Skip to main content

Day 2 : Namba dan Dotonbori

Karena jetlag biarpun rencana mau bobo paling ngga sampai jam 7:30 ternyata sekitar pukul 5 lewat dikit aku udah bangun. Selain jetlag, airbnb kita memiliki jendela besar yang pas malam pertama kita ngga sadar tirainya terbuka. Ternyata karena musim panas, jam 5 pagi udah terang bener bo.

Berhubung udah bangun jadi langsung mikir mau sarapan apa. Pilihan jatuh pada Ichiran Ramen yang buka 24 jam dan letaknya di daerah Dotonbori. Kita memang udah bikin itinerary untuk menghabiskan waktu di Dotonbori dan Namba.

Setelah perut penuh kita melanjutkan tujuan berikutnya dalam daftar kita. Memang sebagian besar itinerary kita untuk perjalanan ke Jepang ini berkisar kuliner doank. ha..ha..Begitu sampai di tempat cheesecake Rikuro itu ternyata masih sepi karena memang baru buka ya. Kita membeli satu loyang cheesecake itu karena memang ngga bisa beli sepotong sepotong. Harganya kalo ngga salah 695 yen.



Setelah dapat kue langsung kita jalan lagi mencari tempat duduk. Aku ngga yakin kalo tempat tersebut ada kafenya jadinya kita rencana jalan untuk mencari tempat untuk bisa menikmati kue itu. Balik lagi kita menuju ke daerah Dotonbori. Kebetulan di daerah itu memang ada tempat-tempat yang bisa dipakai untuk duduk. Dan berhubung baru sekitar jam 10 pagi jadinya belum banyak toko yang buka dan belum banyak pengunjungnya.

Setelah ramen dan cheesecake perut pun sudah penuh. Aku dan Wawa memutuskan untuk ngga makan siang. Setelah ngadem di pinggiran kanal Dotonbori sambil cuci mata melihat pengunjung lalu lalang dan keluar masuk toko dan restoran di sepanjang kanal tersebut.

Puas cuci mata kita lanjutkan dengan berjalan kaki ke arah Kuromon Market. Kuromon Market ini merupakan pasar seafood di mana banyak turis yang doyan seafood bisa mencoba sushi, tiram bakar, sate cumi, dll. Tapi berhubung kita masih kenyang jadi kita ngga beli apa-apa di sini.

Dari Kuromon Market kita jalan balik ke arah Dotonbori. Ngga jauh bener sih sekitar 15 menitan deh. Tapi berhubung hari semakin siang dan juga panas kita sempat ngadem di sebuah mal yang lumayan dekat ke kanal Dotonbori. Tapi mal ini kecil dan ngga banyak tempat menariknya. Jadi setelah lumayan adem kita balik ke Dotonbori untuk mencoba takoyaki di Creo-ru yang katanya merupakan salah satu tempat populer untuk takoyaki. Sekalian ngadem lagi.

Kemudian kita mampir ke Little Osaka Omiyage market. Toko ini menjual cinderamata khas Osaka. Berbagai makanan kecil, kue, coklat dan pernak pernik yang cocok untuk oleh-oleh. Di sini aku membeli kue kering strawberry sama rainbow giant glico.

Kita balik ke kanal Dotonbori lagi. Di pinggir kanal ini terdapat tempat-tempat duduk yang enak untuk nongkrong sambil cuci mata melihat berbagai macam orang lalu lalang. Juga di kanal dilalui perahu-perahu wisata yang penumpangnya naik dan turun dekat dengan toko Donquijote yang terkenal itu.

Oh ya kita juga mampir di Donki (Donquijote) untuk membeli sebuah tas karena koper kita isinya memang sudah penuh sejak kita meninggalkan Amrik. Itu pun sebelum belanja souvenir. Tas yang kita beli di Donki harganya sekitar 1900 yen. Ini bukan koper lho, tapi tas dengan ritsleting biasa tapi berhubung bakal dipakai untuk mengisi baju jadi bisa muat banyak.

Sebelum pulang hari itu kita mampir ke Houzenji Sanpei di daerah Dotonbori untuk makan malam. Houzenji Sanpei terkenal dengan okonomiyaki. Tempatnya mungil dan katanya harus nunggu kalo lagi rame. Jadilah kita makan malam lebih pagi sekitar pukul 6.

Selesai makan malam kita sempat balik ke kanal Dotonbori pengen nungguin lampion yang berjejeran dinyalakan dan juga reklame Glicoman yang terkenal itu dinyalakan lampunya. Tapi sampai hampir pukul 8 tetep aja gelap. Sebel. Kita pun pulang.

Kita pulang lewat stasiun Namba (Midosuji Line). Kita mampir dulu ke konter penjualan tiket untuk membeli Osaka Eco Pass. Gampang kok, cukup google gambarnya kemudian tunjukkan ke petugas. Mereka bisa bicara sedikit bahasa Inggris kok. Nanti aku bahas Eco Passnya tersendiri ya.

Baca yang ini untuk informasi lainnya mengenai Osaka :
https://www.tsunagujapan.com/an-eating-and-walking-guide-to-osaka-5-things-you-shouldnt-miss/
Kuromon market
Jalanan di Dotonbori
Donquijote alias Donki - toko serba ada yang lokasinya di Kanal Dotonbori 
Kanal Dotonbori dengan berbagai toko dan antrian manusia
Perahu yang penuh dengan wisatawan baru akan mulai perjalanan

Kuromon Ichiba  (Kuromon Market)
2-4-1 Nipponbashi, Chuo-ku, Osaka Nipponbashi
http://kuromon.com/en.php (English)
http://kuromon.com/index.php (Japanese)

Little Osaka Omiyage Market (Glico-ya)
1-7-21 Dōtonbori, Chūō-ku, Osaka Namba
06-6484-0240
http://www.ezaki-glico.net/glicoya/shop10.html (Japanese)

Comments

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Neighborhood house yang sudah diperbaiki Apa sih Hay Day ? Hay Day adalah games dari Supercell mengenai kehidupan pertanian, mulai dari menanam gandum, jagung sampai membuat keju, sushi, dll. Seru lho. Salah satu bagian dari Hay Day adalah partisipasi dalam Derby. Aku udah lumayan lama main Hay Day tapi belum pernah tau mengenai Derby jadi kali ini antusias banget. hihihi..Maklum masih newbie alias anak baru. Untuk ikutan Derby, pertama harus memperbaiki neighborhood house. Ongkosnya 10000 coin dan memakan waktu 24 jam. Habis itu bisa membentuk neighborhood sendiri dan mengajak teman atau keluarga untuk ikutan. Atau bisa join neighborhood lainnya. Coba liat link ini untuk membentuk neighborhood atau join neighborhood.

Which Star Are You From ?

Drama ini menceritakan Choi Seung Hee seorang sutradara yang baru saja kembali ke Korea setelah 3 tahun berusaha melupakan tunangannya yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dalam rangka mencari lokasi untuk film terbarunya, Seung Hee melanglang ke desa terpencil dan tidak sengaja bertemu Kim Bok Shil. Bok Shil begitu menyita perhatian Seung Hee karena doi mirip sekali dengan mendiang tunangannya yaitu Hye Soo. Singkat cerita Seung Hee dan kru akhirnya memulai syuting di desanya Bok Shil. Bok Shil pun bertemu dengan eksekutif Han Jeung Hoon yang adalah pemilik perusahaan yang membiayai pembuatan film tersebut. Jeung Hoon pun dulunya menyukai mendiang Hye Soo. Melalui JH ini Bok Shil akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaannya dan pindah ke Seoul. Karena pekerjaan barunya ini, Bok Shil menjadi lebih dekat dengan Seung Hee dan akhirnya mereka menjadi saling menyukai. Tidak disangka, Bok Shil ternyata adalah adik Hye Soo yang selama ini disangka meninggal dalam kebakaran restor

Perlu Ngga Beli Kartu SIM di Penang ?

Jawabannya tergantung keperluan teman-teman sekalian. ha..ha.. Sewaktu aku lagi bikin planning untuk jalan-jalan ke Penang, salah satu blog yang aku baca bilang jangan lupa beli kartu Digi setelah sampai di situ. Digi adalah salah satu provider GSM untuk Malaysia. Katanya sih Digi cakupannya lumayan bagus dengan harga terjangkau. Nah pas jalan kemarin itu aku masih belum bisa memastikan mau beli SIM card atau ngga. Tapi terus terang pas di Jakarta aku dibeliin SIM card XL Axiata yang lumayan banget pas buat jalan-jalan ke Bandung. Dipake untuk google maps lancar, padahal sampai ke Tangkuban Perahu segala. Ngga di kawahnya sih ya, tapi pas turun dikit gitu langsung dapat signal lagi.