Skip to main content

Choi Pan Pontianak


Di pasar dekat rumah ortu namanya choi pan. Dan ternyata ada 2 macam lho, ala Pontianak dan ala Medan. Yang khas Pontianak bentuknya lebih seperti pastel tapi tentu saja kulitnya beda. Sedangkan khas Medan bentuknya lebih bulat seperti kue ku merah (ang ku kue). Terus terang aku belum pernah cobain khas Medan karena yang selalu Wawa cari adalah khas Pontianak karena sewaktu masa kanak-kanak doi sering makan di kampungnya di Brunei itu lho. 

Aku sudah mencoba beberapa resep untuk mendapatkan kulit yang mudah dibentuk dan tidak lengket di jari. Sejauh ini resep kulit dari Resepkoki paling tokcer. Sedangkan untuk isinya aku memakai resep Kriscookbook dari Youtube. Tapi aku gandakan jumlah udang keringnya.

Kulit :

Tepung beras - 100 gram
Tepung tapioka - 30 gram
Garam - 1/2 sdt
Air hangat - 200 ml
Minyak sayur - 1 sdm

Isi :
Bengkuang 500 gr
Ebi 60 gr
Bawang putih 5 butir 
Garam 
Gula pasir
Merica

Minyak bawang putih :
7-8 butir bawang putih
3 sendok makan minyak sayur

Cara membuat isi :
Kupas bengkuang, iris seperti korek api atau boleh menggunakan parutan kasar. Kemudian peras supaya tidak banyak mengandung air.

Rendam ebi dalam air panas sekitar 10 menit, kemudian cincang kasar.

Kupas bawang putih dan cincang halus.

Siapkan kuali, panaskan minyak dan masukkan bawang putih. Aduk sampai wangi, kemudian masukkan ebi. Setelah ebi dimasak sampai wangi, masukkan bengkuang dan aduk rata. Masak sampai bengkuang menjadi tidak kaku. Mungkin sekitar 10-12 menit. Masukkan garam, gula pasir dan merica sesuai selera. Angkat dan sisihkan.

Cara membuat minyak bawang putih :
Kupas bawang putih dan cincang halus. Siapkan kuali, panaskan minyak dengan api kecil dan masukkan bawang putih. Aduk sekali sekali supaya bawang putih tidak hangus. Setelah bawang putih menjadi kuning keemasan angkat kuali dan pindahkan bawang putih dan minyak ke wadah kecil untuk digunakan kemudian.

Cara menyiapkan isi :
Siapkan wajan anti lengket, masukkan tepung beras, tapioka, garam, minyak dan air hangat. Aduk rata. Setelah tercampur rata barulah api dinyalakan. Api kecil saja ya sambil diaduk sekali-sekali.

Setelah adonan mulai mengental, tetap diaduk. Setelah semua air habis dan adonan menjadi segumpal adonan. Matikan api, tapi adonan tetap diaduk dengan menggunakan spatula. Boleh dipindahkan ke sebuah piring ceper besar atau permukaan yang bersih supaya lebih mudah diulenin.

Dengan menggunakan spatula atau plastik dan sarung tangan anti panas, terus uleni adonan sampai kalis dan tidak lengket. Warna adonan menjadi sedikit transparan. Sisihkan.

Siapkan kertas parchment (anti lengket) atau boleh juga menggunakan plastik untuk makanan. Ambil 1/3 adonan dan dengan menggunakan sejumlah tepung tapioka untuk taburan supaya tidak lengket. Bentuk adonan menjadi bentuk ular yang panjang dengan diameter sekitar 2.5 cm. Kemudian potong adonan 2.5 cm.

Ambil sepotong adonan, dengan menggunakan telapak tangan, bentuk menjadi bulatan. Ambil bola adonan tersebut dan letakkan di antara 2 permukaan kertas/plastik. Dengan menggunakan telapak tangan, pipihkan. Kemudian dengan menggunakan penggilas, tipiskan hingga menjadi lempengan pipih dengan diameter sekitar 6 cm. Ambil sejumlah isi bengkuang dengan menggunakan sendok kecil dan letakkan di bagian tengah adonan. Dengan menggunakan bantuan kertas/plastik, tutup adonan dengan melipat dua adonan pipih tersebut. Tekan-tekan bagian luar adonan untuk melekatkan adonan supaya isinya tidak keluar. Jadilah sebuah choipan dan letakkan di sebuah piring yang sudah dioles minyak bawang. Setelah piring penuh baru dikukus 10 menit. Sajikan dengan bawang putih goreng dan saus sambal.

Comments

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Neighborhood house yang sudah diperbaiki Apa sih Hay Day ? Hay Day adalah games dari Supercell mengenai kehidupan pertanian, mulai dari menanam gandum, jagung sampai membuat keju, sushi, dll. Seru lho. Salah satu bagian dari Hay Day adalah partisipasi dalam Derby. Aku udah lumayan lama main Hay Day tapi belum pernah tau mengenai Derby jadi kali ini antusias banget. hihihi..Maklum masih newbie alias anak baru. Untuk ikutan Derby, pertama harus memperbaiki neighborhood house. Ongkosnya 10000 coin dan memakan waktu 24 jam. Habis itu bisa membentuk neighborhood sendiri dan mengajak teman atau keluarga untuk ikutan. Atau bisa join neighborhood lainnya. Coba liat link ini untuk membentuk neighborhood atau join neighborhood.

Which Star Are You From ?

Drama ini menceritakan Choi Seung Hee seorang sutradara yang baru saja kembali ke Korea setelah 3 tahun berusaha melupakan tunangannya yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dalam rangka mencari lokasi untuk film terbarunya, Seung Hee melanglang ke desa terpencil dan tidak sengaja bertemu Kim Bok Shil. Bok Shil begitu menyita perhatian Seung Hee karena doi mirip sekali dengan mendiang tunangannya yaitu Hye Soo. Singkat cerita Seung Hee dan kru akhirnya memulai syuting di desanya Bok Shil. Bok Shil pun bertemu dengan eksekutif Han Jeung Hoon yang adalah pemilik perusahaan yang membiayai pembuatan film tersebut. Jeung Hoon pun dulunya menyukai mendiang Hye Soo. Melalui JH ini Bok Shil akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaannya dan pindah ke Seoul. Karena pekerjaan barunya ini, Bok Shil menjadi lebih dekat dengan Seung Hee dan akhirnya mereka menjadi saling menyukai. Tidak disangka, Bok Shil ternyata adalah adik Hye Soo yang selama ini disangka meninggal dalam kebakaran restor

Perlu Ngga Beli Kartu SIM di Penang ?

Jawabannya tergantung keperluan teman-teman sekalian. ha..ha.. Sewaktu aku lagi bikin planning untuk jalan-jalan ke Penang, salah satu blog yang aku baca bilang jangan lupa beli kartu Digi setelah sampai di situ. Digi adalah salah satu provider GSM untuk Malaysia. Katanya sih Digi cakupannya lumayan bagus dengan harga terjangkau. Nah pas jalan kemarin itu aku masih belum bisa memastikan mau beli SIM card atau ngga. Tapi terus terang pas di Jakarta aku dibeliin SIM card XL Axiata yang lumayan banget pas buat jalan-jalan ke Bandung. Dipake untuk google maps lancar, padahal sampai ke Tangkuban Perahu segala. Ngga di kawahnya sih ya, tapi pas turun dikit gitu langsung dapat signal lagi.