Skip to main content

Caper Jepang : hari 1 di Tokyo

- Pemandangan ke arah Tokyo Tower saat matahari mulai terbit -
Setelah tertunda lebih dari 12 jam, sampai juga aku dan Wawa di Tokyo Narita. Kita menggunakan Vanilla Air jadi harus menggunakan bis untuk menuju terminal. Dari situ kita berjalan sekitar 5 menitan menuju terminal 2 supaya bisa menggunakan kereta menuju ke daerah Asakusa.

Setelah sampai di terminal 2 yang banyak banget orangnya langsung mata kita jelalatan mencari petunjuk menuju kereta. Kita mempunyai pilihan untuk naik kereta atau bis menuju Tokyo. Tapi dari berbagai pilihan yang tersedia aku menganggap pilihan yang paling ekonomis untuk tujuan kita di Asakusa adalah kereta Keisei Access Express.

Harus diingat bahwa Narita Express (N'ex) yang populer itu karena biasanya dipakai pemegang JR pass merupakan kereta ekspress khusus ke Narita dengan tempat khusus untuk menaruh bagasi. Karena merupakan kereta ekspress makanya harganya pun lebih mahal tapi tentu saja waktu tempuhnya lebih singkat.



Kalo ingin berhemat, ngga terburu-buru dan bawaan ngga terlalu banyak mungkin bisa naik kereta seperti Keisei Access Express. Silakan simak jalurnya di www.keisei.co.jp. Keisei Access Express ini adalah kereta dengan perhentian terbatas jadi mereka ngga berhenti di setiap stasiun jadi lebih cepat. Salah satu perhentiannya adalah Asakusa. Berhubung hotel kita di daerah Asakusa maka aku putuskan untuk menggunakan kereta ini. Tapi berbeda dengan N'ex, kereta ini tidak memiliki tempat bagasi jadi harus menggeret koper berdesakan dengan penumpang lainnya. Kalo kopernya banyak bisa repot.

Silakan baca postingku mengenai pengalaman dengan Keisei Skyliner. Jangan lupa tips kalo mau menggunakan Keisei Skyliner sekaligus Tokyo Subway Pass. Yang ini hampir setara dengan Narita Express.

Balik ke Keisei Access Express, silakan google sebelum menuju konter Keisei jadi bisa nunjukim gambarnya kepada petugas konter. Kali-kali aja mereka tidak mengerti. Aku terburu-buru pas di Narita jadi ngga sempat mengambil foto. Tapi perhatikan namanya Keisei pasti bisa ketemu kok. Setelah mendapatkan tiket dan berbekal informasi dari petugas konter kita pun masuk ke stasiun dengan menggunakan tiket mungil.

Setelah naik ke kereta tersebut yang kebetulan ngga terlalu rame aku mulai sempat bernapas lega. Mulai keluarin hp dan mempelajari aplikasi Hyperdia yang aku pasang untuk perjalanan ke Jepang ini. Aplikasi Hyperdia ini sangat membantu untuk melihat jadwal kereta selama menjelajahi Jepang. Google Maps cukup bagus untuk perjalanan di dalam kota seperti misalnya di Tokyo. Tapi untuk perjalanan dari Tokyo ke Odawara misalnya aku merasa Hyperdia lebih cocok karena memberikan lebih banyak pilihan dibandingkan Google Maps.

Balik ke Hyperdia, setelah mencocokkan jam aku menyimpulkan bahwa kereta yang kita tumpangi itu adalah kereta komuter biasa. Berarti berhenti di setiap stasiun. Artinya lebih lama sekitar 15 menitan deh. Nasib. Ah ngga papa lah yang penting sudah di kereta. Kita melewati berbagai stasiun mulai dari yang sepi penumpang sampai akhirnya kelihatan bahwa kita sudah berada di tengah kota. Ngga lama aku mendengar nama stasiun kita diumumkan. Biarpun bingung karena aku pikir kita masih harus ganti kereta, aku buru-buru bilang sama Wawa untuk turun.

Sampai di permukaan jalan kita celingukan mencari makanan. Berhubung pada saat itu udah jam 7 lewat. Terakhir makan sewaktu di Taipei jam 9:30 pagi. Selebihnya cuma biskuit. Jadi perut udah keriukan minta diisi.
- Makan malam di Matsuya -

- Makan malam di Matsuya -

Untunglah ada sebuah Matsuya yang kita udah pernah coba sebelumnya. Matsuya itu mirip-mirip dengan Yoshinoya jadi resto waralaba yang menu utamanya adalah daging sapi masak yang disajikan sebagai topping di atas nasi. Harganya terjangkau sekitar 500-600 yen per porsi.

Habis perut terisi kita pun melanjutkan mencari hotel yang ternyata lumayan dekat sekitar 5 menit jalan kaki dari Matsuya. Ulasan mengenai hotel Amanek Asakusa bisa disimak terpisah di sini.

Perincian biaya hari pertama di Jepang (Tokyo)




Comments

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Neighborhood house yang sudah diperbaiki Apa sih Hay Day ? Hay Day adalah games dari Supercell mengenai kehidupan pertanian, mulai dari menanam gandum, jagung sampai membuat keju, sushi, dll. Seru lho. Salah satu bagian dari Hay Day adalah partisipasi dalam Derby. Aku udah lumayan lama main Hay Day tapi belum pernah tau mengenai Derby jadi kali ini antusias banget. hihihi..Maklum masih newbie alias anak baru. Untuk ikutan Derby, pertama harus memperbaiki neighborhood house. Ongkosnya 10000 coin dan memakan waktu 24 jam. Habis itu bisa membentuk neighborhood sendiri dan mengajak teman atau keluarga untuk ikutan. Atau bisa join neighborhood lainnya. Coba liat link ini untuk membentuk neighborhood atau join neighborhood.

Which Star Are You From ?

Drama ini menceritakan Choi Seung Hee seorang sutradara yang baru saja kembali ke Korea setelah 3 tahun berusaha melupakan tunangannya yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dalam rangka mencari lokasi untuk film terbarunya, Seung Hee melanglang ke desa terpencil dan tidak sengaja bertemu Kim Bok Shil. Bok Shil begitu menyita perhatian Seung Hee karena doi mirip sekali dengan mendiang tunangannya yaitu Hye Soo. Singkat cerita Seung Hee dan kru akhirnya memulai syuting di desanya Bok Shil. Bok Shil pun bertemu dengan eksekutif Han Jeung Hoon yang adalah pemilik perusahaan yang membiayai pembuatan film tersebut. Jeung Hoon pun dulunya menyukai mendiang Hye Soo. Melalui JH ini Bok Shil akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaannya dan pindah ke Seoul. Karena pekerjaan barunya ini, Bok Shil menjadi lebih dekat dengan Seung Hee dan akhirnya mereka menjadi saling menyukai. Tidak disangka, Bok Shil ternyata adalah adik Hye Soo yang selama ini disangka meninggal dalam kebakaran restor

Perlu Ngga Beli Kartu SIM di Penang ?

Jawabannya tergantung keperluan teman-teman sekalian. ha..ha.. Sewaktu aku lagi bikin planning untuk jalan-jalan ke Penang, salah satu blog yang aku baca bilang jangan lupa beli kartu Digi setelah sampai di situ. Digi adalah salah satu provider GSM untuk Malaysia. Katanya sih Digi cakupannya lumayan bagus dengan harga terjangkau. Nah pas jalan kemarin itu aku masih belum bisa memastikan mau beli SIM card atau ngga. Tapi terus terang pas di Jakarta aku dibeliin SIM card XL Axiata yang lumayan banget pas buat jalan-jalan ke Bandung. Dipake untuk google maps lancar, padahal sampai ke Tangkuban Perahu segala. Ngga di kawahnya sih ya, tapi pas turun dikit gitu langsung dapat signal lagi.