Skip to main content

Caper Jepang : Takayama ke Kyoto

Kita cuma semalam di Takayama. Tadinya Takayama malah sama sekali ngga termasuk di jadwal kunjungan kita. Cuma pas lagi susun itinerary, Wawa tahu-tahu mendaftarkan diri untuk ikutan lari di Takayama. Akhirnya doi ngga jadi ikutan karena dia menemukan acara lari lainnya di Odawara. Tapi kita udah kadung tertarik sama Takayama jadi tetep kita putuskan untuk mampir deh.

Kesimpulannya Takayama tuh kota kecil yang menarik. Kalo memiliki lebih banyak waktu, ada baiknya tinggal beberapa hari jadi bisa sekalian ke Shirakawa Go. Takayama itu karena letaknya di daerah pegunungan jadi malam hari adem deh. Lebih enak dari Puncak hahaha.. Orang Jakarta tau kali ya kalo Puncak sekarang ngga gitu adem lagi.

Karena kita sampai di situ udah jam makan siang dan esok paginya kita cabut agak pagi sekitar jam 10-an jadi kita belum berkesempatan menjelajah Takayama secara keseluruhan. Mudah-mudahan berkesempatan lain kali deh.



Dari Takayama kita naik bis balik ke Stasiun Nagoya lagi. Makan siang di Misen di dalam stasiun kemudian beli tiket kereta dan lanjut ke Kyoto. Perjalanan ke Kyoto memakan waktu sekitar 2 jam lebih. Ongkos tiket sekitar JPY2600 (IDR350rb) per orang. Begitu sampai di Kyoto udah agak sore dan mendung serta hujan rintik-rintik.

Stasiun Kyoto lumayan gede tapi ngga segede Stasiun Nagoya atau mungkin rasanya ngga begitu membingungkan karena kita ngga terlalu sering main ke situ secara hotel agak jauh dari stasiun. Tapi begitu sampai di situ kita harus melanjutkan perjalanan ke hotel dengan menggunakan kereta Hankyu jadi harus ganti stasiun. Di situ kita sempet bingung karena mesin penjualan tiket ngga ada bahasa Inggrisnya bo ! Akhirnya setelah berbingung-bingung aku mulai memperhatikan bagaimana sih orang lain membeli tiket. Agak susah juga sih tanpa berdiri terlalu dekat dengan orang tersebut. Untungnya kemudian ada seorang pria dengan anaknya. Karena anaknya agak lambat dan mereka berdua jadi aku bisa memperhatikan bagaimana mereka membeli tiket.




Setelah sampai di Stasiun Omiya kita pun menggeret koper untuk mencari hotel. Sampai di situ password yang kita dapat untuk masuk ke hotel ternyata tidak berfungsi. Untungnya ada telpon di pintu masuk. Memang hotelnya model baru sehingga ngga ada resepsionis segala. Semua cek in dilakukan sendiri. Makanya kita udah dikasih password untuk masuk. Ternyata hotel itu bukanlah hotel yang aku booking. Nanti ceritanya terpisah deh ya.

Habis beberes di hotel, kita pun keluar mencari makan. Rencana semula pengen makan sushi. Tapi akhirnya malah makan di Nakau. Yaitu sebuah resto waralaba yang lumayan banyak cabangnya di Kyoto dan Osaka. Menunya pun bervariasi.

Untuk foto-foto makanan di Nakau silakan simak di sini.




Habis makan kita pun melanjutkan perjalanan ke Nishiki Market dan kemudian ke Gion. Katanya Gion lebih bagus dilihat saat malam hari. Memang benar sih, kita sempat lewat Pontocho Alley yang mungil tapi banyak restorannya. Dan lorong mungil itu dihiasi lampion warna merah menyala yang keliatan kontras dengan gelapnya malam. Resto-resto di situ memang lebih mahal karena mereka bersisian dengan Sungai Kamo.

Akhirnya setelah puas foto-foto dan menjelajahi Gion kita pun berjalan pulang ke hotel. Dalam perjalanan pulang kita melalui daerah shopping dengan lampu terang benderang. Daerah itu kalo ngga salah namanya Karasuma - kalo naik kereta bisa turun di Stasiun Karasuma.


Comments

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Neighborhood house yang sudah diperbaiki Apa sih Hay Day ? Hay Day adalah games dari Supercell mengenai kehidupan pertanian, mulai dari menanam gandum, jagung sampai membuat keju, sushi, dll. Seru lho. Salah satu bagian dari Hay Day adalah partisipasi dalam Derby. Aku udah lumayan lama main Hay Day tapi belum pernah tau mengenai Derby jadi kali ini antusias banget. hihihi..Maklum masih newbie alias anak baru. Untuk ikutan Derby, pertama harus memperbaiki neighborhood house. Ongkosnya 10000 coin dan memakan waktu 24 jam. Habis itu bisa membentuk neighborhood sendiri dan mengajak teman atau keluarga untuk ikutan. Atau bisa join neighborhood lainnya. Coba liat link ini untuk membentuk neighborhood atau join neighborhood.

Which Star Are You From ?

Drama ini menceritakan Choi Seung Hee seorang sutradara yang baru saja kembali ke Korea setelah 3 tahun berusaha melupakan tunangannya yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dalam rangka mencari lokasi untuk film terbarunya, Seung Hee melanglang ke desa terpencil dan tidak sengaja bertemu Kim Bok Shil. Bok Shil begitu menyita perhatian Seung Hee karena doi mirip sekali dengan mendiang tunangannya yaitu Hye Soo. Singkat cerita Seung Hee dan kru akhirnya memulai syuting di desanya Bok Shil. Bok Shil pun bertemu dengan eksekutif Han Jeung Hoon yang adalah pemilik perusahaan yang membiayai pembuatan film tersebut. Jeung Hoon pun dulunya menyukai mendiang Hye Soo. Melalui JH ini Bok Shil akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaannya dan pindah ke Seoul. Karena pekerjaan barunya ini, Bok Shil menjadi lebih dekat dengan Seung Hee dan akhirnya mereka menjadi saling menyukai. Tidak disangka, Bok Shil ternyata adalah adik Hye Soo yang selama ini disangka meninggal dalam kebakaran restor

Perlu Ngga Beli Kartu SIM di Penang ?

Jawabannya tergantung keperluan teman-teman sekalian. ha..ha.. Sewaktu aku lagi bikin planning untuk jalan-jalan ke Penang, salah satu blog yang aku baca bilang jangan lupa beli kartu Digi setelah sampai di situ. Digi adalah salah satu provider GSM untuk Malaysia. Katanya sih Digi cakupannya lumayan bagus dengan harga terjangkau. Nah pas jalan kemarin itu aku masih belum bisa memastikan mau beli SIM card atau ngga. Tapi terus terang pas di Jakarta aku dibeliin SIM card XL Axiata yang lumayan banget pas buat jalan-jalan ke Bandung. Dipake untuk google maps lancar, padahal sampai ke Tangkuban Perahu segala. Ngga di kawahnya sih ya, tapi pas turun dikit gitu langsung dapat signal lagi.