Skip to main content

Mayo Inn - Singapura

Ketemu Mayo Inn kali ini lewat Tripadvisor. Tadinya sudah rada putus asa juga dan sudah rela untuk tinggal di daerah Geylang/Lavender atau dekat-dekat situ deh kalo mau yang rada lebih murah sedikit. Tapi berhubung Wawa pengennya tinggal di kamar yang berjendela jadi rada kuatir juga kalo tinggal di hotel yang kecil biasanya kamarnya dipetak-petak dan kemungkinan besar tak berjendela.

Setelah ketemu Mayo Inn ini dan melihat fotonya keliatannya lumayan demikiran juga dengan lokasinya yang lumayan dekat daerah Bugis. Berhubung untuk booking harus langsung ke hotel makanya aku mulai email-emailan dengan hotel. Kemudian setelah dijanjikan untuk pasti dapat kamar berjendela langsung aku setuju untuk booking dan langsung bayar lunas. Soalnya itu salah satu kepastian untuk dapat kamar yang kita inginkan. Harganya setelah dikurs sekitar USD $92.

Hotelnya sendiri terletak di antara Bugis MRT dan Little India MRT. Tergantung dari mana datangnya, jarak tempuh jalan kaki kurang lebih sama sih. Berhubung kita datang langsung dari Changi lebih enak turun di Bugis. Jarak jalan kaki kurang lebih 10 menit.

Daerah lobby hotel lumayan besar untuk ukuran hotel kecil. Ditata rapi dengan desain modern dan AC yang dinginnya berasa banget begitu kita masuk. Check-in cepat dan ngga banyak pertanyaan. Terus si resepsionis nunjukkin cara penggunaan liftnya yang rada beda. Kalo lift biasa kan kita bisa liat ada 2 pintu, pintu yang nempel di tembok untuk setiap lantai dan pintu liftnya sendiri. Nah lift yang di hotel ini cuma ada 1 pintu yaitu yang nempel di setiap lantai. Liftnya sendiri tidak berpintu. Jadi begitu masuk lift harus mundur ke bagian belakang kalo ngga liftnya ngga akan bekerja. Agak kuatir juga pake lift tersebut, alhasil setelah itu aku dan Wawa lebih suka naik tangga saja.

Kamarnya mungil dengan kamar mandi di sebelah kanan begitu masuk pintu. Terus ada meja rias dengan kaca dan kemudian tempat tidur. Di sebelah tempat tidur masih terdapat lemari untuk menyimpan baju dan juga lemari es kecil. Berhadapan dengan tempat tidur adalah TV flat screen. Yang unik adalah jendela besar dengan kaca warna warni (seperti di gereja). Terus bagian bawahnya baru gelas biasa tapi di balik gelas adalah jendela model lama yang berkisi-kisi kayu. Jadi kita ngga bisa langsung melihat ke luar, tapi bisa melihat ke jalan di bawah. Biarpun berjendela kaca tapi ngga kedap suara tuh, jadi semua suara bising dari lalu lintas di bawah dan pembetulan jalan di sebelah terdengar jelas sampai malam hari juga. Untungnya aku dan Wawa capek sekali dari jalan seharian jadi bisa langsung pulas sampai pagi tanpa banyak terganggu.

Kamar mandinya imut dengan dekor modern. Antara tempat shower dan wastafel dibatasi kaca sehingga tempias air sebatas di dalam shower aja. Pintu kamar mandinya berupa gelas kaca tebal dengan karet di sekelilingnya sehingga ngga ada air yang merembes keluar. Tempat showernya juga bersih sekali sehingga tanpa ragu aku berani mandi tanpa mesti pake sandal jepit :).

Mayo Inn
Jalan Besar No 9, Singapura
Telp 6295 6631
www.mayoinn.com

Comments

  1. Pak/ Ibu, cara reservasi mayo inn gimana ya? sy coba email utk reservasi (sudah 2 hari), tp blm dijawab, apakah hrs telpon langsung? Cheers!

    ReplyDelete
  2. Reservasinya langsung email aja kok. Cuma memang mereka jawabnya rada lambat. Saya waktu itu ngga telpon karena perbedaan waktu, tapi kalo dari Indonesia mah, boleh juga ditelpon langsung.

    ReplyDelete

Post a Comment

Tinggalin pesan dan kesan donk !

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Neighborhood house yang sudah diperbaiki Apa sih Hay Day ? Hay Day adalah games dari Supercell mengenai kehidupan pertanian, mulai dari menanam gandum, jagung sampai membuat keju, sushi, dll. Seru lho. Salah satu bagian dari Hay Day adalah partisipasi dalam Derby. Aku udah lumayan lama main Hay Day tapi belum pernah tau mengenai Derby jadi kali ini antusias banget. hihihi..Maklum masih newbie alias anak baru. Untuk ikutan Derby, pertama harus memperbaiki neighborhood house. Ongkosnya 10000 coin dan memakan waktu 24 jam. Habis itu bisa membentuk neighborhood sendiri dan mengajak teman atau keluarga untuk ikutan. Atau bisa join neighborhood lainnya. Coba liat link ini untuk membentuk neighborhood atau join neighborhood.

Which Star Are You From ?

Drama ini menceritakan Choi Seung Hee seorang sutradara yang baru saja kembali ke Korea setelah 3 tahun berusaha melupakan tunangannya yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dalam rangka mencari lokasi untuk film terbarunya, Seung Hee melanglang ke desa terpencil dan tidak sengaja bertemu Kim Bok Shil. Bok Shil begitu menyita perhatian Seung Hee karena doi mirip sekali dengan mendiang tunangannya yaitu Hye Soo. Singkat cerita Seung Hee dan kru akhirnya memulai syuting di desanya Bok Shil. Bok Shil pun bertemu dengan eksekutif Han Jeung Hoon yang adalah pemilik perusahaan yang membiayai pembuatan film tersebut. Jeung Hoon pun dulunya menyukai mendiang Hye Soo. Melalui JH ini Bok Shil akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaannya dan pindah ke Seoul. Karena pekerjaan barunya ini, Bok Shil menjadi lebih dekat dengan Seung Hee dan akhirnya mereka menjadi saling menyukai. Tidak disangka, Bok Shil ternyata adalah adik Hye Soo yang selama ini disangka meninggal dalam kebakaran restor

Perlu Ngga Beli Kartu SIM di Penang ?

Jawabannya tergantung keperluan teman-teman sekalian. ha..ha.. Sewaktu aku lagi bikin planning untuk jalan-jalan ke Penang, salah satu blog yang aku baca bilang jangan lupa beli kartu Digi setelah sampai di situ. Digi adalah salah satu provider GSM untuk Malaysia. Katanya sih Digi cakupannya lumayan bagus dengan harga terjangkau. Nah pas jalan kemarin itu aku masih belum bisa memastikan mau beli SIM card atau ngga. Tapi terus terang pas di Jakarta aku dibeliin SIM card XL Axiata yang lumayan banget pas buat jalan-jalan ke Bandung. Dipake untuk google maps lancar, padahal sampai ke Tangkuban Perahu segala. Ngga di kawahnya sih ya, tapi pas turun dikit gitu langsung dapat signal lagi.