Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2017

Tokyo Subway Pass

Di salah satu blog yang aku temukan saat mencari informasi mengenai Tokyo menyebutkan mengenai Tokyo Subway pass ini. Pass ini bisa dipakai untuk semua jalur Tokyo Metro dan Toei Subway. Tokyo Metro dan Toei Subway itu beda lho dengan jalur JR (yang dioperasikan oleh Japan Railway). Tapi Tokyo Metro mencakup sebagian besar Tokyo dan kamu bisa menggunakan Tokyo Metro ke mana aja. Jadi pass ini cuma boleh dibeli oleh turis asing dan pengunjung dari luar daerah Kanto. Jadi sebagai turis asing kita boleh beli pass ini tapi jangan lupa bawa paspor kamu karena harus ditunjukkan saat membeli di konter. Ngga seperti pass yang aku beli di Osaka di mana aku belinya di konter di stasiun kereta. Tokyo pass ini belinya justru bukan di konter di stasiun. Seperti JR pass, kamu bisa beli di beberapa travel agent tapi harus ditukarkan di beberapa tempat yang ditunjukkan sesampainya kamu di Jepang. Kalo kamu tiba lewat Narita atau Haneda maka kamu bisa juga membelinya di airport. Atau kalo kamu

Apartemen Airbnb di Tokyo

Seperti juga di Osaka, di Tokyo kita pun tinggal di Airbnb. Petunjuk untuk mencapai apartemen sudah diberikan lewat email. Jadinya kita udah tau harus tiba di stasiun apa dan mengambil exit nomor berapa. Tadinya sepertinya mereka mau menunggu kita di apartemen supaya bisa memberikan kunci apartemen ke kita. Tapi berhubung kita mampir ke Ikebukuro dulu jadinya kita bilang ke mereka kalo kita bakal telat dan meminta supaya kunci ditinggal di apartemen aja. Karena di apartemen ada lockbox yang pake nomor gitu. Jadi tinggal putar ke nomor kombinasi. Apartemen yang ini lebih gede dari yang di Osaka. Dan bisa muat 1 orang lagi kalo ada 3 orang tapi orang ketiga harus bobo di lantai. Apartemennya didekor artistik dan bersih walaupun gedungnya tampak cukup tua. Apartemen ini lebih mirip hotel karena ngga ada mesin cuci dalam apartemen tapi tetap tersedia kompor kecil kalo memang mau masak. Ini link untuk listing Airbnb apartemen tersebut :  https://www.airbnb.com/rooms/15381561 . Seked

Ramen Ippudo - Ikebukuro, Tokyo, Jepang

Makan ramen di Ippudo ini rada dadakan. Wawa biasanya ngga suka diajak makan ramen di Amrik sini. Alasannya mahal. Ramen di sini berkisaran $9-$11. Rasanya kebanyakan sih enak ya. Cuma kalo dibandingkan misalnya dengan mi kuah Vietnam yang berkisaran $8-$9 ya memang lebih mahal ya. Tapi kan beda banget donk rasanya ? Makanya di daftar kuliner yang aku bikin cuma ada 1 ramen tapi malah ngga kita cari. Yang ada yang rada dadakan kayak Ippudo ini. Ippudo memang banyak cabangnya bisa dibilang hampir di setiap negara di Asia Tenggara. Yang aku tahu bahkan di Jakarta katanya ada satu ya. Coba tolong dikonfirmasi untuk teman yang pernah cobain.

Osaka - Tokyo dengan Shinkansen

Shinkansen adalah kereta cepat di Jepang yang dioperasikan oleh perusahaan kereta api Japan Railways (JR). Ngga banyak negara yang memiliki kereta ekspress jadi kalo aku ngga cobain berarti bisa ngga ada kesempatan lain. Makanya aku bikin itinerary yang menyertakan naik kereta. Tadinya aku dan Wawa rencananya akan membeli JR pass dan naik shinkansen dari Tokyo ke Osaka dan juga sebaliknya. Tapi berhubung jadwal kurang memungkinkan jadinya kita naik pesawat dari Tokyo ke Osaka baru kemudian naik shinkansen pas sudah selesai mengunjungi Osaka. Kita akan balik ke Tokyo hari Rabu pagi. Jadi pas keluar hari Selasa aku mampir di loket shinkansen untuk membeli tiket. Niatnya supaya pas harinya ngga kepepet dan terburu.

Day 3 - Osaka Castle, Shinsekai dan Umeda

Bulan Juni di Jepang termasuk musim panas walaupun ada kemungkinan hujan. Walaupun hari pertama dan kedua kita termasuk beruntung tapi untuk pastinya aku pengennya keluar rumah di pagi hari. Jadwal hari ketiga adalah Osaka Castle yang sebagian besar harus ditempuh dengan jalan kaki. Jadi aku dan Wawa udah keluar apartemen sekitar jam 8 pagi. Karena ngga tau makan pagi di mana kita memutuskan untuk mampir ke conbini alias convenience store semacam 7-Eleven. Toko-toko itu memiliki cukup banyak pilihan makanan jadi. Kebanyakan makanan jadinya distok sekitar jam 8:30 gitu jadi pagi itu masih banyak rak kosong sisa hari sebelumnya. Wawa males makan makanan yang dingin semacam roti bungkus (sandwich). Jadi akhirnya kita membeli pisang, semacam biskuit isi krim blueberry dan roti bulat isi krim. Lumayan bikin kenyang sampai saat makan siang.

Yayoi - restoran bento di Osaka, Jepang

Juga dikenal dengan nama Yayoi-ken. Restoran ini letaknya dekat dengan Shin Osaka stasiun jadi setiap kali aku dan Wawa jalan ke stasiun kita pasti lewat restoran ini. Tapi berhubung restoran ini keliatan bagus dengan lampu yang rada remang-remang jadi kalo menurut ukuran Amrik tuh pasti mahal deh. Aku dan Wawa ngga pernah menengok resto ini apalagi kita punya daftar makanan yang pengen dicoba. Sampai akhirnya di pagi hari ketiga kita iseng-iseng mampir karena seperti kebanyakan restoran di Jepang, resto ini pun memiliki pajangan makanan palsu komplit dengan harga. Ternyata harganya termasuk lumayan kalo dibandingkan dengan harga resto di Amrik. Harganya untuk paket bento sekitar US$6-US$8.

Takoyaki Hanadako - Umeda, Osaka - Jepang

Photo from ninjawifi.us Salah seorang blogger dari YouTube baru-baru ini berkunjung ke Osaka dan mencoba takoyaki yang menurut doi paling enak. Nama toko takoyaki tersebut adalah Hanadako yang letaknya di daerah Umeda. Lokasinya ngga gampang dicari walaupun muncul di Google maps. Untungnya ternyata tempat ini cukup populer sehingga reviewnya muncul di Kitsune-Journal . Berkat Kitsune dan petunjuk doi maka kita bisa menemukan  tempat itu. Patokannya adalah cari Midosuji South Gate Exit (御堂筋南口) dari stasiun JR Osaka. Exit tersebut akan membawa kamu ke permukaan jalan yang menghadap Hankyu Department Store. Kamu akan menyeberangi jalanan menuju arah Hankyu Department store. Pas udah sampai di pintu masuk, tengoklah ke arah kiri dan kamu akan melihat pintu masuk ke Shin Umeda Shokudougai. Lihat foto di bawah supaya lebih jelas. Dan toko pertama di sebelah kanan setelah kamu masuk ke Shin Umeda Shokudougai adalah Hanadako. Pintu masuk - toko pertama sebelah kanan (photo from Ki

Makan gorengan ala Osaka Jepang

Kalo ngga salah aku melihat sebuah video mengenai Osaka di YouTube saat mengenal apa yang namanya kushikatsu. Apaan tuh kushikatsu ? Kushikatsu adalah makanan khas Osaka yang merupakan berbagai bahan makanan yang dipasang di tusuk sate dan kemudian digoreng. ha..ha.. Jadi bisa bahan apa aja ? Berbagai macam, mulai dari yang biasa semacam sosis, daging ayam, daging sapi sampai kue nasi (mirip lontong tapi lebih padat) dan keju. Kemudian gorengan dalam tusuk sate ini dicelupkan ke semacam kuah warnanya gelap dan rasanya rada mirip kuah pempek. Yang perlu diingat adalah karena kuah ini dipakai bersama jadi tusuk yang udah dicelup tidak boleh dicelup lagi. Untuk keperluan pencelupan kedua kalinya, daun kubis disediakan untuk menyendok kuah tersebut dan disiram ke gorengan.

Osaka Eco Card

Untuk transportasi selama di Osaka kita kebanyakan menggunakan subway. Harganya tergantung jarak tempuh. Kita tinggal dekat dengan stasiun Shin Osaka dan ongkos satu arah ke stasiun Namba menurut Google adalah 280 yen. Itu pun cuma satu arah dan belum menghitung kalo kita mau jalan ke tempat lain di Osaka. Ada beberapa blogger yang menggunakan Osaka Amazing Pass  yang selain bisa digunakan untuk penggunaan tak terbatas berbagai jenis transportasi juga memberikan diskon di tempat wisata, restoran, shopping, dll. Tapi berhubung aku dan Wawa ngga berniat mengunjungi banyak tempat makanya kita memilih menggunakan Eco Card .

Day 2 : Namba dan Dotonbori

Karena jetlag biarpun rencana mau bobo paling ngga sampai jam 7:30 ternyata sekitar pukul 5 lewat dikit aku udah bangun. Selain jetlag, airbnb kita memiliki jendela besar yang pas malam pertama kita ngga sadar tirainya terbuka. Ternyata karena musim panas, jam 5 pagi udah terang bener bo. Berhubung udah bangun jadi langsung mikir mau sarapan apa. Pilihan jatuh pada Ichiran Ramen yang buka 24 jam dan letaknya di daerah Dotonbori. Kita memang udah bikin itinerary untuk menghabiskan waktu di Dotonbori dan Namba. Setelah perut penuh kita melanjutkan tujuan berikutnya dalam daftar kita. Memang sebagian besar itinerary kita untuk perjalanan ke Jepang ini berkisar kuliner doank. ha..ha..Begitu sampai di tempat cheesecake Rikuro itu ternyata masih sepi karena memang baru buka ya. Kita membeli satu loyang cheesecake itu karena memang ngga bisa beli sepotong sepotong. Harganya kalo ngga salah 695 yen.

Creo-ru - Osaka, Jepang

Creo-ru lumayan terkenal di Osaka dengan takoyakinya yaitu bola oktopus. Nama restoran ini sudah muncul di berbagai blog dan juga video di YouTube. Jadi aku pikir kalo memang pengen nyobain takoyaki sudah pasti harus ke sini. Maka siang itu kita pun ke Creo-ru untuk nyobain takoyakinya sekaligus untuk ngadem. Sebenarnya bisa sih beli takoyaki untuk dimakan sambil jalan. Tapi berhubung hari memang lumayan panas, kalo sambil jalan kan panas mana bisa konsen nyobain takoyaki ??

Nyobain okonomiyaki di Houzenji Sanpei - Osaka, Japan

Tadinya okonomiyaki ngga termasuk di daftar makanan yang aku pengen coba. Tapi pas lagi bikin riset tentang Osaka eh malah ketemu sebuah artikel yang ditulis seorang asing mengenai aktivitas untuk para pengunjung ke Osaka. Menurut sang penulis, selama ini dia salah kaprah mengenai okonomiyaki. Tapi setelah mencoba okonomiyaki di Houzensi Sanpei doi serasa seperti baru mengenal okonomiyaki lagi. Untungnya Wawa bisa dibujuk jadinya kita memutuskan untuk makan malam di situ. Tempat ini katanya kecil dan cenderung ramai. Jadilah kita pergi pagian sebelum benar-benar jam makan malam. Tampak luar - memang ngga jelas namanya, tapi kalo diperhatikan papan yang berlampu di atas ada nama Inggrisnya

Rikuro Ojisan no Mise : Cheesecake ala Jepang di Osaka, Jepang

Seperti juga dengan ramen Ichiran, aku mengenal cheesecake ala Jepang ini juga lewat YouTube. Pertama pas lagi iseng cari resep eh malah ketemu video yang menggambarkan cheesecake yang bikin air liur menetes. Terutama Wawa yang memang doyan dessert. Setauku di Osaka ada dua bakery yang terkenal dengan cheesecakenya. Yang namanya Pablo dan juga yang namanya Rikuro Ojisan no Mise. Kita ngga sempat nyobain Pablo jadi aku cuma akan membahas Rikuro di sini. Setauku di Osaka terdapat beberapa lokasi Rikuro, silakan simak informasi di bawah ini. Mudah-mudahan cukup jelas - karena diterjemahkan oleh oom google. Kita membeli kue ini dari lokasi di Namba. Berhubung kita sampai di situ masih pagi dan mereka baru buka jadinya sama sekali ngga rame. Dengan membayar 685 yen kita pun mendapatkan 1 loyang cheesecake yang ukurannya lumayan deh, sekitar 18 cm garis tengahnya.

Airbnb di Osaka

Begitu aku dan Wawa memutuskan akan berkunjung ke Jepang, aku langsung lihat-lihat Airbnb dan membandingkan dengan hotel. Untuk daerah Osaka, kebanyakan Airbnb lebih murah dibandingkan dengan hotel. Apartemen yang kita sewa sekitar US$50 semalam. Dan dengan harga itu kita juga dikasih pocket wifi yang berguna banget untuk keperluan internet. Kalo kita sewa sendiri harganya sekitar US$50-an untuk sekitar 6 hari. Belum kalo terlambat balikin nanti kena denda, dll. Apartemen  yang kita sewa kita pilih dekat dengan stasiun kereta Shin Osaka. Pertimbangannya karena dari Osaka kita akan ke Tokyo menggunakan kereta cepat Shinkansen yang berangkat dari stasiun Shin Osaka. Tapi kalo kalian pengen lebih dekat dengan daerah yang rame mungkin mau memilih daerah Namba/Dotonburi yang rame dengan berbagai resto dan toko yang dikunjungi turis. Atau kalo mau daerah yang lebih antik dan mungkin lebih murah adalah daerah Shinsekai.

Ramen Ichiran - Osaka

Mangkok standar Ichiran ramen sesuai yang disarankan oleh pihak restoran Aku kenal ramen ini lewat video YouTube di mana salah seorang Youtuber yang mengunjungi Osaka mencoba ramen ini. Yang menarik dari resto ini adalah tempat duduknya yang satu persatu seperti loket. Tapi ternyata pembatas kayu tersebut bisa dilipat sehingga kalo pergi ke situ dengan teman bisa ngobrol lebih gampang. Berhubung kita masih jetlag setelah mendarat sehari sebelumnya maka kita sudah bangun sejak pukul 6. Apalagi karena sedang musim panas sehingga matahari udah terang benderang sejak pukul 5. Aku memang doyan ramen dan Wawa selalu menolak untuk pergi ke resto ramen di Amrik karena mahal katanya. Makanya aku sempat kaget pas Wawa menyarankan ramen untuk makan pagi.