Skip to main content

Day 4: Naik Shinkansen ke Tokyo dan Sekitar Shinjuku

Hari Rabu pagi aku bangun dan beberes. Tadinya kita rencana mau mampir makan pagi dalam perjalanan menuju ke stasiun. Tapi Wawa mengusulkan gimana kalo kita keluar makan dulu kemudian balik mengambil koper. Boleh juga apalagi di luar rada rintik-rintik. Jadilah kita jalan menggunakan payung menuju Matsuya yang letaknya cuma sekitar 5 menit jalan kaki.

Silakan baca pengalaman makan pagi ala tradisional Jepang di Matsuya melalui link di atas ya.

Habis makan kita mampir di Family Mart yaitu semacam mini mart gitu. Jadi di sekitar apartemen kita ada sekitar 3 merek mini mart. Ini baru sekitar radius 1 km dari stasiun Shin Osaka lho. Dari 3 merek itu yaitu Lawson, Family Mart sama 7 Eleven tapi jumlah tokonya ada sekitar 4. ha..ha.. Pokoknya ngga usah kuatir kekurangan mini mart deh.



Habis beli sedikit makanan kecil dan minuman untuk bekal di kereta nanti kita pun pulang. Ambil koper, tinggalin kunci dan berbekal payung kita pun keluar lagi menuju ke stasiun. Eh, baru sekitar 10 meter dari apartemen kita mendengar suara dari belakang. Belum sempat menengok ternyata ada seorang perempuan lumayan tua sekitar 60an deh. Doi menyodorkan payung untuk kita. Aku dan Wawa berusaha menjelaskan kalo kita ngga akan balik karena kita akan pergi ke Tokyo. Tapi si ibu tersebut tetap aja menyodorkan payung sambil nyerocos bahasa Jepang. Akhirnya kata terakhir dari si ibu tersebut adalah presento (yang aku tafsirkan sebagai present alias hadiah). Aku pun menerimanya dan menyerukan arigato gozaimasu (terima kasih banyak). Ah, sang ibu yang baik hati.

Naik Shinkansen
Sesampai di stasiun kita sempat berdiri sejenak menyaksikan bagaimana orang-orang memasuki gerbang Shinkansen. Karena seperti yang kalian liat, karcis kereta tersebut termasuk kecil. Tapi harganya lumayan gede (14500 yen - IDR1,7450,000) jadi ngga pengen karcis tersebut nyangkut ntar gimana donk ? Setelah pede kita pun ikutan melewati gerbang karcis dengan memasukan karcis tersebut dan mengambilnya kembali di ujung berikutnya setelah melewati gerbang.

Bagian dalam stasiun yang gede itu hampir sama seperti airport. Terdapat papan pengumuman gede dengan nomor kereta dan nomor peron. Dan tergantung nomor gerbang (car number) ternyata ada eskalator yang berbeda rupanya karena peronnya lumayan panjang.
Lagi nunggu di peron - lihat papan pengumuman untuk kereta


Ikebukuro
Shinkansen yang kita tumpangi berakhir di stasiun Tokyo. Dari situ kita menggunakan suica card dan menggunakan kereta subway kita pun menuju Ikebukuro. Dari stasiun tersebut untuk menuju ke Sunshine City Alpa (lokasi Pokemon Center) adalah mengambil exit 35. Tapi kita akan mencari ramen Ippudo dulu. Jadi setelah kesasar lumayan jauh akhir ketemu juga ramen Ippudo.

Silakan baca posting mengenai ramen Ippudo.

Setelah selesai makan baru kita balik ke stasiun lagi dan mencari exit 35 menuju Sunshine City Alpa. Banyak sekali orang yang berjalan kaki jadi kita sekedar ngikutin aja. Setelah keluar jalanan lagi kita melalui deretan toko-toko baru setelah keliatannya hampir di ujung jalan baru ada tanda-tanda Sunshine City yang ternyata harus turun ke bawah lagi (basement) kemudian jalan sekitar 500 meter kali. Tapi banyak orang kok.

Setelah kita muncul lagi di satu mall. Di sini tuh tokonya model seperti Mal ITC Mangga Dua gitu. Banyak baju dan pernak pernik. Tapi berhubung aku lagi ngga minat shopping dan setelah selesai di Pokemon Center udah harus buru-buru balik untuk cek-in makanya aku ngga ada banyak waktu. Kayaknya tempat itu namanya Sunshine 60 Dori yang katanya enak untuk shopping baju dan sepatu. Jadi yang pengen shopping coba deh cek ke situ.

Kemudian kita balik ke stasiun Ikebukuro lagi untuk mengambil koper yang kita titipkan di salah satu mesin penitipan. Ongkosnya 700 yen. Lumayan banget daripada harus menggeret koper dan naik turun tangga.

Apartemen Airbnb
Kita kemudian naik subway lagi menuju stasiun Higashi Shinjuku. Mengikuti petunjuk dari Airbnb kita pun sampai dengan selamat di apartemen. Kaki tuh udah capek banget apalagi punggung. Kok bisa ya ?

Tapi kita masih belum beli Tokyo Subway Pass karena ngga sempat liat Bic Camera. Jadi setelah liat-liat informasi dan mencari tau toko Bic Camera yang mana yang dekat kita pun keluar lagi.

Untuk cerita detil mengenai Tokyo Subway Pass silakan baca di sini.

Shinjuku dari ujung ke ujung
Setelah mendapatkan kartu Tokyo Subway tersebut tadinya kita pengen makan di dekat-dekat situ. Secara kaki tuh udah capek. Tapi beberapa resto di situ udah penuh dan kita malas menunggu.

Dengan menggunakan kartu Tokyo Subway tersebut kita pun balik ke stasiun Higashi Shinjuku. Niatnya mencari makan yang dekat-dekat situ aja. Memang dekat situ terdapat beberapa restoran tapi mereka kebanyakan menawarkan daging panggang (bbq - kalo ngga salah ala korea).

Kemudian kita sempat melewati Don Quijote Shinjuku yang letaknya rada dekat ke sebuah jalanan kecil. Tapi di jalanan kecil itu terdapat banyak sekali restoran ala Korea. Baru belakangan aku tahu bahwa daerah itu memang banyak restoran Korea karean udah dekat dengan stasiun Shin Okubo yang katanya memang merupakan Little Korea-nya daerah Tokyo.

Malam itu akhirnya kita makan di sebuah restoran Chinese food. Duh ?? Kok makan Chinese food di Jepang ? Memang salah kita juga sih ya. Tertarik dengan resto tersebut karena mereka menawarkan semacam tumis sayur gitu. Tapi begitu masuk menunya ternyata ngga bergambar dan ngga ada bahasa Inggris. Udah itu pengunjung dibolehkan merokok. Pokoknya serba ngga enak deh. Makanannya lumayan tapi kita merasa diketok dengan harga es teh yang harganya sekitar 300 yen/orang. Nasib deh.

Pulang ke apartemen dan tidur lelap karena capek.

Daerah Shinjuku dengan lampu gemerlapan dan penuh lautan manusia
Tokyo Subway Pass yang harganya 800 yen dan berlaku 24 jam.

Comments

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Neighborhood house yang sudah diperbaiki Apa sih Hay Day ? Hay Day adalah games dari Supercell mengenai kehidupan pertanian, mulai dari menanam gandum, jagung sampai membuat keju, sushi, dll. Seru lho. Salah satu bagian dari Hay Day adalah partisipasi dalam Derby. Aku udah lumayan lama main Hay Day tapi belum pernah tau mengenai Derby jadi kali ini antusias banget. hihihi..Maklum masih newbie alias anak baru. Untuk ikutan Derby, pertama harus memperbaiki neighborhood house. Ongkosnya 10000 coin dan memakan waktu 24 jam. Habis itu bisa membentuk neighborhood sendiri dan mengajak teman atau keluarga untuk ikutan. Atau bisa join neighborhood lainnya. Coba liat link ini untuk membentuk neighborhood atau join neighborhood.

Which Star Are You From ?

Drama ini menceritakan Choi Seung Hee seorang sutradara yang baru saja kembali ke Korea setelah 3 tahun berusaha melupakan tunangannya yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dalam rangka mencari lokasi untuk film terbarunya, Seung Hee melanglang ke desa terpencil dan tidak sengaja bertemu Kim Bok Shil. Bok Shil begitu menyita perhatian Seung Hee karena doi mirip sekali dengan mendiang tunangannya yaitu Hye Soo. Singkat cerita Seung Hee dan kru akhirnya memulai syuting di desanya Bok Shil. Bok Shil pun bertemu dengan eksekutif Han Jeung Hoon yang adalah pemilik perusahaan yang membiayai pembuatan film tersebut. Jeung Hoon pun dulunya menyukai mendiang Hye Soo. Melalui JH ini Bok Shil akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaannya dan pindah ke Seoul. Karena pekerjaan barunya ini, Bok Shil menjadi lebih dekat dengan Seung Hee dan akhirnya mereka menjadi saling menyukai. Tidak disangka, Bok Shil ternyata adalah adik Hye Soo yang selama ini disangka meninggal dalam kebakaran restor

Perlu Ngga Beli Kartu SIM di Penang ?

Jawabannya tergantung keperluan teman-teman sekalian. ha..ha.. Sewaktu aku lagi bikin planning untuk jalan-jalan ke Penang, salah satu blog yang aku baca bilang jangan lupa beli kartu Digi setelah sampai di situ. Digi adalah salah satu provider GSM untuk Malaysia. Katanya sih Digi cakupannya lumayan bagus dengan harga terjangkau. Nah pas jalan kemarin itu aku masih belum bisa memastikan mau beli SIM card atau ngga. Tapi terus terang pas di Jakarta aku dibeliin SIM card XL Axiata yang lumayan banget pas buat jalan-jalan ke Bandung. Dipake untuk google maps lancar, padahal sampai ke Tangkuban Perahu segala. Ngga di kawahnya sih ya, tapi pas turun dikit gitu langsung dapat signal lagi.