Kuching Food Festival - Kuching, Malaysia


Pertama kali aku dan Wawa melihat pamflet mengenai food festival di daerah dekat Airbnb di Riverine. Waktu itu masih sekitar 10 hari sebelum festival dimulai. Aku dan Wawa mencari tahu mengenai festival ini. Sebenarnya lokasi festival di MBKS (Majelis Bandaraya Kuching Selatan) itu letaknya dekat dengan Riverine. Tapi saat festival dimulai kami sudah akan pindah ke bagian lain dari Kuching.

Tapi tak apalah karena masih bisa ngeGrab ke situ. Sepertinya acaranya bakal seru karena merupakan acara tahunan. Setidaknya pas aku google tahun lalu sudah ada food festival ini di lokasi yang sama juga. Tahun ini akan berlangsung dari tanggal 25 Juli sampai tanggal 17 Agustus.



Dari beberapa artikel yang aku baca mengenai festival ini kelihatannya akan merupakan acara yang cukup besar dengan melibatkan 324 kedai terdiri dari 320 kedai makanan, 3 kedai minuman bir dan 1 kedai minuman biasa. Dari jumlah tersebut kelihatan bahwa makanannya akan bervariasi mulai dari etnis Dayak, Malay dan juga berbagai etnis Chinese seperti Hakka, Teocheow, dll.


Saat aku dan Wawa berkunjung adalah hari Sabtu pertama sejak festival dibuka. Jadi kebayang donk jumlah pengunjungnya. Banyak sekali dan aku juga Wawa merasa jumlah kursi dan meja ngga sebanding. Sehingga susah sekali mencari tempat duduk. Terkadang pas ketemu meja ternyata meja tersebut sudah di"booking" oleh satu atau dua orang yang merupakan bagian dari rombongan 10 orang.

Tapi biarpun begitu aku dan Wawa masih bisa menikmati beberapa makanan. Yang pertama kami coba adlah sate ayam dan sate sapi dari kedai Satay Sui. Satenya enak seperti layaknya sate gagrak Malaysia. Sate gagrak Malaysia cenderung lebih manis karena sudah dimarinasi dulu sebelum dipanggang. Beda dengan sate Madura dari Indonesia yang langsung dipanggang.

Kemudian Wawa bilang yuk coba omelet tiram ala Teocheow. Kebetulan aku juga penasaran apakah rasanya sama dengan yang di Thailand. Di Kuching Food Festival ini terdapat beberapa kedai yang menjual omelet tiram.


Ternyata gagrak Tiociu di kedai ini beda dengan yang di Thailand. Yang di Thailand lebih lengket. Juga beda dengan yang di Taiwan yang sudah dibumbui. Tapi aku tetap lebih suka dengan gagrak Penang.



Kemudian Wawa mencoba nasi babi ala Taiwan dan aku mencoba roti panggang isi lada hitam. Aku pernah mencoba roti panggang ini dan aku merasa yang ini terlalu asin jadi kurang bisa dinikmati.






Comments

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Which Star Are You From ?

Belanja lewat Yesstyle