Skip to main content

Pengalaman terbang lewat Changi Budget Terminal

Untuk perjalanan ke Ho Chi Minh City kali ini aku dan Wawa akan menggunakan Tiger Air yang merupakan salah satu budget airlines yang berbasis di Singapura. Tadinya agak ragu-ragu juga akan masalah keamanan dan ketepatan waktu. Karena apa gunanya hemat biaya tapi terkena delay berjam-jam dan harus manyun di airport. Tapi setelah google kiri kanan sepertinya boleh juga tuh, jadi kita putuskan untuk membeli tiketnya.

Setelah itu pun aku bolak balik baca 'aturan mainnya'. Read the fine print. Itu selalu yang menjadi masalah di kemudian hari bila terjadi sesuatu. Kebiasaan kita sebagai manusia adalah males membaca apalagi yang tulisannya kecil-kecil. hihihi. Gimana kalo ketinggalan pesawat, gimana cara cek-in, gimana kalo ada perubahan jadwal, bagaimana mencari tau bila ada perubahan jadwal.

Memang kedengarannya paranoid ya. Soalnya kemarin itu aku sempat baca cerita horor seorang wanita dari Indonesia yang mengajak keluarganya jalan-jalan. Karena mau murah, mereka terbang ke Singapura dan mengambil budget airlines untuk tujuan mereka. Wanita tersebut klaim bahwa tidak ada pengumuman dari pihak airlines saat mau boarding sehingga mereka ketinggalan pesawat. Begitu mereka mau minta ganti rugi ke pihak airlines, pihak airlines menyatakan itu bukan salah mereka. Nah lho.



Membaca cerita tersebut langsung aku tambah ekstra paranoid. Aku bilang sama Wawa kita harus datang pagi2 ke airport. Jangan sampai ketinggalan pesawat. Jadi kita tiba di airport pukul 5 pagi ! Walaupun pesawat berangkat pukul 7:45. ha..ha.. Walaupun kelihatan pagi, tapi terminal sudah ramai dengan pengunjung. Walaupun namanya budget terminal tapi tempatnya lumayan juga. Mungkin ngga sebagus terminal2 lainnya di Changi tapi ada penjual makanan/minuman. Kebayang ngga tampang kita berdua sewaktu melihat ada McD di situ. Kita udah bela2in bangun pagi untuk bikin roti tangkup pake selai stroberi supaya ngga kelaparan di pesawat.

Tapi yang agak tricky adalah layar TV yang menunjukkan check-in counter. Sewaktu aku dan Wawa tiba, counter belum dibuka jadi sambil nunggu sebentar-bentar aku perhatikan layar TV untuk melihat apa counter sudah dibuka. Sekitar pukul 5:30 aku melihat ada counter baru yang mulai melayani penumpang tapi kok layar TV tidak menunjukkan ada counter baru yang dibuka. Langsung aku tarik Wawa untuk pergi check-in dan benar saja, counter yang baru buka tersebut melayani check-in utk pesawat kami. Sampai saat kami masuk ke dalam terminal, layar TV masih tetap saja tidak menunjukkan nomor counter untuk pesawat tersebut. Jadi berhati-hatilah dan pasang mata.

Comments

  1. salam kenal, ak berencana ke SNG, pswt balik ke JKT jam 8.45 jd hrs check in jam 6.45.
    kalo mas, bisa sampai airport jam 5 naik apa ya? dr mana? jam brp?
    makasih

    ReplyDelete
  2. Utk Anonymous :
    Kita naik taksi ke airport krn jam segitu MRT blm buka. Tp kalo sudah jam 6-an coba deh cek
    http://www.smrt.com.sg/trains/train_timings.asp.
    Mudah-mudahan bisa membantu.

    ReplyDelete

Post a Comment

Tinggalin pesan dan kesan donk !

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Neighborhood house yang sudah diperbaiki Apa sih Hay Day ? Hay Day adalah games dari Supercell mengenai kehidupan pertanian, mulai dari menanam gandum, jagung sampai membuat keju, sushi, dll. Seru lho. Salah satu bagian dari Hay Day adalah partisipasi dalam Derby. Aku udah lumayan lama main Hay Day tapi belum pernah tau mengenai Derby jadi kali ini antusias banget. hihihi..Maklum masih newbie alias anak baru. Untuk ikutan Derby, pertama harus memperbaiki neighborhood house. Ongkosnya 10000 coin dan memakan waktu 24 jam. Habis itu bisa membentuk neighborhood sendiri dan mengajak teman atau keluarga untuk ikutan. Atau bisa join neighborhood lainnya. Coba liat link ini untuk membentuk neighborhood atau join neighborhood.

Which Star Are You From ?

Drama ini menceritakan Choi Seung Hee seorang sutradara yang baru saja kembali ke Korea setelah 3 tahun berusaha melupakan tunangannya yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dalam rangka mencari lokasi untuk film terbarunya, Seung Hee melanglang ke desa terpencil dan tidak sengaja bertemu Kim Bok Shil. Bok Shil begitu menyita perhatian Seung Hee karena doi mirip sekali dengan mendiang tunangannya yaitu Hye Soo. Singkat cerita Seung Hee dan kru akhirnya memulai syuting di desanya Bok Shil. Bok Shil pun bertemu dengan eksekutif Han Jeung Hoon yang adalah pemilik perusahaan yang membiayai pembuatan film tersebut. Jeung Hoon pun dulunya menyukai mendiang Hye Soo. Melalui JH ini Bok Shil akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaannya dan pindah ke Seoul. Karena pekerjaan barunya ini, Bok Shil menjadi lebih dekat dengan Seung Hee dan akhirnya mereka menjadi saling menyukai. Tidak disangka, Bok Shil ternyata adalah adik Hye Soo yang selama ini disangka meninggal dalam kebakaran restor

Perlu Ngga Beli Kartu SIM di Penang ?

Jawabannya tergantung keperluan teman-teman sekalian. ha..ha.. Sewaktu aku lagi bikin planning untuk jalan-jalan ke Penang, salah satu blog yang aku baca bilang jangan lupa beli kartu Digi setelah sampai di situ. Digi adalah salah satu provider GSM untuk Malaysia. Katanya sih Digi cakupannya lumayan bagus dengan harga terjangkau. Nah pas jalan kemarin itu aku masih belum bisa memastikan mau beli SIM card atau ngga. Tapi terus terang pas di Jakarta aku dibeliin SIM card XL Axiata yang lumayan banget pas buat jalan-jalan ke Bandung. Dipake untuk google maps lancar, padahal sampai ke Tangkuban Perahu segala. Ngga di kawahnya sih ya, tapi pas turun dikit gitu langsung dapat signal lagi.