Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2023

Chinatown Bangkok - Bangkok, Thailand

Aku dan Wawa akan nginap dua malam di Bangkok. Ria dan Mario beserta JJ mengajak kami berkunjung ke daerah Pecinan Bangkok alias Chinatown atau dikenal dengan nama Jalan Yaowarat  ถนนเยาวราช. Mereka juga katanya sudah lama ngga main-main ke situ. Dari hotel kami naik Grab van. Saat itu baru sekitar pukul 4:30. Hari masih terang jadi kami sempat jalan-jalan dulu sambil melihat ada apa yang enak. Sebelum akhirnya memutuskan untuk mampir di sebuah restoran yang sepertinya terkenal dengan bebek panggangnya. Selebihnya silakan simak foto-fotonya ya. Sehabis makan kami mampir membeli kue keju Taiwan (castella cake).

Cobain Makanan Muslim di Chiang Rai : Sakina Islam Food - Chiang Rai, Thailand

Seorang teman bilang sup buntut di sini enak. Pedas dan asem, gitu katanya. Jadi aku dan Wawa jadi penasaran. Begitu sempat kami langsung mengusulkan untuk mencoba makanan Muslim yang katanya top banget ini. Mayoritas penduduk Chiang Rai adalah penganut agama Buddha. Tapi juga terdapat sekelompok penganut agama Islam. Jadi kalo pengen makan makanan yang agak berbeda seperti mataba biasanya kami berkunjung ke restoran Muslim. Restoran ini letaknya di tepi jalan raya besar yang di sini namanya highway AH2. Nama restorannya Sakina Islam Food. Sewaktu kami ke situ terdapat dua meja yang terisi dan beberapa pengunjung yang menunggu pesanan. Kami memesan sup buntut ukuran sedang seharga THB 100 (IDR 43,858). Kemudian tiga piring nasi biryani yang sepiringnya seharga THB 60 (IDR 26,314). Selain kedua macam makanan ini, juga terdapat nasi ayam hainan dan mie bakso. Nasi biryaninya disajikan di sebuah piring oval dengan secawan acar di ujung piring dan sebuah tempat kecap berisi saus sambal unt

Hua Hin ke Bangkok Dengan Kereta Api

Ingat cerita aku dan Wawa ke stasiun kereta untuk membeli tiket. Kalo kelewatan, silakan simak postnya di sini . Akhirnya tiba pula hari H di mana aku dan Wawa akan menggunakan kereta dari Hua Hin ke Bangkok. Aku dan Wawa setel weker untuk bangun jam 5:30, rencana bakal cek out dari hotel sekitar jam 6 atau paling lambat jam 6:15. Dari hotel ke stasiun sih dekat banget. Cuma berhubung lumayan pagi kami rada kuatir mungkin agak lamaan menunggu Grab. Tapi ternyata Grab datangnya lumayan cepat, cuma 5 menit saja! Sampai di stasiun sekitar pukul 6:30. Terus terang papan pengumuman di stasiun membingungkan dan ngga gitu jelas. Sudah itu pengumuman di speaker pun ngga gitu jelas. Supaya ngga ketinggalan kereta, aku sempat samperin sang kondektur kereta untuk memastikan apa itu kereta kami atau bukan. Ternyata kereta kami tibanya terlambat. Menurut tiket katanya sih pukul 7:05 tapi kereta baru muncul 7:39.😳 Gerbong kami ternyata lumayan belakang dan sepertinya sebagian besar kereta tuh gerbo

Hari ke enam di Hua Hin - Hua Hin, Thailand

credit : eatingthaifood.com Hari ke enam di Hua Hin adalah hari Sabtu. Aku ngga ada rencana ke pasar lagi karena hari sebelumnya aku sudah membeli banyak pisang bakar. Di Thailand aku kesengsem dengan pisang bakar yang mungil-mungil. Biasanya dijual di pasar dan sang penjual menggunakan pisang yang rada kecil bulat. Sepertinya aku ngga pernah liat di Indonesia. Pisang semacam ini kalo ngga dibakar atau digoreng sepertinya rada sepet. Atau harus menunggu sampai pisang ini bener-bener matang. Tapi kalo dibakar rasa sepetnya hilang. Dan rasanya manis walaupun ngga terlalu manis. Pas membeli pisang ini aku selalu memastikan mereka ngga menambahkan gula atau pemanis. Karena banyak orang yang menyukai pisang ini lebih manis sehingga penjual suka menambahkan gula. Tapi kalo kita minta tanpa gula mereka juga dengan senang hati memberikan pesanan tanpa gula. Jadi untuk makan pagi, aku makan pisang sedangkan Wawa menghabiskan sisa buah-buahan dari kemarin. Karena besok kami sudah akan cek out. M

Hari Kelima Hua Hin : Jalan Jalan ke Pasar Malam Cicada dan Tamarind

Ceritanya Hua Hin memiliki beberapa pasar malam. Pasar Malam Hua Hin yang aku dan Wawa kunjungi di hari pertama kami tiba di Hua Hin buka tiap malam. Sedangkan dua buah pasar malam lainnya yaitu Cicada dan Tamarind cuma buka pas akhir pekan. Jadi begitu hari Jumat tiba langsung aku pengen jingkrak-jingkrak. Akhirnya bisa jalan juga ke pasar malam. Rencana pengen makan dulu di Bluport Hua Hin mall yang lumayan dekat ke pasar malam tersebut. Tapi pas waktunya Wawa bilang dia ngga begitu lapar. Jadi kami langsung pesan Grab ke pasar malam Cicada. Sampai di situ kurang lebih pukul 6 sore. Jadi belum gelap banget dan langit masih lumayan terang. Pasar malam Cicada lumayan ramai dengan pengunjung. Untuk membeli makanan, harus membeli voucher dulu yang kemudian bisa digunakan sebagai alat pembayaran. Ribet sih. Aku dan Wawa cuma keliling-keliling dulu sambil memutuskan mau makan apa. Harga-harga makanan di situ lumayan mahal walaupun dibandingkan dengan harga makanan di puja sera di mall yang

Bag 2 Hari Keempat Hua Hin

Habis dari patung Buddha di Wat Khao Takiab aku dan Wawa naik mikrolet taksi balik ke arah hotel. Tapi mikrolet taksi itu sebenarnya bisa lanjut terus ke airport. Aku dan Wawa cuma mau berhenti dekat pasar. Cari makan pagi. Aku liat di Google ada sebuah tempat yang menyediakan makan pagi seperti bakmi, bubur dan juga kwetiau. Selain itu mereka juga ada roti panggang isi charsiu. Aku penasaran pengen tau apa rasanya mirip dengan yang di Penang itu. Tempatnya ternyata kecil sehingga ngga gampang keliatan kalo nyetir. Untungnya kami berjalan kaki ke situ. Itu pun ngga keliatan dari seberang jalan ! 😄 Seperti yang sudah aku rencanakan. Itu pula yang aku pesan. Bakmi, roti panggang isi charsiu, bubur dan cakwe mini. Sambil menunggu pesanan aku melihat sekeliling. Gedungnya agak tua sehingga berlangit-langit tinggi yang dihiasi dengan kain. Selain meja kami juga terdapat sebuah meja lainnya yang diisi empat orang. Setelah menunggu agak lama akhirnya makanannya keluar juga. Bakminya warnanya

Hari Keempat : Mengunjungi Patung Buddha di Tepi Pantai - Hua Hin, Thailand

Asyik juga kemarin waktu aku dan Wawa hiking ke Khao Hin Lek Fai. Habis itu aku jadi pengen liat-liat tempat lain di sekitar Hua Hin. Aku lalu Google "Golden Buddha" soalnya sewaktu kami di atas gunung, aku melihat sebuah patung keemasan. Pikiranku pasti kelenteng kan. Taunya yang muncul malah patung Buddha di tepi pantai Khao Takiab. Sepertinya ngga terlalu sulit dicapai pula. Bisa dengan menggunakan "mikrolet" taksi.😃 Silakan simak artikel yang ini untuk mengenai jalur "mikrolet" taksi di Hua Hin. Artikel ini lumayan banget untuk membantu kalo berminat mengunjungi tempat-tempat tertentu. Naik songthaew ini antara THB20-30 (IDR 8,460 - 12,690). Kalo aku dan Wawa naik songthaew dan naik Grab kadang ongkosnya hampir sama. Kalo grup 3-4 orang, sepertinya Grab akan lebih murah.  Patung Buddha ini menghadap ke lautan jadi ambil fotonya agak susah. Letaknya dekat pantai Khao Takiap. Pantai ini lebih besar dibandingkan pantai Hua Hin yang membujur dari utara ke

Hari Ketiga di Hua Hin

Seperti biasa aku dan Wawa bangun sekitar pukul 6 lebih. Hari ini kami akan mencoba berjalan ke sebuah view point yang bernama Khao Hin Lek Fai. Kalo diliat dari Google review katanya ngga jauh dan jalan ke situ ngga terlalu sulit dan ngga terlalu mendaki. 😁💓 Sehari sebelumnya aku lagi iseng-iseng mencari tempat kunjungan di daerah Hua Hin. Soalnya kalo tiap hari cuma ke pasar kayaknya gimana gitu. Begitu ketemu tempat ini aku kasih liat ke Wawa, doi setuju. Gitu lho latar belakang ceritanya. Kami berangkat dari hotel sekitar pukul 7 pagi. Soalnya kalo kesiangan bisa panas. Sekalian kami juga mau menjelajahi daerah belakang hotel. Masalahnya selama ini kami belum berkesempatan menjelajahi daerah situ karena jalan ke situ cukup jauh dan ngga gitu enak buat jalan karena banyak mobil. Tapi hari ini kami akan mencoba rute yang lain. Kota Hua Hin letaknya memanjang sepanjang pesisir. Sebagian hotel dibangun di sepanjang jalan ini. Tapi sebenarnya terdapat sebuah jalan lagi yang bisa dibil