Skip to main content

Jalan Jalan Melaka : Singapura ke Melaka

Setelah 4 di Singapura akhirnya kita lanjut ke Melaka. Di hari H kita harus hadir di kantor Luxury Coach Service di daerah Orchard 30 menit sebelum keberangkatan alias pukul 7:30 pagi !

Tiketnya kita udah bayar sebelumnya, silakan baca artikelnya di sini. Saking paginya Wawa memilih ngga mau makan pagi supaya bisa tidur lebih lama. Jadinya aku pergi bertiga dengan ortu ke tempat dimsum yang letaknya dekat dengan hotel kita. Untungnya hotel ini dekat banget dengan berbagai tempat makan. Kita pesan bolu kukus dan kue lobak. Simpel aja. Sekedar makan sedikit untuk menghangatkan perut. Aku sudah membeli roti-rotian untuk makan di jalan nantinya.

Kemudian kita naik grab ke Orchard. Sampai di situ tampak bisnya sudah menunggu. Aku masuk ke dalam gedung untuk cek in. Kita dikasih stiker untuk ditempelkan di baju supaya lebih mudah dikenali pas turun di Johor Bahru untuk pemeriksaan paspor.



Pas pukul 8 bis pun berangkat. Bisnya 2 tingkat dengan bagian bawah cuma bisa untuk koper. Semua penumpang dipersilahkan naik ke tingkat 2. Enaknya karena tinggi jadi pemandangannya lebih bagus.

Dari daerah Orchard sampai ke perbatasan Singapura sekitar 30 menit deh. Kalo ngga salah kita memakai Tuas Checkpoint yang lebih baru. Di situ kita diturunin sama pak supir. Kita tinggal ikutin penumpang lainnya masuk ke dalam gedung. Di sini semuanya otomatis. Jadi siapin paspor aja terus kita dekatkan ke mesin pemindai (scanner). Biarpun semuanya dilakukan sendiri tapi ada petugas yang bisa memberikan petunjuk seandainya agak bingung. Entah kenapa di sini ortuku paspornya ngga bisa discan jadi mereka disuruh pindah ke konter imigrasi biasa yang dilayani petugas. Jadi agak lama sedikit. Aku udah agak kuatir ditinggal bis. Habis itu kita langsung mencari bis kita. Ternyata penumpang lainnya lebih terbiasa malah mencari toilet. ha..ha.. Jadilah kita pun ikutan masuk toilet juga.

Dari situ bis pun menelusuri jembatan melewati selat Malaka menuju arah Malaysia. Di situ kembali kita diturunkan sama pak supir untuk melewati imigrasi Malaysia. Di sini gedungnya lebih mungil dan konternya seperti konter imigrasi umumnya dengan petugas. Antrian tidak terlalu panjang dan setelah lewat konter, koper-koper kita yang harus kita bawa turun dari bis harus dimasukan ke mesin pemeriksa. Dari situ kita mencari bis kita lagi dengan menggeret koper masing-masing.

Pas naik ke bis terdapat seorang penumpang baru yaitu seorang tur guide. Doi memberikan informasi supaya kita semua memeriksa paspor kita untuk memastikan bahwa kita mendapatkan stempel dan juga tanggal yang tepat. Rupanya ada kalanya paspor ngga distempel atau tanggalnya tidak tepat (misalnya tahunnya salah, atau bulannya salah). Entah sengaja atau tidak tapi yang pasti repotnya pas mau keluar dari Malaysia. Dan benar juga adanya salah seorang penumpang paspornya ternyata tidak distempel. Untunglah kita dikasih tau sehingga penumpang tersebut buru-buru turun untuk mendapatkan stempel yang tepat. Kalo ngga nantinya harus balik ke situ lagi. Kalo ngga repot apa tuh namanya ?

Ternyata kita diturunkan duluan karena bis tidak akan melewati daerah tersebut. Tapi tempat kita diturunkan sudah lumayan dekat tinggal jalan sekitar 10 menitan deh. Sampai di hotel kita beberes sedikit kemudian keluar mencari makan.

Niatnya pengen makan nasi bola ayam di Kedai Kopi Chung Wah tapi sampai di situ ternyata antrian panjang sekali. Mana udah laper pula. Ternyata di seberang yang satu lagi ada restoran yang mirip - menjual nasi bola tapi ngga terlalu rame. Jadi akhirnya kita makan di situ, namanya Famosa Chicken Rice Ball.

Lokasi tempat kita makan tersebut merupakan awal dari Jalan Jonker (Jonker Street) yang merupakan salah satu tujuan wisata. Jadi habis makan kita keluar masuk beberapa toko di situ termasuk ngadem di toko H&M yang gede dan berAC itu. Habis itu kita balik untuk istirahat karena hari itu panas banget. Apalagi kita baru datang dari Singapura yang beberapa hari itu lagi adem karena hujan.

Sorenya kita janjian makan dengan seorang teman di restoran nyonya bernama Bulldog.


Comments

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Neighborhood house yang sudah diperbaiki Apa sih Hay Day ? Hay Day adalah games dari Supercell mengenai kehidupan pertanian, mulai dari menanam gandum, jagung sampai membuat keju, sushi, dll. Seru lho. Salah satu bagian dari Hay Day adalah partisipasi dalam Derby. Aku udah lumayan lama main Hay Day tapi belum pernah tau mengenai Derby jadi kali ini antusias banget. hihihi..Maklum masih newbie alias anak baru. Untuk ikutan Derby, pertama harus memperbaiki neighborhood house. Ongkosnya 10000 coin dan memakan waktu 24 jam. Habis itu bisa membentuk neighborhood sendiri dan mengajak teman atau keluarga untuk ikutan. Atau bisa join neighborhood lainnya. Coba liat link ini untuk membentuk neighborhood atau join neighborhood.

Which Star Are You From ?

Drama ini menceritakan Choi Seung Hee seorang sutradara yang baru saja kembali ke Korea setelah 3 tahun berusaha melupakan tunangannya yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dalam rangka mencari lokasi untuk film terbarunya, Seung Hee melanglang ke desa terpencil dan tidak sengaja bertemu Kim Bok Shil. Bok Shil begitu menyita perhatian Seung Hee karena doi mirip sekali dengan mendiang tunangannya yaitu Hye Soo. Singkat cerita Seung Hee dan kru akhirnya memulai syuting di desanya Bok Shil. Bok Shil pun bertemu dengan eksekutif Han Jeung Hoon yang adalah pemilik perusahaan yang membiayai pembuatan film tersebut. Jeung Hoon pun dulunya menyukai mendiang Hye Soo. Melalui JH ini Bok Shil akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaannya dan pindah ke Seoul. Karena pekerjaan barunya ini, Bok Shil menjadi lebih dekat dengan Seung Hee dan akhirnya mereka menjadi saling menyukai. Tidak disangka, Bok Shil ternyata adalah adik Hye Soo yang selama ini disangka meninggal dalam kebakaran restor

Perlu Ngga Beli Kartu SIM di Penang ?

Jawabannya tergantung keperluan teman-teman sekalian. ha..ha.. Sewaktu aku lagi bikin planning untuk jalan-jalan ke Penang, salah satu blog yang aku baca bilang jangan lupa beli kartu Digi setelah sampai di situ. Digi adalah salah satu provider GSM untuk Malaysia. Katanya sih Digi cakupannya lumayan bagus dengan harga terjangkau. Nah pas jalan kemarin itu aku masih belum bisa memastikan mau beli SIM card atau ngga. Tapi terus terang pas di Jakarta aku dibeliin SIM card XL Axiata yang lumayan banget pas buat jalan-jalan ke Bandung. Dipake untuk google maps lancar, padahal sampai ke Tangkuban Perahu segala. Ngga di kawahnya sih ya, tapi pas turun dikit gitu langsung dapat signal lagi.