Skip to main content

Balik ke Vancouver


Minggu lalu, di akhir bulan Maret, aku dan Wawa meninggalkan Bangkok dan kembali ke Vancouver. Perjalanan Bangkok - Jepang menggunakan Thai Airways dan memakan sekitar 6 jam. Makanan yang diberikan merupakan makan pagi karena pesawat berangkat pukul 7:30 pagi. Pilihan makanannya telur omelet atau nasi goreng. Dua-duanya enak dan disajikan dengan yogurt, croissant dan buah-buahan.

Pas piring-piring mulai diambil tau-tau kami dibagikan roti tangkup lagi. Katanya isi keju, tapi ternyata ada ham juga. Herannya biarpun aku baru selesai makan, tapi kok laper ya, jadi aku habiskan juga roti tangkupnya. Jadi setelah itu rada laper dikit sih pas sampai di Jepang airport Narita.

Enaknya pas di Narita, penumpang yang transit dibolehkan untuk meninggalkan pesawat dulu. Dan ternyata banyak penumpang yang tujuan akhirnya adalah Narita. Jadi aku dan Wawa merasa seperti VIP karena boleh meninggalkan pesawat dulu. 😍

Di Narita sempat beli es krim untuk Wawa dan beberapa makanan kecil yang maksudnya untuk di pesawat nantinya. Kemudian aku beli sekotak kecil coklat yang cantik dengan warna pink. Maklum deh oleh-oleh di Jepang semuanya cakep-cakep.

Habis itu aku dan Wawa naik pesawat lagi dengan tujuan Vancouver. Kali ini rasanya seperti naik bis malam. Setiap penumpang bawaannya banyak. Rupanya karena Air Canada mengenakan biaya CAD 100 untuk koper kedua. Mahal bo, sekitar IDR 1juta. Itu bisa untuk beli banyak barang donk.

Pas sampai di tempat duduk, Aku dan Wawa sibuk mencari tempat untuk menaruh bagpack. Kebanyakan tempat sudah penuh. Wawa sedang sibuk menjejalkan tasku di atas, aku liat kok di tempat duduk kami ada bagpack. Ngga jelas punya siapa. Ternyata tas itu kepunyaan seorang pria di kursi di depan. Pas dia mengambil tasnya dia ngga bilang apa2. Ngga sopan banget tuh. 😡

Aku dan Wawa kemudian duduk. Tapi ternyata bagian bawah kursi depanku yang mestinya merupakan hakku untuk menaruh tas sudah ada sebuah tas anak2. Karena aku dan Wawa kebagian duduk di jalur tengah yang untuk 4 orang. Di sebelahku adalah seorang anak laki-laki umur 4 thn dengan bapaknya. Mereka seenak dengkulnya menaruh banyak barang di bagian kaki mereka sampai meluber ke kursiku. Pengen marah ngga tuh ? Wawa bisik-bisik, bilang tuh ke mereka. Aku ngga enak ati mau ngomong krn kita bakal tetanggaan 8 jam nih. Untungnya sebelum pesawat mengudara, anak tersebut mau mengambil barang dari tasnya. Langsung aku taruh tasku di situ. 😏 Mereka terutama bapaknya ngga ada sepatah apa pun. Padahal bule lho. Wah..bener2 belagu banget.

Sepanjang perjalanan aku bisa dibilang ngga tidur tuh. Anak itu mengigau dua kali sambil bangun teriak2. Bapaknya sama sekali kaga bilang apa2. Boro2 minta maaf. Aku cuma bisa geleng2 kepala. Orang muda jaman sekarang. 

Sampai di Vancouver jam 10 pagi. Untungnya terang benderang dengan matahari bersinar terik. Tapi suhu udara cuma 3℃.😴 Untung kami dijemput sama keluarganya Wawa.

Comments

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Neighborhood house yang sudah diperbaiki Apa sih Hay Day ? Hay Day adalah games dari Supercell mengenai kehidupan pertanian, mulai dari menanam gandum, jagung sampai membuat keju, sushi, dll. Seru lho. Salah satu bagian dari Hay Day adalah partisipasi dalam Derby. Aku udah lumayan lama main Hay Day tapi belum pernah tau mengenai Derby jadi kali ini antusias banget. hihihi..Maklum masih newbie alias anak baru. Untuk ikutan Derby, pertama harus memperbaiki neighborhood house. Ongkosnya 10000 coin dan memakan waktu 24 jam. Habis itu bisa membentuk neighborhood sendiri dan mengajak teman atau keluarga untuk ikutan. Atau bisa join neighborhood lainnya. Coba liat link ini untuk membentuk neighborhood atau join neighborhood.

Which Star Are You From ?

Drama ini menceritakan Choi Seung Hee seorang sutradara yang baru saja kembali ke Korea setelah 3 tahun berusaha melupakan tunangannya yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dalam rangka mencari lokasi untuk film terbarunya, Seung Hee melanglang ke desa terpencil dan tidak sengaja bertemu Kim Bok Shil. Bok Shil begitu menyita perhatian Seung Hee karena doi mirip sekali dengan mendiang tunangannya yaitu Hye Soo. Singkat cerita Seung Hee dan kru akhirnya memulai syuting di desanya Bok Shil. Bok Shil pun bertemu dengan eksekutif Han Jeung Hoon yang adalah pemilik perusahaan yang membiayai pembuatan film tersebut. Jeung Hoon pun dulunya menyukai mendiang Hye Soo. Melalui JH ini Bok Shil akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaannya dan pindah ke Seoul. Karena pekerjaan barunya ini, Bok Shil menjadi lebih dekat dengan Seung Hee dan akhirnya mereka menjadi saling menyukai. Tidak disangka, Bok Shil ternyata adalah adik Hye Soo yang selama ini disangka meninggal dalam kebakaran restor

Perlu Ngga Beli Kartu SIM di Penang ?

Jawabannya tergantung keperluan teman-teman sekalian. ha..ha.. Sewaktu aku lagi bikin planning untuk jalan-jalan ke Penang, salah satu blog yang aku baca bilang jangan lupa beli kartu Digi setelah sampai di situ. Digi adalah salah satu provider GSM untuk Malaysia. Katanya sih Digi cakupannya lumayan bagus dengan harga terjangkau. Nah pas jalan kemarin itu aku masih belum bisa memastikan mau beli SIM card atau ngga. Tapi terus terang pas di Jakarta aku dibeliin SIM card XL Axiata yang lumayan banget pas buat jalan-jalan ke Bandung. Dipake untuk google maps lancar, padahal sampai ke Tangkuban Perahu segala. Ngga di kawahnya sih ya, tapi pas turun dikit gitu langsung dapat signal lagi.