Skip to main content

Melaka ke Kuala Lumpur - Malaysia


Bisnya kalo ngga salah pukul 12 siang. Berhubung memang harus cek out pukul 11 jadi kami sudah jalan sebelum pukul 11. Sengaja biar cukup waktu utk makan dulu di terminal sebelum naik bis. Soalnya kemarin itu aku sempat melihat beberapa tempat makan di terminal Melaka Sentral.

Sampai di situ seperti biasa aku mencari konter tiket untuk menukarkan reservasi online dengan tiket kertas. Yang ini ongkosnya RM2 per tiket (IDR 6,689).

Kemudian kami pergi mencari makan. Setelah melihat pilihan yang ada kami masuk ke sebuah tempat yang menjual nasi semacam warung tegal. Pilih nasi sendiri dan lauk. Wawa sempat memesan roti canai. Orangnya sempat mewanti-wanti kalo pesanan ini agak lambat. Kali2 kita terburu-buru naik bis. Tapi memang agak lama tapi kami banyak waktu kok.

Bis pun akhirnya tiba. Setelah tiket kami dipindai di loket otomatis, kami pun keluar dan tinggal naik bis. Wawa sudah meletakkan tas jinjing dan koper di bawah bis. Kami pun naik dengan tas ransel. Sempat melihat dua orang penumpang turun lagi membawa bawaan mereka. Aku ngga berpikir panjang jadi tetap naik. Sampai di dalam, seorang lelaki meneriakkan perintah, semua bek harus diletakkan di bawah. Aku tetap jalan karena merasa tas ransel bukan termasuk barang yang mau aku tinggal di bawah. Sebelum duduk, lelaki tersebut kembali memanggil. Kali ini aku yang dipanggil. Aku tanya, tas ransel juga harus ditinggal. Dia malah balik nanya : apa ini bukan bek ?

Kemudian dia bilang semua bek harus di bawah. Bis ini ada tik. Aku dan Wawa sempat memberikan pandangan bingung. Kemudian dia bilang itu lho yang di binatang. Aku pikir mungkin maksudnya kutu. Kemudian aku bilang sama Wawa kalo memang maksudnya ada kutu masak sih kita masih mau naik bis ini. Sementara lelaki itu masih berkoar, semua bek harus dibawah atau nanti saya buang ! 😣

Aku dan Wawa setuju kami tidak mau meninggalkan tas ransel di bawah bis. Jadi kami pun turun dari bis dan mengambil koper dan tas. Sementara sang lelaki tersebut yang kami pikir pasti adalah supir bis masih berusaha meyakinkan kami bahwa alasannya adalah bis itu ada tik (kutu?)

Akhirnya kami putuskan untuk kembali ke dalam terminal. Aku pikir kalo ngga bisa mendapatkan bis lainnya palingan harus naik Grab ke KL. Ngga terlalu jauh ini.

Barusan kami masuk ke terminal, seorang penjaga menanyakan kenapa. Kami berusaha menjawab sesingkat mungkin. Penjaga tersebut melihat tiket kami kemudian menunjuk sebuah bis lainnya yang masih ngetem di situ. Dia bilang boleh naik yang itu karena masih perusahaan yang sama.

Kami pun mendekati bis tersebut dan aku memberitahu sang supir yang masih di luar bis bahwa kami memiliki tiket bis tapi untuk jam yang berbeda. Apa kami boleh naik bis yang ini. Dia cuma mengangkat bahu. Terserah. Ya sudah, kami tinggalkan koper dan tas jinjing di bawah kemudian naik ke atas bis. Bis ngga terlalu ramai. Mungkin karena jamnya terlalu dekat dengan bis yang satu lagi.


Comments

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Neighborhood house yang sudah diperbaiki Apa sih Hay Day ? Hay Day adalah games dari Supercell mengenai kehidupan pertanian, mulai dari menanam gandum, jagung sampai membuat keju, sushi, dll. Seru lho. Salah satu bagian dari Hay Day adalah partisipasi dalam Derby. Aku udah lumayan lama main Hay Day tapi belum pernah tau mengenai Derby jadi kali ini antusias banget. hihihi..Maklum masih newbie alias anak baru. Untuk ikutan Derby, pertama harus memperbaiki neighborhood house. Ongkosnya 10000 coin dan memakan waktu 24 jam. Habis itu bisa membentuk neighborhood sendiri dan mengajak teman atau keluarga untuk ikutan. Atau bisa join neighborhood lainnya. Coba liat link ini untuk membentuk neighborhood atau join neighborhood.

Which Star Are You From ?

Drama ini menceritakan Choi Seung Hee seorang sutradara yang baru saja kembali ke Korea setelah 3 tahun berusaha melupakan tunangannya yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dalam rangka mencari lokasi untuk film terbarunya, Seung Hee melanglang ke desa terpencil dan tidak sengaja bertemu Kim Bok Shil. Bok Shil begitu menyita perhatian Seung Hee karena doi mirip sekali dengan mendiang tunangannya yaitu Hye Soo. Singkat cerita Seung Hee dan kru akhirnya memulai syuting di desanya Bok Shil. Bok Shil pun bertemu dengan eksekutif Han Jeung Hoon yang adalah pemilik perusahaan yang membiayai pembuatan film tersebut. Jeung Hoon pun dulunya menyukai mendiang Hye Soo. Melalui JH ini Bok Shil akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaannya dan pindah ke Seoul. Karena pekerjaan barunya ini, Bok Shil menjadi lebih dekat dengan Seung Hee dan akhirnya mereka menjadi saling menyukai. Tidak disangka, Bok Shil ternyata adalah adik Hye Soo yang selama ini disangka meninggal dalam kebakaran restor

Perlu Ngga Beli Kartu SIM di Penang ?

Jawabannya tergantung keperluan teman-teman sekalian. ha..ha.. Sewaktu aku lagi bikin planning untuk jalan-jalan ke Penang, salah satu blog yang aku baca bilang jangan lupa beli kartu Digi setelah sampai di situ. Digi adalah salah satu provider GSM untuk Malaysia. Katanya sih Digi cakupannya lumayan bagus dengan harga terjangkau. Nah pas jalan kemarin itu aku masih belum bisa memastikan mau beli SIM card atau ngga. Tapi terus terang pas di Jakarta aku dibeliin SIM card XL Axiata yang lumayan banget pas buat jalan-jalan ke Bandung. Dipake untuk google maps lancar, padahal sampai ke Tangkuban Perahu segala. Ngga di kawahnya sih ya, tapi pas turun dikit gitu langsung dapat signal lagi.