Skip to main content

Hari Ketiga : Hari Terakhir di Penang

Salah satu Penang Street Art
Hari terakhir di Penang cuma sekitar setengah hari jadi aku merasa harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Itineraryku untuk Penang lebih berkisar makanan - mo makan di mana dan makan apa. ha..ha.. Tapi ngga bisa donk cuma makan seharian mana ada tempat di perut  ? Jadi akhirnya aku putuskan untuk menjelajahi Penang Street Art yang terkenal itu lho.

Penang Street Art
Seperti biasa aku dan Wawa bangun pagi, siapin bekal untuk dibawa seperti payung, hp dll. Kemudian kita berangkat menuju halte bis. Siapin uang receh karena bis Rapid Penang kalo jarak dekat cuma RM1.40 (sekitar 4300 rupiah). Naik bis dari halte bis dekat ke hotel Munlustay ke Pasar Chowrasta cuma sekitar 7 menitan. Kalo jalan kaki bisa sekitar 16 menit.


Kita mau mampir Pasar Chowrasta dulu beli nangka untuk mengganjal perut sebelum menelusuri jalanan Georgetown mencari Penang Street Art. Beli nangka ?? Soalnya selama beberapa di Jakarta kita belum sempat menikmati nangka sedangkan di Amrik nangka mahal bo. Beberapa butir nangka yang kita beli di Pasar Chowrasta seharga US$1 kalo beli di Amrik bisa sekitar $4.
Cinderamata yang aku beli di salah satu street art

Setelah selesai menikmati manisnya buah nangka kita pun melanjutkan perjalanan. Sepanjang perjalanan aku berkesempatan mengambil foto-foto dari beberapa tempat bersejarah. Cuma sayangnya karena masih pagi sehingga penerangannya ngga begitu bagus.

Pas kita sampai di street art yang pertama ternyata ada beberapa grup lainnya yang sampai bersamaan dengan kita. Jadi kita harus gantian ambil foto. Kebayang ngga kalo lebih siangan pasti lebih rame ya

Memburu kwetiau kuah untuk sarapan
Setelah selesai memburu street art matahari sudah semakin tinggi. Berarti sudah saatnya mencari makanan. Pagi itu aku pengen banget nyobain kwetiau kuah khas Penang. Dan kebetulan banget ada satu penjual dekat Jalan Carnavon. Ngga lama jalan kita udah ketemu tokonya tapi dasar lagi ngga nasib, ternyata mereka tutup hari itu.
Kwetiau kuah yang aduhai

Ok deh. Langsung aku google tempat kwetiau kuah berikutnya. Dari situ kita jalan lagi sekitar 10 menit. Eh sampai di tempat kedua mereka baru mulai buka toko. Sepertinya belum siap jualan nih. Tapi tunggu dulu, udah kepalang kepengen. Jadilah aku google lagi tempat kwetiau kuah lagi. Akhirnya ketemu tempat berikutnya kebetulan ngga jauh dari situ. Dan untungnya yang ini buka dan udah rame.

Sebenarnya kwetiau kuahnya keliatan sederhana. Kwetiau basah dengan kuah ayam, potongan (sori ngga halal) daging babi, sedikit remah lemak babi goreng dan baso ikan. Untuk lebih greget bisa dinikmati dengan potongan cabe rawit yang sudah direndam kecap ikan. Semangkok harganya RM4 (sekitar 12400 rupiah).

Beli oleh-oleh khas Penang
Menurut beberapa blog yang aku baca, oleh-oleh khas Penang adalah biskuit tambun yang bentuknya seperti bapia khas Yogya. Tapi sepertinya yang ini ngga halal. Terus terang aku ngga ngecek keterangannya. Jadi coba periksa lagi sebelum membeli.
Biskuit tambun

Dari tempat kwetiau kuah kita mampir ke Lorong Baru ke toko oleh-oleh Ban Heang untuk membeli dua kotak biskuit tambun. Pengennya sih beli lebih banyak tapi koper ini udah hampir meledak. Makanya tadinya aku ngga pengen beli tapi Wawa rada maksa. Jadinya kita bela-belain mengatur isi koper lagi supaya bisa muat.

Makan siang terakhir di Penang
Kita balik ke hotel untuk ngepak koper dan cek out. Kemudian kita titipkan koper ke resepsionis karena aku dan Wawa akan cari makan siang dulu.
nasi ayam dengan latar belakang kwetiau goreng

Ayam rebus, ayam panggang dan babi panggan

Wawa pengen makan nasi ayam dan juga kwetiau goreng di kedai kopi Lok Pin lagi. Jadilah kita menuju ke sana. Aku ikutan pesan nasi ayam juga sekedar pengen tau. Tapi ternyata nasi ayam ini memang beda. Nasinya wangi tapi ngga berminyak. Ayamnya juga empuk baik yang rebus maupun yang panggang.

Setelah selesai makan kita pun balik ke hotel. Ternyata sang resepsionis yang baik hati sudah memanggil taksi untuk kita. Sayang kita lupa menanyakan namanya.

Kalo mencari lokasi berikut bisa menggunakan google maps terus tinggal ketik nama misalkan : Kim Lee coffee shop penang.

Penang Street Art
Peta dalam pdf

Kim Lee coffee shop penang
Lorong Macalister dekat ke Jalan Burma (belakang Hong Leong Bank)

Ban Heang Snack shop
http://www.banheangbiscuits.com/

Lok Pin cafe
(nasi ayam dan kwetiau goreng)
72-B Jalan Anson, Georgetown, Pulau Pinang, Malaysia



Comments

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Neighborhood house yang sudah diperbaiki Apa sih Hay Day ? Hay Day adalah games dari Supercell mengenai kehidupan pertanian, mulai dari menanam gandum, jagung sampai membuat keju, sushi, dll. Seru lho. Salah satu bagian dari Hay Day adalah partisipasi dalam Derby. Aku udah lumayan lama main Hay Day tapi belum pernah tau mengenai Derby jadi kali ini antusias banget. hihihi..Maklum masih newbie alias anak baru. Untuk ikutan Derby, pertama harus memperbaiki neighborhood house. Ongkosnya 10000 coin dan memakan waktu 24 jam. Habis itu bisa membentuk neighborhood sendiri dan mengajak teman atau keluarga untuk ikutan. Atau bisa join neighborhood lainnya. Coba liat link ini untuk membentuk neighborhood atau join neighborhood.

Which Star Are You From ?

Drama ini menceritakan Choi Seung Hee seorang sutradara yang baru saja kembali ke Korea setelah 3 tahun berusaha melupakan tunangannya yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dalam rangka mencari lokasi untuk film terbarunya, Seung Hee melanglang ke desa terpencil dan tidak sengaja bertemu Kim Bok Shil. Bok Shil begitu menyita perhatian Seung Hee karena doi mirip sekali dengan mendiang tunangannya yaitu Hye Soo. Singkat cerita Seung Hee dan kru akhirnya memulai syuting di desanya Bok Shil. Bok Shil pun bertemu dengan eksekutif Han Jeung Hoon yang adalah pemilik perusahaan yang membiayai pembuatan film tersebut. Jeung Hoon pun dulunya menyukai mendiang Hye Soo. Melalui JH ini Bok Shil akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaannya dan pindah ke Seoul. Karena pekerjaan barunya ini, Bok Shil menjadi lebih dekat dengan Seung Hee dan akhirnya mereka menjadi saling menyukai. Tidak disangka, Bok Shil ternyata adalah adik Hye Soo yang selama ini disangka meninggal dalam kebakaran restor

Perlu Ngga Beli Kartu SIM di Penang ?

Jawabannya tergantung keperluan teman-teman sekalian. ha..ha.. Sewaktu aku lagi bikin planning untuk jalan-jalan ke Penang, salah satu blog yang aku baca bilang jangan lupa beli kartu Digi setelah sampai di situ. Digi adalah salah satu provider GSM untuk Malaysia. Katanya sih Digi cakupannya lumayan bagus dengan harga terjangkau. Nah pas jalan kemarin itu aku masih belum bisa memastikan mau beli SIM card atau ngga. Tapi terus terang pas di Jakarta aku dibeliin SIM card XL Axiata yang lumayan banget pas buat jalan-jalan ke Bandung. Dipake untuk google maps lancar, padahal sampai ke Tangkuban Perahu segala. Ngga di kawahnya sih ya, tapi pas turun dikit gitu langsung dapat signal lagi.