Skip to main content

Kegiatan di hari Natal

Natal tahun ini kita rayakan di sekitar rumah. Maksudnya kita ngga pergi jauh2. Bukannya di sekitar pekarangan rumah. Pikir punya pikir, kita pergi nonton bioskop. Kebiasaan di sini (maksudnya kita) kalo nonton, cuma bayar sekali, dan boleh pindah ke teater sebelah untuk 'nebeng' nonton. Jadi biasanya kita udah atur dari rumah supaya jadwalnya tepat dan mencakup pilem2 yang kita mau tonton.

Sayangnya kali ini tidak berjalan sesuai rencana. Karena cuaca yang sulit diperkirakan, kita pengennya nonton deket rumah. Padahal kalo dipikir2, emangnya pergi nonton jalan kaki, mestinya sih ngga efek, 'tul ngga ? Tapi dingin, jadi kalo udah gelap, pengennya pulang ke rumah cepet2 biar anget. Nah, susahnya bioskop deket rumah tuh ngga semua teaternya terhubung, jadi teater 1-10 di satu sisi, sedangkan teater 11-20 di sisi lainnya. Otomatis kalo kita cuma punya tiket utk teater 5, misalnya, kita cuma bisa 'gerilya' di sekitar teater 1-10. Kalo kebetulan pilem2nya yang kita mau tonton ya..cocok deh. Kalo ngga..ya nasib :(

Rencana kali ini kita mo nonton The Day The Earth Stood Still-nya Keanu Reeves sama Yes Man-nya Jim Carrey. Tadinya sepertinya sih klop, waktu kita masuk. Tapi begitu keluar dari film pertama, lho kok film yang kita mau udah kaga main di sisi ini. Apa mau dikata, nonton yang lain atau pulang. Jadi kita pilih Gran Torino, yang terus terang kita sama sekali ngga tau tentang apa, atau siapa yang main. Cuma dibanding lainnya yang pasti kita kaga mau nonton, jadi yah..gitu deh..

Oh ya..kok belum ngomongin soal filmnya sama sekali ya. Namanya juga review, kudu ngomongin paling ngga 1 kalimat donk. Filmnya Keanu Reeves sama sekali tidak mengesankan. Pertama, Keanu keliatan lebih tua. Yah..iyalah namanya juga manusia. Dia masih ganteng sih. hihihi.. Kedua, filmnya itu ceritanya lemah. Ngga ngerti deh gimana cerita aslinya. Film ini kan ceritanya udah pernah dibuat thn 1951. Tapi namanya juga kalo naskahnya ngga bagus, biarpun Keanu pun kaga bisa nolongin. Pantesan aja cuma sekitar 20 orang yang nonton bareng kita hari itu, padahal filmnya baru keluar sekitar 2 minggu yang lalu. Alasan lainnya adalah di hari Natal tahun ini, ada sekitar 5 film yang baru keluar hari itu !!!

Oke, mari ngomongin film kedua, Gran Torino. Begitu kita masuk teaternya wah..udah penuh. Namanya juga udah mulai ya. Jadi kita udah pengen mundur teratur aja tuh. Daripada nonton filmnya dengan jarak 2 meter dari layar, mendingan nonton filmnya Keanu lagi dah..ha..ha.. Tp berkat kejelian kita, akhirnya kita temukan tempat duduk strategis di paling atas dan paling pinggir. Dengan pikiran kalo kita ngga suka ceritanya, bisa cabut setiap saat tanpa mengganggu orang lain yang udah bayar (mudah2an mereka semua bayar).

Begitu film dimulai baru deh ketauan ternyata bintangnya adalah Clint Eastwood. Terus terang saat itu, aku sama sekali ngga tau namanya. Cuma kenal mukanya, dan dibandingkan sama Keanu (biarpun doi udah lebih tua) masih mendingan Keanu kemana-mana. hihihi.. Tapi yayank udah kaga bisa diajak pindah. Ya udah deh. Lagian baru awal2nya udah keliatan kalo ada usaha untuk menyelipkan humor di sana-sini. Jadi walaupun bintangnya udah kakek2, tapi kayaknya ada peluang komedi nih.

Film itu berkisah Clint Eastwood (sebagai Walt) yang baru saja ditinggal mati istrinya. Dia tinggal di lingkungan yang banyak imigran orang Hmong. Hubungan Walt dengan kedua anaknya dan keluarga mereka tidaklah terlalu dekat. Walt orangnya suka menggerutu. Demikian pula, Walt dengan tetangga Hmongnya. Cerita lalu mengalir dengan berbagai kejadian yang akhirnya membuat Walt menjadi akrab dengan tetangga Hmong (Sue dan Thao), dia bahkan merekomendasikan Thao, si pemuda pemalu, supaya bisa mendapatkan pekerjaan.

Gran Torino adalah film yang disutradarai Clint Eastwood sendiri. Naskahnya bagus. Tapi beberapa aktor/aktris yang dipilih keliatan aktingnya agak kaku. Entah bagaimana proses pemilihannya. Mungkin agak susah mencari aktor/aktris yang benar2 orang Hmong. Beberapa adegan di film menggambarkan dialog2 dengan menggunakan bahasa Hmong. Tapi Clint sendiri memiliki kemampuan akting yang luar biasa sehingga secara keseluruhan bisa menutupi kekurangan2 di sana sini. Film ini katanya belum direlease secara resmi, baru di beberapa wilayah. Dan resminya baru akan keluar bulan Januari 2009.

Comments

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Neighborhood house yang sudah diperbaiki Apa sih Hay Day ? Hay Day adalah games dari Supercell mengenai kehidupan pertanian, mulai dari menanam gandum, jagung sampai membuat keju, sushi, dll. Seru lho. Salah satu bagian dari Hay Day adalah partisipasi dalam Derby. Aku udah lumayan lama main Hay Day tapi belum pernah tau mengenai Derby jadi kali ini antusias banget. hihihi..Maklum masih newbie alias anak baru. Untuk ikutan Derby, pertama harus memperbaiki neighborhood house. Ongkosnya 10000 coin dan memakan waktu 24 jam. Habis itu bisa membentuk neighborhood sendiri dan mengajak teman atau keluarga untuk ikutan. Atau bisa join neighborhood lainnya. Coba liat link ini untuk membentuk neighborhood atau join neighborhood.

Which Star Are You From ?

Drama ini menceritakan Choi Seung Hee seorang sutradara yang baru saja kembali ke Korea setelah 3 tahun berusaha melupakan tunangannya yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dalam rangka mencari lokasi untuk film terbarunya, Seung Hee melanglang ke desa terpencil dan tidak sengaja bertemu Kim Bok Shil. Bok Shil begitu menyita perhatian Seung Hee karena doi mirip sekali dengan mendiang tunangannya yaitu Hye Soo. Singkat cerita Seung Hee dan kru akhirnya memulai syuting di desanya Bok Shil. Bok Shil pun bertemu dengan eksekutif Han Jeung Hoon yang adalah pemilik perusahaan yang membiayai pembuatan film tersebut. Jeung Hoon pun dulunya menyukai mendiang Hye Soo. Melalui JH ini Bok Shil akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaannya dan pindah ke Seoul. Karena pekerjaan barunya ini, Bok Shil menjadi lebih dekat dengan Seung Hee dan akhirnya mereka menjadi saling menyukai. Tidak disangka, Bok Shil ternyata adalah adik Hye Soo yang selama ini disangka meninggal dalam kebakaran restor

Perlu Ngga Beli Kartu SIM di Penang ?

Jawabannya tergantung keperluan teman-teman sekalian. ha..ha.. Sewaktu aku lagi bikin planning untuk jalan-jalan ke Penang, salah satu blog yang aku baca bilang jangan lupa beli kartu Digi setelah sampai di situ. Digi adalah salah satu provider GSM untuk Malaysia. Katanya sih Digi cakupannya lumayan bagus dengan harga terjangkau. Nah pas jalan kemarin itu aku masih belum bisa memastikan mau beli SIM card atau ngga. Tapi terus terang pas di Jakarta aku dibeliin SIM card XL Axiata yang lumayan banget pas buat jalan-jalan ke Bandung. Dipake untuk google maps lancar, padahal sampai ke Tangkuban Perahu segala. Ngga di kawahnya sih ya, tapi pas turun dikit gitu langsung dapat signal lagi.