di sini untuk pengalaman nginep di T2 Changi.  Itu tahun 2013 ya, jadi udah pasti sekarang lebih oke lagi fasilitas di Changi. Yang beda selain terminalnya adalah waktu itu kita ngga keluar dari transit area - jadi masih di dalam. Sekarang berhubung k

Mengunjungi Panti Asuhan di Chiang Rai - Thailand

Setahun yang lalu temanku di Thailand ini pernah menanyakan apa kita mau ikutan menyumbang untuk panti asuhan. Mereka kebetulan kenal dengan sang pemilik dan berkeinginan mengunjungi panti asuhan tersebut untuk membawakan makanan untuk anak-anak penghuninya. Kali ini pas kita di situ mereka akan melakukan hal yang sama lagi. Kali ini mereka akan membawa nasi ayam, ayam goreng, ayam panggang, kue dan soda. Nasi ayam dipesan dari sebuah toko langganan mereka. Kue juga dipesan sehari sebelumnya. Pada sore hari sebelum kita ke panti asuhan tersebut, kita mampir mengambil nasi ayam yang sudah disiapkan di sebuah panti besar, ayam rebus di sebuah panci dan kuah di sebuah panci. Kemudian kita ke pasar memborong ayam goreng dan juga ayam panggang. Kuenya sudah diambil di siang hari komplit dengan soda. Setelah bagasi mobil sudah penuh dengan makanan kita pun berangkat. Sampai di situ kita disambut oleh anak-anak tersebut. Sebagian besar mereka di bawah 10 tahun. Beberapa anak lelaki yang

Mendaki Phu Chi Fa dan Menikmati Danau Phayao - Thailand

Seperti biasanya kalo aku dan Wawa berkesempatan ke Thailand kita biasanya selalu jalan bareng teman. Berhubung teman tersebut dari Thailand atau tepatnya Chiang Rai jadi aku ngga mau repot riset dulu. Biar aja dia yang planning kita tinggal ikut aja. ha..ha.. Kali ini aku dan Wawa diajak trekking ke Phu Chi Fa yang letaknya sekitar 1.5 jam dari Chiang Rai. Kita dijemput pukul 8 pagi dari hotel dengan kendaraan sewaan komplit dengan supir. Sebelum keluar kota, kita mampir mengisi bensin dan membeli makanan kecil di 7-Eleven. Seperti juga di Jepang, 7-Eleven di Thailand menjual banyak makanan kecil, kosmetik, berbagai minuman dan pernak pernik yang kelihatan unik untuk kita-kita dari negara lain.

Makanan Makanan Khas Chiang Rai, Thailand

Baan Malai Guest House - Chiang Rai, Thailand

Kita cek in ke hotel sudah lewat jam 10 malam jadi ngga sempat melihat sekeliling hotel. Baru pagi hari kita sempat membuka tirai ke balkon dan melihat pemandangan sekitar. Di balkon tersedia 2 buah kursi kayu terbuat dari batang pohon bulat. Kelihatan unik dan lumayan untuk duduk. Selama tinggal di situ aku dan Wawa sering duduk di balkon untuk menikmati udara segar. Juga asyik memperhatikan kesibukan hotel di seberang kita. Hotel tempat kita tinggal lumayan gede. Aku dan Wawa mendapatkan kamar di lantai tertinggi yaitu lantai 3. Lumayan untuk olahraga karena ngga ada lift. Kamarnya gede dengan kamar mandi komplit dengan shower. Dalam kamar terdapat meja rias dengan cermin gede. Juga terdapat sebuah kursi malas yang letaknya bersebelahan dengan tempat tidur. Semua perabotan termasuk tempat tidur terbuat dari kayu asli. Jadi teringat perabotan di rumah sodaraku yang katanya terbuat dari kayu jati.

Penang Airport - Georgetown, Malaysia

Pesawat ortu dan pesawat kita berbeda jam berangkatnya. Tapi kita harus check out dari hotel jadi sekalian berangkat ke airport. Berhubung mereka terbiasa makan pagi jadi agak pagian sudah aku ajak makan dimsum dekat hotel. Nama restorannya Star Dimsum, tapi rasa tehnya agak aneh. Menurut papaku sepertinya tehnya sudah jamuran. Buset. Untung kita ngga kenapa. - Curry mee dan teh tarik @ Pinang Kopitiam - Begitu sampai di airport dan selesai cek in untuk ortu kita pun ngider cari makan. Airport Penang ini ngga terlalu gede tapi terdapat beberapa pilihan makanan seperti Old Town White Coffee dan juga sebuah restoran bernama Pinang Kopitiam. Berhubung kita udah pernah makan di Old Town jadi kita putuskan untuk cobain Pinang Kopitiam. Kopitiam ini seperti layaknya kopitiam (kedai kopi) di Penang menjual berbagai makanan khas Penang seperti laksa, char koay teow (kwetiau goreng), dll. Harganya sedikit lebih mahal dibandingkan kopitiam di luar airport. Kita pesan curry mee (mi ka