Skip to main content

Sapporo - Taipei - Jakarta

Hari ini kita akan terbang ke Taipei kemudian bermalam di airport. Esok harinya kita akan terbang ke Jakarta. Pagi harinya aku masih berusaha mencari oleh-oleh untuk ortu. Coba ke Mitsukoshi tapi barang-barang di situ kurang cocok ya. Akhirnya nyerah deh. Cari makan aja.

Pilihan jatuh pada Coco Curry.  Tempatnya dekat dengan hotel. Jadinya kita bisa nitip koper dulu setelah cek out. Habis makan kita bawa koper ke halte bis untuk menunggu bis ke Airport Chitose. Ongkos bis JPY1030 (IDR135rb). Dibayar dengan cara memasukkan duit ke mesin penerima yang letaknya di samping pak supir.

Airportnya sepi. Mungkin karena pasca gempa bumi yang terjadi sekitar dua minggu lalu. Kita cek in dan masuk ke dalam karena ngga banyak yang bisa dilihat di luar. Bagian dalam juga lumayan sepi. Beberapa toko tutup memang karena pasca gempa bumi. Food courtnya mungil tetapi lumayan ramai. Wawa sempat beli es krim rasa melon. Mumpung masih di Sapporo harus menikmati es krim. Aku cuma beli oleh-oleh hand cream lucu dengan hiasan Hello Kitty. Habis itu kita naik pesawat dengan tujuan Taipei. Sampai jumpa Jepang !



Pas jam makan malam kita masih di pesawat. Lumayan laper dan kepikiran gimana kalo sampai di Taipei food courtnya udah pada tutup ? Jadi kita putuskan untuk pesan makanan. Mau beli mi cup gitu tapi mereka lagi kosong. Jadi kita pesan bento gitu deh. Cantik sih, liat deh di foto. Ada salmon terus ada udang lumayan gede juga. Buat makan berdua boleh deh.

Kita sampai di Taipei sudah malam sekitar pukul 8. Begitu keluar ke terminal buru-buru balikin portable wifi. Kuatir kena denda kalo telat balikin. Kedai tersebut lumayan rame untungnya antrian untuk ngebalikin ngga terlalu panjang. Habis itu kita turun ke food court yang letaknya di lantai bawah. Sambil lewat money changer aku tukar sedikit mata uang lokal. Karena kita akan bermalam di situ dan esok harinya baru akan terbang ke Jakarta. Jadi paling ngga butuh sedikit bekal donk.

Di food court aku pesan ayam goreng popcorn yang biasanya untuk makanan kecil khas Taiwan. Dan kemudian pesan steamboat alias shabu shabu gitu yang ukurannya untuk makan sendiri. Tapi berhubung pakai nasi jadi aku bisa makan berdua Wawa sekaligus dengan ayam goreng. Jadi lumayan sih. Rencana kalo ngga kenyang bisa cari makanan kecil lagi.


Setelah kenyang kita pun mencari tempat bermalam. Ternyata tidak mudah mencari tempat menginap yang nyaman. Kebanyakan tempat lumayan dingin karena AC. Atau terlalu terang. Atau terlalu berisik. Kita akhirnya memutuskan untuk bobo di lantai bawah dekat dengan terminal bis. Di situ pun tidak terlalu sempurna karena cukup berisik dengan orang lalu lalang dan juga pengumuman. Ngga disangka airport Taiyuan tersebut ramai sekali. Biarpun udah tengah malam dan akhirnya jam 2 pagi teteup aja orang lalu lalang. Kebanyakan penumpang datang dengan pesawat yang lumayan larut.

Akhirnya setelah tidur sedikit dikit kita pun bangun dan bersih-bersih sekitar pukul 5:30. Rencana cari makan pagi di food court lagi. Kemudian cek in dan masuk karena pesawat kita kalo ngga salah pukul 8:30. Food courtnya ternyata buka lumayan pagi mungkin karena ramai pengunjung. Tapi belum semuanya buka sih.

Untuk Taipei ke Jakarta kita naik EVA. Makanannya standar aja. Ngga ada yang istimewa. Aku dan Wawa puas-puasin tidur yang ngga kesampaian. Malam itu diajak makan di restoran Minang yang katanya lumayan baru itu. Namanya Restoran Padang Merdeka. Makanannya enak tapi berasa kurang otentik mungkin karena bumbunya terlalu halus. Dan mungkin terlalu bersih ?

Comments

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Neighborhood house yang sudah diperbaiki Apa sih Hay Day ? Hay Day adalah games dari Supercell mengenai kehidupan pertanian, mulai dari menanam gandum, jagung sampai membuat keju, sushi, dll. Seru lho. Salah satu bagian dari Hay Day adalah partisipasi dalam Derby. Aku udah lumayan lama main Hay Day tapi belum pernah tau mengenai Derby jadi kali ini antusias banget. hihihi..Maklum masih newbie alias anak baru. Untuk ikutan Derby, pertama harus memperbaiki neighborhood house. Ongkosnya 10000 coin dan memakan waktu 24 jam. Habis itu bisa membentuk neighborhood sendiri dan mengajak teman atau keluarga untuk ikutan. Atau bisa join neighborhood lainnya. Coba liat link ini untuk membentuk neighborhood atau join neighborhood.

Which Star Are You From ?

Drama ini menceritakan Choi Seung Hee seorang sutradara yang baru saja kembali ke Korea setelah 3 tahun berusaha melupakan tunangannya yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dalam rangka mencari lokasi untuk film terbarunya, Seung Hee melanglang ke desa terpencil dan tidak sengaja bertemu Kim Bok Shil. Bok Shil begitu menyita perhatian Seung Hee karena doi mirip sekali dengan mendiang tunangannya yaitu Hye Soo. Singkat cerita Seung Hee dan kru akhirnya memulai syuting di desanya Bok Shil. Bok Shil pun bertemu dengan eksekutif Han Jeung Hoon yang adalah pemilik perusahaan yang membiayai pembuatan film tersebut. Jeung Hoon pun dulunya menyukai mendiang Hye Soo. Melalui JH ini Bok Shil akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaannya dan pindah ke Seoul. Karena pekerjaan barunya ini, Bok Shil menjadi lebih dekat dengan Seung Hee dan akhirnya mereka menjadi saling menyukai. Tidak disangka, Bok Shil ternyata adalah adik Hye Soo yang selama ini disangka meninggal dalam kebakaran restor

Perlu Ngga Beli Kartu SIM di Penang ?

Jawabannya tergantung keperluan teman-teman sekalian. ha..ha.. Sewaktu aku lagi bikin planning untuk jalan-jalan ke Penang, salah satu blog yang aku baca bilang jangan lupa beli kartu Digi setelah sampai di situ. Digi adalah salah satu provider GSM untuk Malaysia. Katanya sih Digi cakupannya lumayan bagus dengan harga terjangkau. Nah pas jalan kemarin itu aku masih belum bisa memastikan mau beli SIM card atau ngga. Tapi terus terang pas di Jakarta aku dibeliin SIM card XL Axiata yang lumayan banget pas buat jalan-jalan ke Bandung. Dipake untuk google maps lancar, padahal sampai ke Tangkuban Perahu segala. Ngga di kawahnya sih ya, tapi pas turun dikit gitu langsung dapat signal lagi.