POJOK SUNYI

Setelah seharian keluar sebenarnya sih capek dan berasa sedikit jetlag. 😅 Tapi kami langsung lanjut cari makan malam jadi nanti ngga usah keluar lagi.  Aku merasa perlu mencari heat pack yaitu semacam tempelan untuk baju yang bisa dipakai untuk menghangatkan badan. Aku kenal heat pack ini dari video YouTuber yang mengenalkan produk asal Jepang ini. Aku juga pernah membeli saat kami berkunjung ke Jepang beberapa tahun sebelumnya. Karena Taipei sepertinya banyak dipengaruhi nuansa Jepang, aku yakin bisa menemukan produk yang sama di Taipei. Sebelumnya makan dulu di Sukiya. Resto wara laba asal Jepang ini menu utamanya adalah daging sapi masak bawang bombay. Simpel dan murah. Aku pesan yang basic ukuran sedang harganya TWD 89 (sekitar IDR 50rb). Wawa pesan yang ada topping telur dan daun bawang ukuran sedang TWD 139 (IDR 76rb). Lumayan kenyang dan masih ada tempat untuk cemilan lainnya yang mungkin muncul saat kami jalan. 😁 Tapi akhirnya kami tidak nyemil dan cuma mampir membeli beb...

Jiu Fen merupakan daerah wisata sekitar 1 jam dari Taipei. Jaraknya sekitar 40 km tapi karena sebagian jalan merupakan jalan pegunungan seperti Puncak gitu jadi otomatis jadi lebih lambat. Selain dengan bis, Jiu Fen juga bisa dicapai dengan menggunakan kereta tapi bagian terakhir masih harus menggunakan bis. Dari daerah Zhong Shan Park (silakan klik di sini untuk foto-fotonya), kami naik bis no 288 kemudian dilanjutkan dengan bis nomor 1062. Bis yang terakhir itu yang membawa kami sampai ke Jiu Fen Old Street. Kami pergi saat hari Minggu jadi banyak penumpang yang menunggu bis ini. Untungnya kami masih bisa naik bis ini kalau ngga harus nunggu lebih lama lagi kali. Supir bis sepertinya tidak mau mengambil penumpang lagi kalau tidak ada kursi kosong. Mungkin karena penumpang kurang aman kalau naik gunung sambil berdiri dalam bis. Sampai di Jiu Fen Old Street sudah hampir pukul 1 siang. Ramai sekali. Aku dan Wawa sudah agak lapar. Jadi kami membeli cemilan berupa roti keju yang ternyata...

Karena Taipei terdapat beberapa pasar malam alias night market, rasanya kurang kalo cuma mengunjungi satu. Jadi setelah meneliti Google maps lagi, kami memutuskan untuk mengunjungi Ning Xia night market. Dari hotel kami harus naik bis dua kali. Karena sepanjang hari gerimis jadi sore harinya masih mendung saja. Kami sampai di situ sebelum pukul 5 sore sehingga beberapa penjual masih menyiapkan dagangan mereka. Aku lihat dari sebuah video di YouTube ada sebuah kedai yang menjual omelet tiram yang katanya enak. Sampai di situ kami masih ngga terlalu yakin ingin mencoba. Tapi karena banyak penjual yang kelihatannya libur hari itu jadi kami putuskan untuk ikutan antri. Dari yang aku lihat menu yang kemungkinan kami akan coba cuma omelet tiram. Jadi kalo masuk dan makan kayaknya kurang enak. Kami putuskan untuk bawa pulang saja. Kali-kali lebih cepat. Jadi sampai giliran kami untuk memesan, kami menanyakan apa boleh pesan bawa saja. Kami dianjurkan langsung ke konter. Ternyata setelah pesan...

Setelah malam sebelumnya sukses jalan-jalan ke Xi Men Ding dan Raohe Night Market . Silakan simak foto-fotonya ya. Hari ini aku lebih siap lagi menjelajahi Taipei. Kami rencana akan mengunjungi Chiang Kai Shek Memorial Hall. Kebetulan tidak terlalu jauh dari hotel, cukup naik bis sekali saja. Walaupun pagi-pagi sudah gerimisan, tidak mengurangi antusias aku dan Wawa. Cuaca pun lumayan dingin karena hujan yang lembab. Untungnya bis cepat datang sehingga kami bisa langsung naik. Sambil menikmati pemandangan sepanjang perjalanan, aku juga mengikuti perjalanan bis dengan menggunakan Google maps sehingga tahu di mana kami harus turun. Saat turun bis masih gerimisan aja. Tapi perjalanan kaki menuju Chiang Kai Shek Memorial Hall tidak terlalu jauh.  Sampai di situ sudah terlihat banyak orang berfoto-foto di gerbang masuk. Cuaca tidak terlalu bersahabat, jadi fotonya cuma lumayan aja. Perlu Photoshop sedikit supaya lebih sip sip nantinya. 😆 Chiang Kai Shek Memorial Hall terdiri dari beber...

Dihitung-hitung hari ini sebenarnya merupakan hari ketiga di Taipei, tapi hari pertama kami sampai di situ sudah malam sekali jadi hilang satu hari. Hari ini cuaca agak mendingan. Tidak hujan lagi tapi masih mendung. Jadi setelah makan pagi ala kadarnya yang dibeli Wawa pas doi keluar jogging, kami pun bersiap keluar menjelajahi daerah sekitar hotel kami. Tujuan utama adalah Cheng Zhong Market yang katanya menjual berbagai pernak pernik. Dari hotel sekitar 10 menitan jalan kaki pun kami tiba di pasar tersebut. Daerah tersebut memang terdapat banyak pertokoan. Pasarnya tersembunyi di sebuah jalan kecil. Kiri kanan terdapat toko dan juga barang-barang yang digelar di luar toko. Mengingatkan aku akan Pasar Petak Sembilan jaman dulu kala. Atau seperti Pasar Pagi Pratunam ? 😁 Aku ngga ada foto-foto pribadi dari pasar ini. Nanti aku akan mencoba mengikutkan beberapa foto dari Google maps. Dari pasar ini, aku membeli dua buah sapu tangan untuk oleh-oleh. Baju-baju di sini harganya terjangkau...

Semalam biarpun capek tidur sama sekali serba salah. Bergerak sedikit berasa sakit. Akhirnya sekitar pukul 5:30 aku udah melek. Lagipula di luar sudah terang sih.  Aku berpikir semalaman kalau aku mau mencari ahli akupuntur untuk membantu memulihkan otot punggung. Tapi pas aku sampaikan niatku ke Wawa, doi bilang hati2 kuatir nanti malah lebih parah. Karena diberi peringatan begitu aku jadi urung hati. Soalnya dari pengalaman sebelumnya kadang aku merasa aku terlalu terburu-buru mengambil keputusan sehingga menyesal di kemudian hari. Ya sudah, aku putuskan untuk istirahat aja hari ini. Lagipula langit mendung dan hujan gerimis. Kami merundingkan bagaimana mencari makan pagi. Wawa bilang dia bisa keluar mencari makan. Tapi kemudian kami putuskan untuk mencoba Food Panda. Karena Food Panda katanya adalah pengantar makanan yang populer di Taiwan. Jadi kayak Grab/Go Food di Indonesia deh. Pilihannya banyak sekali dan memusingkan. Akhirnya kami memilih sejumlah makanan yang sudah lama p...

Kali ini dalam perjalanan ke Vancouver, aku dan Wawa akan mampir dulu di Taipei, Taiwan selama beberapa hari. Ide itu muncul saat kami sedang merencanakan perjalanan ke Vancouver tahun lalu. Untuk perjalanan jauh ada baiknya tiket dibooking sejak jauh hari untuk menghindari lonjakan harga. Dari bandara Soetta, kami berangkat sekitar pukul 14:30. Tiba di bandara Tao Yuan sudah pukul 9 lewat. Ada perbedaan waktu 1 jam antara Taiwan dengan Jakarta. Begitu selesai dengan imigrasi dan bagasi, kami mencari ATM untuk mendapatkan uang tunai. Soalnya kami harus naik kereta menuju kota Taipei. Bandara Tao Yuan dengan Taipei jaraknya sekitar 40 km. Untuk mencapai Taipei kami bisa menggunakan kereta atau pun bis. Kereta terakhir dari Terminal 2 Taoyuan Airport adalah pukul 22:55. Saat kami antri tiket sudah mendekati pukul 22:45. Jadi aku agak kuatir begitu sampai di peron keretanya baru saja berangkat karena kami agak ragu-ragu apakah itu kereta yang benar. 😅 Makanya aku lega sekali begitu melih...

Resto Angke yang satu ini waktu baru dibuka kayaknya sempat viral banget. Heboh karena ukurannya yang luas dengan dekor yang oriental banget. Lokasinya di PIK 2 yang notabene sebenarnya sudah di Tangerang walaupun embel-embelnya PIK. Jadi memang lumayan jauh sih. Untuk acara spesial seperti pesta ultah atau sangjit mungkin boleh kali ya. Atau pun pesta lainnya yang melibatkan grup besar karena mereka memiliki berbagai private room. Karena hari itu kami cuma berlima jadi kami cuma bisa duduk di ruangan biasa. 😁 Pesanan kami berupa lindung cah fumak, sapo tahu, kuah ikan gurame dan tahu, kailan cah sapi dan ayam goreng kering. Porsinya untuk ukuran M ternyata cukup besar sehingga ujung-ujungnya kami harus membawa pulang beberapa macam sayur yang tidak dapat dihabiskan. Tempatnya sih cakep ya dengan tema oriental gitu. Tapi terus terang makanannya kalau menurut aku sih biasa aja. Angke Heritage Jl. M.H Thamrin Kav DJ-09, Salembaran, Kec. Kosambi,  Kabupaten Tangerang, Banten 15214 Te...