Skip to main content

Perlu Ngga Beli Kartu SIM di Penang ?

Jawabannya tergantung keperluan teman-teman sekalian. ha..ha..

Sewaktu aku lagi bikin planning untuk jalan-jalan ke Penang, salah satu blog yang aku baca bilang jangan lupa beli kartu Digi setelah sampai di situ. Digi adalah salah satu provider GSM untuk Malaysia. Katanya sih Digi cakupannya lumayan bagus dengan harga terjangkau.

Nah pas jalan kemarin itu aku masih belum bisa memastikan mau beli SIM card atau ngga. Tapi terus terang pas di Jakarta aku dibeliin SIM card XL Axiata yang lumayan banget pas buat jalan-jalan ke Bandung. Dipake untuk google maps lancar, padahal sampai ke Tangkuban Perahu segala. Ngga di kawahnya sih ya, tapi pas turun dikit gitu langsung dapat signal lagi.



Tapi pas ke Penang aku masih ngga yakin deh. Lagipula aku udah bekalin diri berbagai print out peta untuk tempat-tempat makan yang kudu dikunjungi. Jadi udah yakin ngga perlu SIM card deh. Makanya pas sampai di airport Penang padahal ada lho yang jualan SIM card pas langsung keluar pesawat. Beneran deh, belum sampai bagian dalam terminal udah ada yang jualan SIM card dan berbagai macam pula.

Wawa pas aku tanya bilang ngga usah dulu deh. Ntar liat dulu. Jadinya kita lewatin. Akhirnya setelah cek in di hotel dan lagi jalan cari makan kita malah ketemu sebuah toko yang jualan SIM card. Jadilah mampir dan nanya-nanya. Dari nanya tersebut kita akhirnya beli 1 kartu dengan total harga sekitar RM39 (125rb rupiah).

Kartu Digi tersebut nolong banget sih. Jadi biarpun berbekal peta kan kadang tempatnya ketemu tapi tutup. Jadi kita perlu cari tempat lainnya yang mudah-mudahan dekat situ. Jadinya kesimpulannya SIM card itu perlu.

TAPI... aku belakangan baru ngeh bahwa sebenarnya aku ngga perlu bayar harga segitu untuk mendapatkan data sebesar 1GB. Jadi yang kita beli adalah kartu DIGI Best. Untuk kartu tersebut, kita bisa memasukkan harga RM10 (minimum kalo ngga salah) terus kita bisa beli data 1GB terpisah. Jatuhnya mestinya lebih murah deh. Soalnya kita kan ngga pake telpon terlalu banyak. Jadi RM10 untuk telpon-telponan selama di Malaysia mah cukup banget. Sedangkan yang dijual ke kita adalah isi kartu sebesar RM30 akan mendapatkan gratis data sebesar 1GB. Jadi akhirnya setelah 5 hari di Malaysia, kartu Digi masih bersisa sekitar RM28. Itu pun setelah dipakai untuk telpon ke Jakarta beberapa kali. Tapi ngobrolnya ngga lama sih total sekitar 10 menit kali.

Comments

  1. Aku udah mau bayar tapi aku nggak ngerti. Pertama aku nggak punya kartu kredit. Kedua sya nggak fau cara mengakses pembayaran tanoa mengunakan kartu kredit. Ada yang tau nggak?

    ReplyDelete
  2. Salam kenal Hasria. Maaf baru sempat baca komentar kamu sekarang. Waktu itu aku beli kartu SIMnya langsung di tempat ya, jadi langsung bayar tunai. Jadi ngga tau deh kalo belinya online gitu.

    ReplyDelete

Post a Comment

Tinggalin pesan dan kesan donk !

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Neighborhood house yang sudah diperbaiki Apa sih Hay Day ? Hay Day adalah games dari Supercell mengenai kehidupan pertanian, mulai dari menanam gandum, jagung sampai membuat keju, sushi, dll. Seru lho. Salah satu bagian dari Hay Day adalah partisipasi dalam Derby. Aku udah lumayan lama main Hay Day tapi belum pernah tau mengenai Derby jadi kali ini antusias banget. hihihi..Maklum masih newbie alias anak baru. Untuk ikutan Derby, pertama harus memperbaiki neighborhood house. Ongkosnya 10000 coin dan memakan waktu 24 jam. Habis itu bisa membentuk neighborhood sendiri dan mengajak teman atau keluarga untuk ikutan. Atau bisa join neighborhood lainnya. Coba liat link ini untuk membentuk neighborhood atau join neighborhood.

Which Star Are You From ?

Drama ini menceritakan Choi Seung Hee seorang sutradara yang baru saja kembali ke Korea setelah 3 tahun berusaha melupakan tunangannya yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dalam rangka mencari lokasi untuk film terbarunya, Seung Hee melanglang ke desa terpencil dan tidak sengaja bertemu Kim Bok Shil. Bok Shil begitu menyita perhatian Seung Hee karena doi mirip sekali dengan mendiang tunangannya yaitu Hye Soo. Singkat cerita Seung Hee dan kru akhirnya memulai syuting di desanya Bok Shil. Bok Shil pun bertemu dengan eksekutif Han Jeung Hoon yang adalah pemilik perusahaan yang membiayai pembuatan film tersebut. Jeung Hoon pun dulunya menyukai mendiang Hye Soo. Melalui JH ini Bok Shil akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaannya dan pindah ke Seoul. Karena pekerjaan barunya ini, Bok Shil menjadi lebih dekat dengan Seung Hee dan akhirnya mereka menjadi saling menyukai. Tidak disangka, Bok Shil ternyata adalah adik Hye Soo yang selama ini disangka meninggal dalam kebakaran restor