Skip to main content

Bermalam di T4 Changi Airport - Singapura

Perjalanan balik ke Vancouver, Kanada dari Chiang Rai harus melalui Bangkok dan kemudian Singapura. Baru kemudian dari Singapura kita naik pesawat lagi melalui Hong Kong dan terakhir ke Vancouver. Supaya aman dan ngga usah dag dig dug ketinggalan pesawat kalo ada delay aku sengaja memberikan senggang waktu yang banyak antara pesawat kita dari Chiang Rai dan pesawat dari Singapura. Akibatnya kita harus bermalam di Singapura. Tadinya aku sempat melihat lihat kamar hotel di Singapur. Pesawat kita kalo ngga salah pukul 1 siang. Sedangkan kita mendarat di Changi pukul 8 malam. Tanggung ya, ngga sampai 24 jam. Bayar hotel juga lumayan. Jadi aku putuskan yok kita bermalam di Changi.

Nginep di Changi bukan pertama kali bagi aku dan Wawa. Baca di sini untuk pengalaman nginep di T2 Changi. Itu tahun 2013 ya, jadi udah pasti sekarang lebih oke lagi fasilitas di Changi. Yang beda selain terminalnya adalah waktu itu kita ngga keluar dari transit area - jadi masih di dalam. Sekarang berhubung kita ada cek in koper jadi harus menjemput koper di luar.



Begitu selesai mengambil koper, aku dan Wawa mencari makan. Dari jauh kelihatan food courtnya yang terang benderang. Food court ini letaknya di lantai 2 bagian kedatangan (arrival). Aku makan bakso kuah dengan bihun. Rasanya ngga seperti bakso di Indo tapi kuah panasnya cocok banget untuk perutku setelah seharian makan ala kadarnya. Sejak makan pagi di Chiang Rai dengan bakso kuah juga ha..ha.. habis itu cuma ngemil sana sini.

Selesai makan kita mulai ngiderin T4 cari tempat bobo. Ngga begitu berhasil kita pun bergerak menuju T3. Ada tempat-tempat yang agak sepi pengunjung tapi terang benderang dan ngga ada kursi yang nyaman. Setelah bolak balik ngiderin T3 akhirnya kita balik ke T4. Naik ke lantai yang lebih atas. Ketemu beberapa kursi sih tetapi ngga bisa untuk selonjoran. Lagipula entah kenapa tempat itu kok banyak keluarga dengan anak-anak yang berlarian. Berisik banget jadi biarpun ngantuk sekali, aku cuma sempat merem melek sedikit. Dari tempat kita istirahat tersebut kita bisa melihat ke bawah ke dalam terminal T4. Wah.. banyak kursi nyaman. Nyesel banget kenapa kita keluar. Kalo masih di dalam pasti lebih nyaman istirahatnya.

Akhirnya setelah lewat pukul 2 pagi keluarga tersebut (masih keluarga yang sama) dengan anak-anak yang berisik tersebut akhirnya pulang juga. Entah kenapa keluarga tersebut kok di airport sampai jam 2 pagi dan mereka ngga kelihatan seperti pelancong karena ngga bawa koper kok. Habis itu aku dan Wawa sempat bobo sedikit dengan menggunakan kereta dorong yang berisi koper kita sebagai tempat selonjoran kaki. Ngga nyaman sama sekali dan lumayan dingin. Untungnya aku punya 1 cardigan dan 1 baju tangan panjang ditambah handuk tipis.

Akhirnya setelah merem melek sedikit kita putuskan untuk bangun dan ngiderin T4 lagi. Sempat liat orang yang tiduran di lantai menggunakan jaket untuk menutup bagian wajah dan sebagian badan. Terus kita ke T2 dan menemukan McDonald di situ yang buka jadi kita putuskan untuk makan sedikit. Terutama pengen minuman hangat untuk menghangatkan badan.


Habis itu kita mencari tempat untuk mengepak koper. Kemudian setelah lewat pukul 7 mulai banyak orang yang lalu lalang, entah menjemput entah mengantar penumpang. Jadi aku berdua cuma cuci mata liatin orang aja.

Setelah food court T2 untuk pegawai buka sekitar pukul 8:30 kita sempat ke situ melihat makanan apa yang tersedia. Wawa terutama pengen makan nasi ayam hainam lagi. Tapi masih terlalu pagi jadi ngga banyak yang buka kecuali yang dagang makanan pagi dan minuman. Jadilah kita ngetem lagi di T2.

Sekitar pukul 11 kita makan siang di Kopitiam T3. Aku makan bubur dengan ayam dan Wawa memesan nasi ayam. Habis itu kita putuskan untuk membeli kue chiffon pandan. Soalnya koper kita termasuk kosong. Dan berhubung kita akan menempuh penerbangan internasional jadi kita boleh cek in gratis 2 koper.

Setelah cek in aku sempat membeli 2 botol sambal terasi. Dasar memang orang Indonesia ngga bisa liat sambal terasi. Tapi aku lupa bahwa sambal itu termasuk barang terlarang. Alhasil ke 2 botol tersebut disita. Sedih deh.. hik..hik. Kurang ajarnya si ibu-ibu tersebut ketawa melihat sambal terasi.

Pelajaran kali ini adalah :
Kalo mau bermalam di Changi jangan cek in koper. Karena kalo ngga cek in koper kamu bisa tinggal di dalam terminal dan ngga keluar sampai esok hari. Dalam terminal kursi-kursinya lebih nyaman untuk istirahat. Kursi di luar memang bukan untuk istirahat lebih dari 10 menit.

Seperti biasa kalo mau bermalam di airport selalu siap sedia baju hangat. Kalo ngga bawa jaket, paling ngga cardigan dengan tambahan baju lengan panjang dan kaos kaki. Kalo ada selimut atau handuk lebih lumayan lagi.

Terakhir kalo mau shopping, silakan shopping sebelum cek in supaya barang shopping tersebut bisa sekalian di cek in. Kecuali kamu yakin kalo barang-barang tersebut boleh dibawa dalam pesawat.

Comments

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Neighborhood house yang sudah diperbaiki Apa sih Hay Day ? Hay Day adalah games dari Supercell mengenai kehidupan pertanian, mulai dari menanam gandum, jagung sampai membuat keju, sushi, dll. Seru lho. Salah satu bagian dari Hay Day adalah partisipasi dalam Derby. Aku udah lumayan lama main Hay Day tapi belum pernah tau mengenai Derby jadi kali ini antusias banget. hihihi..Maklum masih newbie alias anak baru. Untuk ikutan Derby, pertama harus memperbaiki neighborhood house. Ongkosnya 10000 coin dan memakan waktu 24 jam. Habis itu bisa membentuk neighborhood sendiri dan mengajak teman atau keluarga untuk ikutan. Atau bisa join neighborhood lainnya. Coba liat link ini untuk membentuk neighborhood atau join neighborhood.

Which Star Are You From ?

Drama ini menceritakan Choi Seung Hee seorang sutradara yang baru saja kembali ke Korea setelah 3 tahun berusaha melupakan tunangannya yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dalam rangka mencari lokasi untuk film terbarunya, Seung Hee melanglang ke desa terpencil dan tidak sengaja bertemu Kim Bok Shil. Bok Shil begitu menyita perhatian Seung Hee karena doi mirip sekali dengan mendiang tunangannya yaitu Hye Soo. Singkat cerita Seung Hee dan kru akhirnya memulai syuting di desanya Bok Shil. Bok Shil pun bertemu dengan eksekutif Han Jeung Hoon yang adalah pemilik perusahaan yang membiayai pembuatan film tersebut. Jeung Hoon pun dulunya menyukai mendiang Hye Soo. Melalui JH ini Bok Shil akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaannya dan pindah ke Seoul. Karena pekerjaan barunya ini, Bok Shil menjadi lebih dekat dengan Seung Hee dan akhirnya mereka menjadi saling menyukai. Tidak disangka, Bok Shil ternyata adalah adik Hye Soo yang selama ini disangka meninggal dalam kebakaran restor

Perlu Ngga Beli Kartu SIM di Penang ?

Jawabannya tergantung keperluan teman-teman sekalian. ha..ha.. Sewaktu aku lagi bikin planning untuk jalan-jalan ke Penang, salah satu blog yang aku baca bilang jangan lupa beli kartu Digi setelah sampai di situ. Digi adalah salah satu provider GSM untuk Malaysia. Katanya sih Digi cakupannya lumayan bagus dengan harga terjangkau. Nah pas jalan kemarin itu aku masih belum bisa memastikan mau beli SIM card atau ngga. Tapi terus terang pas di Jakarta aku dibeliin SIM card XL Axiata yang lumayan banget pas buat jalan-jalan ke Bandung. Dipake untuk google maps lancar, padahal sampai ke Tangkuban Perahu segala. Ngga di kawahnya sih ya, tapi pas turun dikit gitu langsung dapat signal lagi.