Skip to main content

Caper Jepang : Dari Osaka ke Sapporo


Ini merupakan cerita perjalanan aku dan Wawa menjelajahi Jepang bulan September 2018. Silakan lihat perincian biaya per hari di bagian akhir posting ini. Jangan lupa tinggalkan komentar ya !

Airport Kansai biarpun sudah dibuka tapi airportnya termasuk sepi. Kita belum sempat makan pagi karena berangkat lumayan pagi. Untungnya di airport terdapat sebuah 7 Eleven yang harganya kayaknya sama seperti di luar airport. Jadi kita bisa membeli beberapa makanan kecil untuk mengganjal perut sampai makan siang di Sapporo nanti. Karena rencana kita mau makan di sebuah restoran ramen di airport di Sapporo.

Penerbangan dari Osaka ke Sapporo memakan sekitar 2 jam. Begitu sampai di airport New Chitose di Sapporo, kita langsung mencari tempat makan. Ternyata karena gempa bumi yang terjadi sekitar 10 hari sebelum kita sampai di situ membuat airport tersebut belum berfungsi secara penuh kembali. Jadi kita langsung mencari bis ke kota dengan niat langsung ke hostel.

Dengan petunjuk dari situs chuo bus yang beroperasi dari airport ke dalam kota Sapporo, kita pun membeli tiket dari vending machine dekat dengan pintu keluar. Di situs tersebut diberitahu halte nomor berapa untuk bis yang ke mana tergantung di mana lokasi hotel. Seingat aku stasiun kereta yang terdekat masih harus ditempuh dengan bis jadi ngga bisa langsung dari airport.



Dekat perhentian bis sambil menunggu kita disapa seorang bapak tua yang bertugas sebagai penunggu di halte tersebut. Dia menanyakan ke mana kita mau pergi. Aku tadinya menunjukkan nama perhentian berdasarkan hasil pencarianku. Tapi dia menanyakan nama hotel yang kemudian aku tunjukkan. Bapak tersebut menyatakan lebih baik berhenti di sini, lalu dia menunjukkan nama perhentian lainnya. Biarpun bingung kita pun mengucapkan terima kasih. Untung juga sih, berdasarkan petunjuk bapak tersebut kita ngga jadi nyasar. Arigato gozaimasu !
- tiket bis dari Osaka ke Kansai airport -

- tanda bukti untuk koper yang letaknya di bagian bagasi bis ke airport Kansai - penting untuk memperhatikan nomor terminal supaya bagasinya ngga nyasar -

Dari tempat kita diturunkan ke hotel sebenarnya tidak terlalu jauh. Hotel kita ternyata letaknya di salah satu bagian dari Tanukikoji shopping street. Jadi saking dekatnya kita ngga sadar kalo udah dekat karena kita pikir di shopping street itu cuma ada restoran dan toko. Dan di google map dibilang udah dekat tapi kita kok ngga liat gedung apa pun gitu lho. Untungnya di salah satu foto di google ada sebuah nama restoran yang letaknya bersebelahan dengan hotel kita jadi kita akhirnya bisa menemukan pintu masuk ke hostel.

Setelah beberes di hostel kita pun keluar mencari makan. Habis makan sudah saatnya menjelajahi kota. Yang paling mudah adalah berjalan kaki karena Odori Park letaknya lumayan dekat. Lagipula pada saat itu biarpun masih terang tapi sudah mulai sejuk. Karena pulau Hokkaido letaknya lebih ke utara sehingga bulan September sudah mulai berasa lebih dingin dibandingkan tempat-tempat di Jepang sebelumnya.

Di Odori Park ternyata sedang menjadi arena festival musim gugur yang ditandai dengan berbagai tenda-tenda yang menjual makanan dan minuman. Tapi berhubung kita sudah makan jadi kita cuma foto-foto doank.

Malam harinya kita keluar dengan memakai baju lengan panjang. Karena sore hari tadi sudah mulai berasa dingin. Habis makan kita berencana akan menjelajahi daerah Susukino yang terkenal dengan lampu-lampu hiasan malamnya. Daerah ini mirip dengan daerah Kabukicho di Shinjuku, Tokyo. Tapi karena kota Sapporo kapasitas listriknya belum pulih karena gempa jadi sebagian besar lampu-lampu hiasan belum berfungsi sepenuhnya.
- Daerah Susukino yang biasanya lebih terang sekarang agak redup karena harus berhemat listrik -

Habis itu kita mampir ke Daiso untuk beli makanan kecil untuk souvenir. Maklumlah Sapporo merupakan perhentian terakhir untuk perjalanan Jepang. Jadi sudah saatnya beli oleh-oleh untuk dibawa pulang.


Comments

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Neighborhood house yang sudah diperbaiki Apa sih Hay Day ? Hay Day adalah games dari Supercell mengenai kehidupan pertanian, mulai dari menanam gandum, jagung sampai membuat keju, sushi, dll. Seru lho. Salah satu bagian dari Hay Day adalah partisipasi dalam Derby. Aku udah lumayan lama main Hay Day tapi belum pernah tau mengenai Derby jadi kali ini antusias banget. hihihi..Maklum masih newbie alias anak baru. Untuk ikutan Derby, pertama harus memperbaiki neighborhood house. Ongkosnya 10000 coin dan memakan waktu 24 jam. Habis itu bisa membentuk neighborhood sendiri dan mengajak teman atau keluarga untuk ikutan. Atau bisa join neighborhood lainnya. Coba liat link ini untuk membentuk neighborhood atau join neighborhood.

Which Star Are You From ?

Drama ini menceritakan Choi Seung Hee seorang sutradara yang baru saja kembali ke Korea setelah 3 tahun berusaha melupakan tunangannya yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dalam rangka mencari lokasi untuk film terbarunya, Seung Hee melanglang ke desa terpencil dan tidak sengaja bertemu Kim Bok Shil. Bok Shil begitu menyita perhatian Seung Hee karena doi mirip sekali dengan mendiang tunangannya yaitu Hye Soo. Singkat cerita Seung Hee dan kru akhirnya memulai syuting di desanya Bok Shil. Bok Shil pun bertemu dengan eksekutif Han Jeung Hoon yang adalah pemilik perusahaan yang membiayai pembuatan film tersebut. Jeung Hoon pun dulunya menyukai mendiang Hye Soo. Melalui JH ini Bok Shil akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaannya dan pindah ke Seoul. Karena pekerjaan barunya ini, Bok Shil menjadi lebih dekat dengan Seung Hee dan akhirnya mereka menjadi saling menyukai. Tidak disangka, Bok Shil ternyata adalah adik Hye Soo yang selama ini disangka meninggal dalam kebakaran restor

Perlu Ngga Beli Kartu SIM di Penang ?

Jawabannya tergantung keperluan teman-teman sekalian. ha..ha.. Sewaktu aku lagi bikin planning untuk jalan-jalan ke Penang, salah satu blog yang aku baca bilang jangan lupa beli kartu Digi setelah sampai di situ. Digi adalah salah satu provider GSM untuk Malaysia. Katanya sih Digi cakupannya lumayan bagus dengan harga terjangkau. Nah pas jalan kemarin itu aku masih belum bisa memastikan mau beli SIM card atau ngga. Tapi terus terang pas di Jakarta aku dibeliin SIM card XL Axiata yang lumayan banget pas buat jalan-jalan ke Bandung. Dipake untuk google maps lancar, padahal sampai ke Tangkuban Perahu segala. Ngga di kawahnya sih ya, tapi pas turun dikit gitu langsung dapat signal lagi.