Skip to main content

Caper Jepang : Hari Ketiga di Kyoto

Seperti juga hari sebelumnya, kita berangkat pagi dari hotel. Tujuannya supaya bisa mengambil foto sebelum para turis lainnya berdatangan. Pagi itu kita tiba di Fushimi Inari sekitar pukul 8. Kita naik bis ke Stasiun Kyoto kemudian naik kereta ke Stasiun Inari. Fushimi Inari merupakan satu-satunya tempat wisata di Kyoto yang aku dan Wawa kunjungi yang lokasinya dekat dengan stasiun kereta. Selebihnya bisa dengan mudah dicapai dengan bis dan sedikit jalan kaki.

Kuil Fushimi Inari terdiri dari berbagai bagian. Mulai dari kaki bukit sampai ke puncak Gunung Inari. Berhubung hari masih pagi, aku dan Wawa pun memutuskan untuk mendaki gunung Inari. Terlebih karena adanya beberapa nenek-nenek yang dengan luar biasanya berjalan di depan kita tanpa keliatan lelah. Malu donk kalo kalah sama nenek-nenek.



Begitu kita turun ke bawah sekitar 1.5 jam kemudian sudah makin banyak orang. Kita sempat mampir nyobain sate daging sapi seharga JPY500 (IDR 67500) per tusuk. Rasanya lumayan tapi agak alot. Hujan turun rintik-rintik dan kita mampir ke toko 7 Eleven untuk membeli payung pengganti payung yang ketinggalan di bis kemarin.

Dari situ kita naik kereta balik ke Stasiun Kyoto. Kemudian naik bis ke Kuil Kiyomizu-dera yang merupakan sebuah kuil agama Budha yang adalah monumen bersejarah dari kota kuno Kyoto World Unesco Heritage. Bagian luarnya bisa dikunjungi tanpa biaya alias gratis. Kalo mau masuk lebih dalam harus bayar sedikit. Tapi menurut beberapa review yang aku baca katanya mereka sedang direnovasi. Ngga tau deh statusnya sekarang.

Untuk foto-foto di luar juga sudah bagus donk. Terlebih kalo kalian masuk dari jalan utama yang melewati banyak toko-toko yang menjual cinderamata. Aku dan Wawa sebenarnya jalan dari samping jadi kita cuma melewati toko-toko tersebut dalam perjalanan pulang.


Di akhir deretan toko pas sebelahan dengan tempat parkiran mobil terdapat sebuah restoran yang menjual mie soba yaitu sejenis mi yang dibuat dari sorghum. Mie soba ini warnanya agak coklat muda abu-abu gitu. Kyoto katanya terkenal dengan mie soba jadi aku pikir kita kudu cobain deh.

Habis makan kita naik bis balik lagi ke daerah pertokoan dekat dengan daerah Gion. Sempat keluar masuk beberapa toko dan makan taiyaki yaitu makanan kecil berbentuk ikan yang biasanya berisi kacang merah manis. Habis itu karena cuaca cerah kita memutuskan untuk ke Golden Pavilion alias Kinkakuji. Biaya tiket untuk Kinkakuji adalah JPY400 perorang (IDR50rb). Tiketnya gede dengan tulisan kanji.


Kinkakuji ini dulunya merupakan milik Shogun Ashikaga Yoshimitsu. Setelah dia meninggal sesuai dengan permintaannya tempat itu kemudian dijadikan sebuah kuil. Seperti juga Kiyomizu-dera, Kinkakuji ini juga merupakan salah satu monumen bersejarah di kota kuno Kyoto yang ditetapkan sebagai UNESCO World Heritage site.

Setelah selesai di Kinkakuji hari mulai sore. Jadi kita putuskan untuk mampir di Nakau (lagi) untuk makan malam sebelum pulang ke hotel. Kebetulan halte bis letaknya lumayan dekat dengan restoran Nakau tersebut. Jadi habis makan dan pulang ke hotel kita bisa langsung santai dan ngga usah keluar cari makan lagi.

Comments

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Neighborhood house yang sudah diperbaiki Apa sih Hay Day ? Hay Day adalah games dari Supercell mengenai kehidupan pertanian, mulai dari menanam gandum, jagung sampai membuat keju, sushi, dll. Seru lho. Salah satu bagian dari Hay Day adalah partisipasi dalam Derby. Aku udah lumayan lama main Hay Day tapi belum pernah tau mengenai Derby jadi kali ini antusias banget. hihihi..Maklum masih newbie alias anak baru. Untuk ikutan Derby, pertama harus memperbaiki neighborhood house. Ongkosnya 10000 coin dan memakan waktu 24 jam. Habis itu bisa membentuk neighborhood sendiri dan mengajak teman atau keluarga untuk ikutan. Atau bisa join neighborhood lainnya. Coba liat link ini untuk membentuk neighborhood atau join neighborhood.

Which Star Are You From ?

Drama ini menceritakan Choi Seung Hee seorang sutradara yang baru saja kembali ke Korea setelah 3 tahun berusaha melupakan tunangannya yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dalam rangka mencari lokasi untuk film terbarunya, Seung Hee melanglang ke desa terpencil dan tidak sengaja bertemu Kim Bok Shil. Bok Shil begitu menyita perhatian Seung Hee karena doi mirip sekali dengan mendiang tunangannya yaitu Hye Soo. Singkat cerita Seung Hee dan kru akhirnya memulai syuting di desanya Bok Shil. Bok Shil pun bertemu dengan eksekutif Han Jeung Hoon yang adalah pemilik perusahaan yang membiayai pembuatan film tersebut. Jeung Hoon pun dulunya menyukai mendiang Hye Soo. Melalui JH ini Bok Shil akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaannya dan pindah ke Seoul. Karena pekerjaan barunya ini, Bok Shil menjadi lebih dekat dengan Seung Hee dan akhirnya mereka menjadi saling menyukai. Tidak disangka, Bok Shil ternyata adalah adik Hye Soo yang selama ini disangka meninggal dalam kebakaran restor

Perlu Ngga Beli Kartu SIM di Penang ?

Jawabannya tergantung keperluan teman-teman sekalian. ha..ha.. Sewaktu aku lagi bikin planning untuk jalan-jalan ke Penang, salah satu blog yang aku baca bilang jangan lupa beli kartu Digi setelah sampai di situ. Digi adalah salah satu provider GSM untuk Malaysia. Katanya sih Digi cakupannya lumayan bagus dengan harga terjangkau. Nah pas jalan kemarin itu aku masih belum bisa memastikan mau beli SIM card atau ngga. Tapi terus terang pas di Jakarta aku dibeliin SIM card XL Axiata yang lumayan banget pas buat jalan-jalan ke Bandung. Dipake untuk google maps lancar, padahal sampai ke Tangkuban Perahu segala. Ngga di kawahnya sih ya, tapi pas turun dikit gitu langsung dapat signal lagi.