Skip to main content

Hujan di akhir pekan

Akhir pekan ini, sejak hari Jumat pagi hujan terus mendera daerah San Jose. Selain hujan juga disertai hujan deras. Enaknya ngapain ya kalo akhir pekan cuacanya seperti ini ? Kebetulan aku lagi pengen menghindari mal karena lagi pengen puasa shopping. Teringat masih ada kado Natal berupa 2 tiket bioskop yang belum terpakai. Langsung deh buka internet cari tau film apa sih yang lagi main sekarang ini.

Dengar2 si ganteng Bradley Cooper punya film baru - Limitless. Jadilah aku dan Wawa bersiap-siap berbekal untuk pergi nonton bioskop. Berbekal ??? Iya tuh. Di sini kalo nonton bioskop yang penting ada tiket masuk, begitu sampai di dalam, ngga ada lagi yang memeriksa tiket untuk masuk ke teater yang berbeda. Beda ya dengan di Indonesia. Ngga jelas juga kenapa mereka membiarkan aja hal itu terjadi. Mungkin mereka berharap penonton akan membeli makanan kecil yang harganya memang tidak murah. Misalnya popcorn kecil seharga $4.75. Minuman botol rata-rata seharga $3. Minuman bersoda seharga $3. Kalo sekeluarga sih bisa menghabiskan paling tidak $20-$30 cuma untuk makanan kecil.

Tapi kalo model penontonnya seperti aku dan Wawa sih kita selalu membawa 'bekal' sendiri. Hari ini kita membawa sebotol air aqua, setangkup roti isi nuttela, sekotak kecil potongan kiwi dan jeruk. Selain itu juga sekantong biskuit yang siap dicocol dengan hummus (chickpeas yang dihaluskan dan ditambah bumbu2). Lumayan untuk makan siang karena kita makan pagi agak siangan dikit dan filmnya mulai sekitar pukul 12.

Film pertama Limitless bercerita tentang seorang pria Edward Morra (dimainkan Bradley Cooper)  yang tadinya adalah seorang penulis yang kurang berhasil. Otaknya seakan buntu dan cerita tidak bisa mengalir walaupun sudah mendapatkan kontrak untuk mencetak bukunya. Sewaktu si Edward ini sedang berjalan, dia bertemu dengan bekas kakak iparnya. Duduk, minum dan ngobrol, si kakak ipar ini menawarkan obat yang ceritanya kemudian akan merubah hidup si Edward Morra ini. Obat ini menurut si kakak ipar bisa membuat otak manusia bekerja lebih efisien. Otak kita yang katanya selama ini cuma berfungsi 20% bisa dibuat bekerja 100%.

Alhasil setelah mencoba obat ini, si Edward menjadi ketagihan karena memang obat itu membuat doi berhasil menyelesaikan buku yang tadinya tersendat. Bagaimana kelanjutannya ? Tonton aja sendiri ya. Ceritanya menarik dan ngga ketebak bagaimana akhirannya.

Keluar dari teater setelah menonton Limitless baru sekitar pukul 2. Hujan masih terus turun di luar. Langsung deh kita nyambung ke teater sebelahnya. Kebetulan memang pengen nonton filmnya si Matt Damon - The Adjustment Bureau. Film ini udah lamaan, mulai main sekitar 2 mingguan lalu jadinya udah ngga gitu populer. Tapi karena mainnya di teater yang lebih kecil sehingga cepat sekali sudah penuh. Untungnya kita masuk duluan sehingga masih kebagian tempat duduk yang lumayan.

Film kedua ini bercerita tentang Matt Damon sebagai David Norris, salah satu kandidat yang ingin menduduki kursi sebagai senator negara bagian New York. Di malam ia menerima berita kekalahan, dia bertemu seorang gadis, Elise. Belum sempat bertukar nama, tapi sudah saling tertarik satu sama lain. Beberapa bulan kemudian, secara tak sengaja, David dan Elise kembali bertemu di dalam bis. Kali ini David sempat mendapatkan nama dan juga nomor telpon Elise. Tapi sesampainya di kantor, David menemukan hal-hal aneh. Orang-orang sekantor termasuk bos dan teman baiknya semua terpaku seperti patung. Dan yang lebih anehnya, terdapat segerombolan orang-orang yang keliatannya sedang 'mencuci otak' bosnya tersebut. Belakangan David mendapatkan informasi dari mereka bahwa mereka merupakan bagian yang dinamakan Adjustment Bureau. Bahwa hal-hal yang terjadi di dunia ini merupakan bagian dari sebuah rencana. Dan sudah merupakan rencana bahwa David dan Elise tidak boleh bertemu dan melanjutkan hubungan mereka.

Ceritanya cukup menarik walaupun lebih merupakan drama. Tadinya mengharapkan Matt Damon akan seperti jagoan dalam Bourne Identity lagi. Tapi ngga sama sekali. Jalan ceritanya lebih menekankan hubungan David dan Elise dan penonton dibuat menebak apakah David dan Elise akan menyerah terhadap 'rencana' yang sudah dibuat untuk mereka ? Ataukah mereka mempunyai 'rencana' lainnya ?

http://www.theadjustmentbureau.com/

Comments

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Neighborhood house yang sudah diperbaiki Apa sih Hay Day ? Hay Day adalah games dari Supercell mengenai kehidupan pertanian, mulai dari menanam gandum, jagung sampai membuat keju, sushi, dll. Seru lho. Salah satu bagian dari Hay Day adalah partisipasi dalam Derby. Aku udah lumayan lama main Hay Day tapi belum pernah tau mengenai Derby jadi kali ini antusias banget. hihihi..Maklum masih newbie alias anak baru. Untuk ikutan Derby, pertama harus memperbaiki neighborhood house. Ongkosnya 10000 coin dan memakan waktu 24 jam. Habis itu bisa membentuk neighborhood sendiri dan mengajak teman atau keluarga untuk ikutan. Atau bisa join neighborhood lainnya. Coba liat link ini untuk membentuk neighborhood atau join neighborhood.

Which Star Are You From ?

Drama ini menceritakan Choi Seung Hee seorang sutradara yang baru saja kembali ke Korea setelah 3 tahun berusaha melupakan tunangannya yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dalam rangka mencari lokasi untuk film terbarunya, Seung Hee melanglang ke desa terpencil dan tidak sengaja bertemu Kim Bok Shil. Bok Shil begitu menyita perhatian Seung Hee karena doi mirip sekali dengan mendiang tunangannya yaitu Hye Soo. Singkat cerita Seung Hee dan kru akhirnya memulai syuting di desanya Bok Shil. Bok Shil pun bertemu dengan eksekutif Han Jeung Hoon yang adalah pemilik perusahaan yang membiayai pembuatan film tersebut. Jeung Hoon pun dulunya menyukai mendiang Hye Soo. Melalui JH ini Bok Shil akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaannya dan pindah ke Seoul. Karena pekerjaan barunya ini, Bok Shil menjadi lebih dekat dengan Seung Hee dan akhirnya mereka menjadi saling menyukai. Tidak disangka, Bok Shil ternyata adalah adik Hye Soo yang selama ini disangka meninggal dalam kebakaran restor

Perlu Ngga Beli Kartu SIM di Penang ?

Jawabannya tergantung keperluan teman-teman sekalian. ha..ha.. Sewaktu aku lagi bikin planning untuk jalan-jalan ke Penang, salah satu blog yang aku baca bilang jangan lupa beli kartu Digi setelah sampai di situ. Digi adalah salah satu provider GSM untuk Malaysia. Katanya sih Digi cakupannya lumayan bagus dengan harga terjangkau. Nah pas jalan kemarin itu aku masih belum bisa memastikan mau beli SIM card atau ngga. Tapi terus terang pas di Jakarta aku dibeliin SIM card XL Axiata yang lumayan banget pas buat jalan-jalan ke Bandung. Dipake untuk google maps lancar, padahal sampai ke Tangkuban Perahu segala. Ngga di kawahnya sih ya, tapi pas turun dikit gitu langsung dapat signal lagi.