Skip to main content

Road Trip Chiang Rai - Phuket (Bag 1)


Hari Pertama Chiang Rai ke Uttaradit
Aku bangun pagi ngga sabaran pengen jalan. Tapi kita udah janjian berangkat jam 9:30. Setelah sarapan pagi dan beres-beres kita pun akhirnya berangkat sekitar pukul 9:40.

Tujuan di hari pertama adalah mencapai Uttaradit yang jaraknya sekitar 314 km dari Chiang Rai. Sepanjang perjalanan kita beberapa kali melewati razia polisi. Ternyata menurut teman kami, Ria yang sudah tinggal lama di Chiang Rai, sangat lazim. Terutama karena di bagian utara Thailand terkenal sebagai pintu masuk obat terlarang dari Golden Triangle.

Makan Siang di Pom Bensin

Kita berhenti makan siang di sebuah pom bensin. Lucu ya ? Pom bensin di sini sudah hampir seperti mal. Terutama pom bensin PTT yang selalu terdapat Amazon Cafe dan 7 Eleven. Jadi selain kamar kecil juga terdapat toko-toko kecil yang menjual makanan dan pakaian. Dan biasanya juga terdapat food court kecil.


Jadi hari itu kita berhenti makan siang di food court di pom bensin PTT. Pilihan makan di food court juga lebih mudah karena gampang keluar dari jalan utama dan bisa balik lagi setelah selesai makan. Kalo mesti keluar jalan utama dan masuk ke kota ada kemungkinan kesasar atau mesti muter-muter cari makanan lagi. Jadi lebih hemat waktu ya.


Harga makanan di food court berkisar THB 60-80 (25rb -33.5rb rupiah)

Bermalam di Hotel Araya
Kita sampai di hotel Araya sekitar pukul 4:30. Setelah cek in ternyata hujan deras. Untungnya kita semua sudah masuk kamar dan istirahat sebelum keluar lagi untuk mencari makan.


Kamarnya ternyata lumayan bagus untuk ukuran kota kecil. Ada jendela besar biarpun pemandangannya cuma atap rumah. 😎 Terus masih ada sebuah meja kecil bulat dengan dua buah kursi untuk kita duduk sambil bengong di depan jendela.


Sayangnya kamar mandinya agak gelap dan simpel. Tapi hotel ini ternyata memiliki gym lho. Peralatannya pun lumayan banget untuk sebuah kota kecil.

Harga permalam : THB 500 (208rb rupiah)

Hotel Araya
J4PJ+X2 Ban Khung Taphao, Mueang Uttaradit District, Uttaradit

Makan Malam di Ban Tian Hom
Ria yang mengusulkan untuk makan di sini karena dia dan Marsin sebelumnya pernah mampir di situ. Pas kita masuk, aku sempet heran, katanya restoran kok malah lewat pakaian, tas dll. Ternyata restoran itu biasanya dijadikan tempat perhentian bis dan mobil-mobil wisata. Jadi sambil makan mereka diberikan kesempatan belanja.


Bagian dalam restorannya pun asyik dipakai untuk foto-foto. Ada air terjun mungil dengan sungai kecil yang ada asap-asapan. Terus banyak anggrek dan bunga lainnya. Biarpun palsu tapi cantik untuk foto deh.


Restorannya pun bagus dengan kursi-kursi besar semacam raja dan ratu. Makanannya beragam. Bisa pesan makanan tradisional seperti khao soi tapi khao soinya agak beda karena pake katsu (babi goreng tipis dengan tepung panir). Atau bisa pula pesan iga babi yang disajikan dengan kentang goreng.


Aku pesan tom yam tapi pake fusilli (pasta bentuk ulir-ulir). Teman serombongan kita ada yang pesan ayam goreng dengan sup jamur, dll. 


Ternyata biarpun keliatannya aneh, fusilli dengan tom yam tapi rasanya enak lho ternyata. Kuah tom yamnya berasa santannya tapi ngga bikin enek karena ada rasa asem dari jeruk nipis.


Habis makan kita setuju untuk nyobain kue-kuenya yang keliatan cantik-cantik itu. Kita pesan kue durian, cheesecake dengan blueberry, red velvet dengan cream cheese dan oreo, kue coklat. Kue-kuenya ada bagian yang rada keras tapi kemudian lumer di mulut. Aku rasa karena kuenya disimpan di tempan dingin jadinya krimnya agak mengeras sedikit.

Total kerusakan THB 1300 (541rb rupiah)

Ban Tian Hom Restaurant
Pa Sao, Mueang Uttaradit District, Uttaradit 53000

Comments

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Neighborhood house yang sudah diperbaiki Apa sih Hay Day ? Hay Day adalah games dari Supercell mengenai kehidupan pertanian, mulai dari menanam gandum, jagung sampai membuat keju, sushi, dll. Seru lho. Salah satu bagian dari Hay Day adalah partisipasi dalam Derby. Aku udah lumayan lama main Hay Day tapi belum pernah tau mengenai Derby jadi kali ini antusias banget. hihihi..Maklum masih newbie alias anak baru. Untuk ikutan Derby, pertama harus memperbaiki neighborhood house. Ongkosnya 10000 coin dan memakan waktu 24 jam. Habis itu bisa membentuk neighborhood sendiri dan mengajak teman atau keluarga untuk ikutan. Atau bisa join neighborhood lainnya. Coba liat link ini untuk membentuk neighborhood atau join neighborhood.

Which Star Are You From ?

Drama ini menceritakan Choi Seung Hee seorang sutradara yang baru saja kembali ke Korea setelah 3 tahun berusaha melupakan tunangannya yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dalam rangka mencari lokasi untuk film terbarunya, Seung Hee melanglang ke desa terpencil dan tidak sengaja bertemu Kim Bok Shil. Bok Shil begitu menyita perhatian Seung Hee karena doi mirip sekali dengan mendiang tunangannya yaitu Hye Soo. Singkat cerita Seung Hee dan kru akhirnya memulai syuting di desanya Bok Shil. Bok Shil pun bertemu dengan eksekutif Han Jeung Hoon yang adalah pemilik perusahaan yang membiayai pembuatan film tersebut. Jeung Hoon pun dulunya menyukai mendiang Hye Soo. Melalui JH ini Bok Shil akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaannya dan pindah ke Seoul. Karena pekerjaan barunya ini, Bok Shil menjadi lebih dekat dengan Seung Hee dan akhirnya mereka menjadi saling menyukai. Tidak disangka, Bok Shil ternyata adalah adik Hye Soo yang selama ini disangka meninggal dalam kebakaran restor

Perlu Ngga Beli Kartu SIM di Penang ?

Jawabannya tergantung keperluan teman-teman sekalian. ha..ha.. Sewaktu aku lagi bikin planning untuk jalan-jalan ke Penang, salah satu blog yang aku baca bilang jangan lupa beli kartu Digi setelah sampai di situ. Digi adalah salah satu provider GSM untuk Malaysia. Katanya sih Digi cakupannya lumayan bagus dengan harga terjangkau. Nah pas jalan kemarin itu aku masih belum bisa memastikan mau beli SIM card atau ngga. Tapi terus terang pas di Jakarta aku dibeliin SIM card XL Axiata yang lumayan banget pas buat jalan-jalan ke Bandung. Dipake untuk google maps lancar, padahal sampai ke Tangkuban Perahu segala. Ngga di kawahnya sih ya, tapi pas turun dikit gitu langsung dapat signal lagi.