Skip to main content

Day 1 : San Francisco - Tokyo - Osaka

Akhirnya tiba juga hari perjalanan kita. Pagi-pagi aku dan Wawa udah bangun dan berberes-beres. Begitu tiba pukul 6:30 pagi kita udah keluar rumah menumpang taksi untuk ke stasiun kereta mengejar kereta untuk ke airport. Sekitar pukul 9 kita udah sampai di airport dan langsung cek in supaya ngga usah menyeret koper lagi.

Mungkin karena hari Sabtu atau mungkin karena musim liburan, airport hari itu sangat ramai. Pesawat kita pun penuh. Untungnya perjalanan ke Tokyo yang memakan waktu sekitar 10.5 jam berjalan lancar.

Kita mendarat sedikit terlambat di Narita karena pesawat tertunda sekitar 30 menit di San Francisco. Begitu tiba kita langsung mencari konter ANA dan cek in koper kita untuk perjalanan ke Osaka. Setelah koper gede pindah tangan kita pun bebas berjalan menjelajah airport. Untuk membeli suica card yang nantinya akan berguna untuk naik kereta di Osaka dan Tokyo kita harus turun satu lantai menuju stasiun kereta. Di situ ada konter informasi yang dijaga mbak mbak cantik yang bisa membantu memberikan pengarahan kalo kurang yakin. Suica card bisa dibeli di mesin tanpa harus antri. Atau kalo kurang pede dengan mesin dan pengen berurusan dengan orang berarti harus antri di konter JR East.


Ini adalah konter tempat pembelian kartu suica - kalo mau beli dari mesin silakan ke sebelah kiri (lihat panah biru)

Setelah membeli 2 buah kartu suica kita pun berjalan balik ke terminal dan masuk ke dalam. Aku pikir di bagian dalam kita bisa jalan sambil cuci mata. Tapi ternyata untuk penerbangan domestik, ANA termasuk budget airlines karena terminalnya sederhana banget. Hampir sama dengan terminal Air Asia. Ruang tunggunya besar dengan sekitar 5 gate jadi harus pasang mata dan telinga pas waktunya sudah dekat supaya ngga ketinggalan pesawat.

Penerbangan dari Narita ke Osaka memakan waktu sekitar 1.5 jam. Kita tiba sekitar pukul 8. Begitu bagasi keluar kita langsung mencari konter untuk membeli tiket bis yang akan membawa kita ke stasiun Shin Osaka. Airbnb kita letaknya dekat dengan stasiun tersebut. Ternyata konter tiket letaknya agak di luar gedung berdampingan dengan trotoar. Seperti biasa, tiket bisa dibeli dari konter yang dijaga atau dari mesin. Ngga usah kuatir kok untuk memakai mesin. Cukup cari tombol "English" dan semua instruksi di layar akan lebih mudah dimengerti. ha..ha..

Begitu dapat tiket, kita mencari tempat perhentian sesuai tujuan. Untuk Shin Osaka adalah nomor 3. Di situ ada bapak-bapak yang membantu mengatur koper. Doi yang akan memasukan koper ke bis, kita cuma tinggalin aja di tempat yang ditunjuk.

Perjalanan dengan bis sekitar 30 menit dan tibalah kita di stasiun Shin Osaka. Untungnya aku udah google peta stasiun tersebut sehingga ngga panik melihat stasiun yang 3 lantai tersebut. Kita pun mampir membeli bakpau dan siomay di konter 551 yang menurut salah seorang Youtuber kudu dicoba. Wawa pun mampir di 7-11 dan membeli ramen. Berbekal makanan kita pun berjalan menuju Airbnb yang untungnya letaknya cuma sekitar 10 menit dari stasiun.

Comments

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Neighborhood house yang sudah diperbaiki Apa sih Hay Day ? Hay Day adalah games dari Supercell mengenai kehidupan pertanian, mulai dari menanam gandum, jagung sampai membuat keju, sushi, dll. Seru lho. Salah satu bagian dari Hay Day adalah partisipasi dalam Derby. Aku udah lumayan lama main Hay Day tapi belum pernah tau mengenai Derby jadi kali ini antusias banget. hihihi..Maklum masih newbie alias anak baru. Untuk ikutan Derby, pertama harus memperbaiki neighborhood house. Ongkosnya 10000 coin dan memakan waktu 24 jam. Habis itu bisa membentuk neighborhood sendiri dan mengajak teman atau keluarga untuk ikutan. Atau bisa join neighborhood lainnya. Coba liat link ini untuk membentuk neighborhood atau join neighborhood.

Which Star Are You From ?

Drama ini menceritakan Choi Seung Hee seorang sutradara yang baru saja kembali ke Korea setelah 3 tahun berusaha melupakan tunangannya yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dalam rangka mencari lokasi untuk film terbarunya, Seung Hee melanglang ke desa terpencil dan tidak sengaja bertemu Kim Bok Shil. Bok Shil begitu menyita perhatian Seung Hee karena doi mirip sekali dengan mendiang tunangannya yaitu Hye Soo. Singkat cerita Seung Hee dan kru akhirnya memulai syuting di desanya Bok Shil. Bok Shil pun bertemu dengan eksekutif Han Jeung Hoon yang adalah pemilik perusahaan yang membiayai pembuatan film tersebut. Jeung Hoon pun dulunya menyukai mendiang Hye Soo. Melalui JH ini Bok Shil akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaannya dan pindah ke Seoul. Karena pekerjaan barunya ini, Bok Shil menjadi lebih dekat dengan Seung Hee dan akhirnya mereka menjadi saling menyukai. Tidak disangka, Bok Shil ternyata adalah adik Hye Soo yang selama ini disangka meninggal dalam kebakaran restor

Perlu Ngga Beli Kartu SIM di Penang ?

Jawabannya tergantung keperluan teman-teman sekalian. ha..ha.. Sewaktu aku lagi bikin planning untuk jalan-jalan ke Penang, salah satu blog yang aku baca bilang jangan lupa beli kartu Digi setelah sampai di situ. Digi adalah salah satu provider GSM untuk Malaysia. Katanya sih Digi cakupannya lumayan bagus dengan harga terjangkau. Nah pas jalan kemarin itu aku masih belum bisa memastikan mau beli SIM card atau ngga. Tapi terus terang pas di Jakarta aku dibeliin SIM card XL Axiata yang lumayan banget pas buat jalan-jalan ke Bandung. Dipake untuk google maps lancar, padahal sampai ke Tangkuban Perahu segala. Ngga di kawahnya sih ya, tapi pas turun dikit gitu langsung dapat signal lagi.